Mohon tunggu...
Sholikah Natriyani
Sholikah Natriyani Mohon Tunggu... Lainnya - Lika

I can do it

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kekasih Bayangan

1 September 2020   12:15 Diperbarui: 1 September 2020   12:24 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rayn tidak terlalu menggubris nya ia lanjut bermain dengan teman-temannya hingga larut malam. Saat akan tertidur di kamarnya handphone Rayn berbunyi tringg...tringg...tringg... ternya telepon dari Sarah gadis yang satu kos dengan Sindy. 

Rayn pun menerima telepon nya "Halo, kenapa kau menelepon ku Sarah, apa Sindy merepotkan mu ha?!, katanya saat menjawab telepon dari Sarah. Sarah pun menjawab dengan nada yang terisak-isak seperti orang yang tengah menangis karena terkejut " Huhuhu....hiks...hiks... Rayn, Sindy Rayn cepatlah datang ke kos Sindy" lalu Rayn menjawab " Ya apa kau menangis, pasti dia membuatmu repot ya, yasudah aku kesana" Rayn langsung menutup teleponnya dan bergegas pergi ke kos Sindy. 

Sesampainya ia di kos Sindy ia sedikit kaget karena ada bendera bela sungkawa di depan tempat kos Sindy, dia pun langsung masuk ke kos dan menuju kamar Sindy. 

Dia terkejut lagi karena banyak orang yang merubung di sekitar kamar kos milik Sindy. Dia langsung bergegas masuk dan dia melihat Sindy yang tergeletak lemah dengan wajah pucat tanpa sinar di atas kasur kos miliknya. 

Rayn langsung menjatuhkan dirinya di samping Sindy dia menangis sambil bertanya pada semua orang yang ada di sana " heeyy apa yang terjadi pada Sindy ? Mengapa dia pucat sekali? Katakan padaku dia kenapa haa!!!" Ekspresi sedih dan juga marah terpancar dari wajah Rayn yang sedang memeluk tubuh Sindy yang tergeletak tak berdaya. 

Kemudian Sarah menghampiri Rayn dan berkata "maafkan kami Rayn, kemarin tidak ada orang di kos kami ada urusan dan Sindy sedang sakit sendirian di kos, saat kami kembali ke kos tadi pagi dan membuka kamarnya kami sudah menemukan dia dengan keadaan seperti ini" kata Sarah sembari menangis. 

Dia pun melanjutkan kata-katanya "kami sudah memanggil dokter dan dia sudah diperiksa, kata dokter dia mengalami pusing yang sangat hebat pada kepalanya dan kemungkinan dia terjatuh saat merasakan pusing itu dan hal itu membuat adanya pembekuan pada otaknya yang membuatnya meninggal, dokter juga mengatakan kemungkinan orang yang merasa pusing yang hebat akan rentan jatuh dan berdampak pada pembekuan di otaknya". 

Tampaknya Rayn tak kuasa mendengar apa yang dikatakan Sarah dia hanya terus menangis memeluk Sindy dan berkata "maafkan aku Sindy, kumohon jangan pergi, aku menyayangimu, maafkan aku, aku akan lebih perhatian kepadamu, Sindy bangunlah, sayang bangunlah". Percuma semua sudah terlambat kini Sindy telah hidup tenang di alam sana.

Beberapa waktu berlalu setelah kejadian meninggalnya Sindy. Rayn terlihat masih sangat terpuruk bahkan ia seringkali berhalusinasi di datangi oleh Sindy dan berbicara dengan bayang-bayang semu Sindy yang menghampiri nya setiap waktu. 

Dia, menyadari bahwa itu hanya halusinasi nya saja tapi dia selalu beranggapan bahwa dengan cara itulah ia bisa menebus segala kesalahannya pada Sindy, dengan cara itu dia bisa bermain lebih banyak dengan Sindy dan memberikan perhatian padanya. Hampir 5 tahun dia menjalani kehidupan seperti itu sampai ia bertemu satu gadis yang menyerupai Sindy dan menjalani kehidupan normal seperti sebelumnya. 

Namun, satu hal yang pasti Rayn telah berubah ia tidak ingin Sindy yang baru ini bernasib sama seperti Sindy yang dulu karena sikap bodohnya yang tidak peduli dengan kekasihnya itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun