Identitas Buku
Judul          : Agama Agenda Demokrasi dan Perubahan Sosial
Penulis        : Muhammad Julijanto, S.Ag., M. Ag
Penerbit       : Deepublish (Grub Penerbitan CV Budi Utama)
Tahun terbit   : Februari 2015
Hasil Review
Bagian 1 Agama Pencerahan dan Kesejahteraan
Sub Bab "Ramadhan Momentum Taubat Pemimpin Rakyat"
Ramadhan adalah salah satu bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim dikarenakan bulan tersebut bisa dikatakan bulan penuh kemuliaan karena pahala dilipatgandakan serta juga penuh ampunan karena Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang memohon ampun kepada-Nya dan mengampuni dosa hamba-Nya yang mau bertaubat. Pintu taubat terbuka lebar untuk orang-orang yang merasa sudah jauh dan tidak merasa nikmat dari-Nya.
Allah berfirman yang berbunyi: "Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan yang dosa atau berbuat dhalim terhadap dirinya sendiri, maka mereka menyebut (berdzikir) kepada Allah seraya memohon ampunan atas segala dosa-dosanya" (QS. Ali Imran [3]: 133). Manusia dilahirkan dengan akal dan nafsu, akal menuntun pada perbuatan baik, sedangkan nafsu menuntun pada perbuatan kurang baik. Sebagai manusia, kita tentu tidak bisa lepas dari dosa, namun Allah tetap memerintahkan kita untuk memohon ampun kepada-Nya dan segera bertaubat.
Dalam konteks berbangsa, terkait dengan persoalan publik, banyak pelaku yang sadar akan perbuatan buruk namun belum mendapat hidayah, sehingga meski masih mempunyai akal dan fikiran, mereka hanya akan mencari jalan keluar dengan memperburuk suasana. Seperti yang telah terjadi sebelumnya yaitu ledakan bom, rencana pembunuhan dan kejadian lainnya yang memakan banyak korban jiwa.
Dalam urusan politik pun, nilai-nilai agama harus menjadi landasan agar kebijakan publik selalu membawa kebaikan. Apalagi politik itu berdasarkan kekuasaan, sehingga niat berpolitik harus ikhlas demi memperbaiki kondisi masyarakat yang menyimpang dari nilai-nilai luhur kemanusiaan. Kekuasaan harusnya tidak lain digunakan untuk menjaga keadilan, memperbaiki segala bentuk penyimpangan, serta memperjuangkan keadilan.
Bertaubat itu dapat dilakukan oleh siapapun, tanpa mengenal usia maupun jabatannya. Jika sudah terjerumus dengan hal yang tidak benar, baik itu pemimpin atau rakyat, para penegak hukum, para pedagang atau penguasaha, apalagi seorang pemimpin. Karena seorang pemimpin harus bisa berlaku adil dan mengayomi rakyatnya, sesuai dengan amanat yang sudah dipercayakan untuknya. Maka bulan ramadhan yang disebut dengan bulan penuh dengan kemuliaan itu bisa digunakan sebagai ajang untuk bertaubat dan memperbaiki diri.
Reni Agustina (212111325/HES 5E)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H