Awalnya dugaan aku cuma ada 1 gigi bungsu yang perlu diambil, ternyata ada 4 gigi bungsu yang menurut dokter lebih baik diangkat sekaligus karena ditakutkan nanti malah rasa sakitnya nyusul.
Karena aku pun udah merasa badan mau rontok urus sana-sini, jadilah aku setuju untuk operasi 4 gigi bungsu sekaligus.Â
Sampai waktunya aku ketemu bagian suster yang mengurus schedule operasi untuk dokter ini, ternyata aku dapat di tanggal 14 Juni 2022 sedangkan saat itu masih Desember 2021. Jadi kurang lebih aku harus nunggu selama 6 bulan. Pada saat itu aku sih oke-oke aja, toh nyerinya udah nggak muncul lagi.
Di hari yang sama saat perkiraan jadwal operasiku keluar, aku juga ngurus beberapa dokumen di TU RSUP tersebut.Â
Dan dari TU aku dapat jadwal (beserta tanggal dan nomornya) untuk apa aja yang harus aku lakukan pra operasi. Seperti thorax, cek darah di laboratorium, ketemu dokter penyakit dalam, ketemu dokter anastesi, dan yang terakhir adalah PCR.
Sekitar sebulan udah berlalu. Tepatnya sekitar akhir Januari sampai awal Februari 2022 rasa nyeri dari gigi bungsu muncul lagi dan kali ini titik sakitnya muncul dari gigi bungsu kiri atas plus bawah.Â
Waktu sakit ini aku udah nggak bisa makan, mulut susah untuk kebuka jadi untuk bicara kurang jelas. Rasa nyeri saat itu disertai demam, tetapi nggak terus-terusan lebih kaya muncul dan hilang.
Karena udah frustasi banget sama nyerinya, aku berniat untuk operasi memakai biaya pribadi aja. Dari sini mulai cari-cari RS yang ada dokter SpBM-nya. Tetapi karena aku rutin minum obat dan kumur-kumur, akhirnya rasa nyerinya mereda dan udah bisa beraktivitas normal lagi. Pastinya aku membatalkan niat aku untuk operasi dengan biaya pribadi dan tetap menunggu bulan Juni nanti.Â
Setelah udah tenang selama sebulanan, rasa nyerinya nggak pernah muncul.Â
Di bulan Maret 2022 aku demam tinggi sampai 40,60C. Dari sini aku udah nggak bisa ngapa-ngapain bahkan harus ke IGD. Melalui cek darah dan pengecekan lainnya kondisi tubuh aku normal.Â
Yup! Lagi-lagi penyebabnya adalah dari si gigi bungsu ini. Tapi Alhamdulillah demam aku langsung turun karena sempat diinfus di IGD. Oh iya, untuk kasus aku waktu ke IGD ini nggak ditanggung BPJS ya, jadinya pakai biaya pribadi.