"Maaf bu natal kali ini aku tidak bisa pulang bu, soalnya proposal skripsi ku belum kelar bu" Suasana kembali sunyi
"Nak sudah lima tahun kita tidak kumpul bareng saat hari raya natal. Ibu kangen kamu dan kakakmu nak, ibu ingin kita seperti dulu kumpul bareng lagi ketika pulang gereja saat hari raya natal nak" Suara ibu sedikit gemetar sedih.
"Iya bu, aku paham tapi mau gimana lagi bu proposal skripsi ku belum kelar nanti kalau aku pulang konsultasi proposal ku lebih lama lagi bu" Ucap ku
"Iya nak ibu juga mengerti. Semangat ya nak jangan lupa berdoa" Ucap ibu
Beberapa detik kemudian pembicaraan aku dan ibu selesai dan HP dimatikan.
Rumah memang tempat yang memiliki daya tarik yang sangat luar biasa. Sejauh jauhnya pergi merantau dan menjanjikan masa depan di tanah rantau pasti suatu saat nanti akan pulang ke rumah. Rumah punya cara tersendiri untuk menghilangkan segala keletihan dan kepenatan di tanah rantau. Karena di dalam rumah ada keluarga yang selalu membawa cinta dan damai.
Ibu dengan masakannya yang luar biasa enak yang tak terkalahkan oleh siapapun, masakan yang diolah dengan sepenuh hati dan cinta. Duduk di beranda rumah menikmati kopi dengan bapak sembari mendengarkan petuah petuah yang berulang kali di keluarkan dari mulut bapak tapi tidak pernah bosan mendengarkannya.
Bercanda hingga tertawa lepas tanpa beban bersama kakak dan adik.
***
Artikel ini saya tulis pada minggu kedua bulan Desember 2020 dan baru di tayangkan hari ini. Tulisan ini lanjutan dari "PERIHAL RINDU"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H