PENDAHULUAN
Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh segenap umat manusia untuk dapat menjalani kehidupan sehari-hari, seperti yang kita ketahui bersama bahwa tempat tinggal dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan, serta menghindarkan penghuninya dari segala jenis cuaca buruk seperti munculnya hujan, badai, panas yang terik, dan lain sebagainya.Â
Manusia juga turut dapat mengembangkan potensi diri dan menjalani keseharian kehidupan di dalam tempat tinggalnya. Semakin lama individu menempati tempat yang ditinggalinya, maka ia akan merasakan suatu rasa keterikatan dengan tempat tinggal tersebut. Rasa keterikatan ini biasanya didasari oleh segala pengalaman yang telah dihabiskan individu di dalam tempat tinggalnya tersebut.
Manusia menempati suatu ruang yang dapat dihuni dengan tujuan untuk bertahan hidup, juga bagaimana manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, seperti mencari nafkah atau proses mereka dalam beradaptasi di lingkungannya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Ingold (2000) bahwa bangunan dan tempat tinggal merupakan bagian yang terpisah tetapi saling melengkapi sebagai alat untuk mencapai tujuan agar manusia bisa hidup dan menjalankan aktivitasnya sehari-hari.Â
Proses manusia tinggal atau melakukan kegiatan di suatu ruang membuat ruang tersebut memiliki tujuan dan makna tertentu, lebih jauh penulis mencoba membahas terkait tempat tinggal dan kaitannya dengan aktor-aktor yang ada di dalamnya dengan representasi atas produksi Perumahan INKOPAD sebagai bentuk pemanfaatan tempat tinggal untuk TNI AD dan masyarakat umum berbagai profesi.
Perumahan Induk Koperasi Angkatan Darat Kartika Sejahtera atau yang biasa dikenal dengan perumahan INKOPAD terletak di Kalisuren, Desa Sasakpanjang, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor. Penamaan INKOPAD sendiri untuk mengistilahkan markas besar angkatan darat, pusat koperasi angkatan darat, dan primer koperasi angkatan darat.Â
Perumahan INKOPAD merupakan tempat tinggal yang awalnya dikhususkan untuk prajurit TNI Angkatan Darat yang bernama Kartika Sejahtera tetapi sekarang, perumahan ini banyak dihuni oleh masyarakat umum dari berbagai profesi. Pada pembahasan kali ini penulis mencoba mengumpulkan data dari masyarakat yang tinggal di Perumahan INKOPAD dengan menjelaskan bagaimana Perumahan INKOPAD dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal di dalamnya baik itu dari kalangan TNI AD maupun dari masyarakat umum berbagai profesi.
METODE RISET
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober dan November 2022. Pemilihan lokasi dan subjek penelitian ditentukan secara sengaja (purposive). Pada studi awal, dilakukan studi literatur dan pemilihan setting. Studi literatur dilakukan untuk memberikan informasi mengenai teori yang berkaitan dengan peran aktor dalam pemanfaatan tempat tinggal sebagai bekal untuk merancang penelitian yang akan dikembangkan lebih lanjut. Menentukan setting penelitian berkaitan dengan tempat penelitian, pemilihan subjek penelitian, serta kegiatan. Dalam penelitian ini proses analisis data yang dilakukan adalah sebelum memasuki lapangan, selama berada di lapangan dan setelah di lapangan (Sugiyono, 2006).
Penentuan populasi dalam penelitian ini adalah TNI AD dan masyarakat umum berbagai profesi yang tinggal di blok J, K, M dan R Perumahan INKOPAD. Metode penentuan sampel digunakan metode purposive sampling dengan mengambil 25 informan yang merupakan aktor-aktor yang menginisiasi pemanfaatan Perumahan INKOPAD dari kalangan TNI AD dan masyarakat umum berbagai profesi.Â
Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul, penelitian ini akan mendeskripsikan gambaran umum nilai dan norma serta struktur wewenang dan klasifikasi profesi. Penelitian ini menggunakan analisis sosiogram untuk menggambarkan jejaring pengakuan jiwa kepemimpinan dan jejaring meminta bantuan dalam konteks koordinasi pembangunan dengan menggunakan software UCINET versi 6. Pengolahan data jaringan sosial melalui software UCINET 6 dapat digunakan untuk menghitung dan menggambarkan jaringan sosial aktor-aktor yang ada di Perumahan INKOPAD.
Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dan dokumentasi. Selain itu, analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini akan bersifat deskriptif gabungan kualitatif dan kuantitatif, yakni penggambaran gejala sosial berdasarkan fakta yang diamati dan dialami dengan bantuan angka dan gambar untuk memvalidasi data. Proses analisis penelitian kualitatif terdapat tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Komponen analisis data model interaktif ini merupakan salah satu upaya yang berlanjut, berulang, dan terus-menerus. Reduksi data, penyajian data, dan verifikasi sebagai rangkaian kegiatan analisis yang dilakukan secara bersama-sama.
Pengolahan data analisis jaringan sosial menggunakan software UCINET 6.0, dibagi kedalam tiga bagian.  Pertama, input  data.  Pada  tahap  ini,  data  yang  diperoleh  dari  wawancara  di lapangan di input melalui fasilitas yang ada di UCINET selain itu juga dapat melalui software lain misalnya Microsoft Excel untuk kemudian di-copy ke  dalam  UCINET.  Kedua,  hasil  dari  penginputan  data  disimpan, kemudian diolah dengan software NetDraw yang tersedia di UCINET 6.0. Ketiga, melakukan analisis gambar. Eriyanto (2014) menyatakan bahwa gambar sosiogram mampu melihat arah-arah link atau edge dan memetakan relasi satu aktor dengan aktor lain, serta menyederhanakan bentuk-bentuk relasi yang sifatnya kompleks agar dapat dengan mudah untuk dipahami.
TEMUAN RISET
Struktur Wewenang dan Klasifikasi Profesi
Berdasarkan hasil kajian yang ada di lapangan, struktur wewenang dalam pemanfaatan Perumahan INKOPAD dikelola oleh seluruh masyarakat yang tinggal di dalamnya. Terdapat beberapa pemanfaatan tempat tinggal Perumahan INKOPAD untuk fasilitas umum yaitu perbaikan jalan akses utama, pengadaan sekolah, pengadaan pasar, dan pembukaan toko-toko di sepanjang jalan.Â
Pembagian kerja ditentukan oleh masing-masing ketua Rukun Tetangga (RT) di setiap blok, kemudian ketua RT membagi beberapa kelompok bapak-bapak dari masing-masing blok baik itu dari unsur TNI AD ataupun masyarakat umum untuk mengerjakan satu proyek pembangunan fasilitas umum, sedangkan yang lainnya sambil menunggu proyek lain diwajibkan untuk menyediakan kebutuhan pokok bagi kelompok yang sedang bekerja seperti makanan, kopi, dan bantuan lain (menyediakan peralatan yang dibutuhkan).
Brown (1940) berpendapat bahwa kita dapat mengidentifikasi suatu hubungan dilihat dari relasi antar unit yang dikaitkan dengan fungsi dari unit masing-masing. Peranan unit yang dilangsungkan dapat membuat kelanggengan struktur tersebut. Hal ini terlihat dalam struktur masyarakat yang tinggal di Perumahan INKOPAD dimana semua masyarakat baik itu dari kalangan TNI AD maupun masyarakat umum mempunyai fungsi dan perannya masing-masing mulai dari ketua RW, RT, sampai kepada tokoh-tokoh berpengaruh lainnya; DKM Masjid, aparatur pemerintah setempat dan lain sebagainya, sehingga hal ini memengaruhi pemanfaatan tempat tinggal Perumahan INKOPAD dimana pembangunan yang ada di setiap blok ditentukan oleh kebutuhan masyarakatnya.Â
Biasanya pembangunan fasilitas umum dilakukan secara gotong royong dengan sistem kelompok ataupun menyuruh tukang, jadi hal ini disesuaikan dengan anggaran dan ketersediaan sumber daya manusia yang siap membantu pembangunan. Lebih jauh, klasifikasi profesi yang ada di blok F, K, M, Q, dan R sangat bervariasi. Sama halnya seperti tempat tinggal lainnya, Perumahan INKOPAD juga dihuni oleh orang-orang yang berprofesi tidak hanya TNI AD saja, melainkan juga dari berbagai profesi lainnya seperti PNS, pengemudi ojek online, pedagang, tenaga kesehatan, wiraswasta, buruh, dan lain sebagainya.
Nilai dan Norma
Kita ketahui bersama bahwa pembangunan yang ada dimasyarakat dapat berjalan dengan lancar jika semua elemen yang ada memberikan kontribusinya, sama halnya dengan pemanfaatan Perumahan INOPAD. Pembangunan yang dijalankan dapat berhasil apabila TNI AD dan masyarakat umum dari berbagai profesi memberikan kontribusi serta memiliki hubungan yang baik antara satu dengan yang lainnya. Pembangunan yang dilakukan terbentuk karena adanya nilai dan norma yang disepakati oleh setiap pihak terlibat. Disini TNI AD dan masyakarakt umum sama-sama menjunjung tinggi nilai dan norma yang disepakati dalam bekerja dengan siapapun tanpa memandang profesi dari pihak lain yang terlibat.
Pembangunan berbagai fasilitas yang ada di Perumahan INKOPAD awalnya dikelola oleh aparat setempat untuk membangun fasilitas umum seperti sekolah dan sarana penunjang kesehatan; Apotek dan Bidan. Karena semakin banyaknya orang yang menempati Perumahan INKOPAD ini, sehingga meningkatkan inisiatif masyarakat yang tinggal untuk mengembangkan serta memanfaatan daerah tempat tinggal. Hal ini tentunya tetap melakukan berbagai koordinasi dan diskusi dengan aparat setempat untuk perizinan dan lain sebagainya.Â
Oleh karena itu, di perumahan ini TNI AD beserta masyarakat umum dari berbagai profesi yang telah disebutkan sebelumnya melakukan kerja sama untuk mengembangkan serta memanfaatkan tempat tinggal mereka agar menjadi pemukiman yang layak huni dan mampu menunjang seluruh kegiatan masyarakat yang tinggal di dalamnya.
PEMBAHASAN
Jejaring Pengakuan Jiwa Kepemimpinan di Perumahan INKOPAD Kabupaten Bogor
Masyarakat yang tinggal di Perumahan INKOPAD baik dari kalangan TNI AD maupun masyarakat umum berbagai profesi menjalankan fungsi dan perannya dengan baik, hal ini dapat terlihat dengan berbagai pembangunan fasilitas umum yang dapat menunjang kegiatan masyarakat seperti ruko-ruko untuk berjualan, pasar yang menjual segala kebutuhan masyarakat, adanya lapangan besar di alun-alun perumahan dengan beberapa fasilitas olahraganya, terdapat kurang lebih 10 sekolah yang terdiri dari sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama bahkan dibangun pesantren modern dari berbagai jenjang, dan dibuat pula tempat pemakaman umum. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Brown (1940) bahwa relasi antar peran menjadi penting karena setiap relasi nantinya akan berpengaruh dalam kaitannya menjadi bagian dari masyarakat yang kompeten dan membentuk keteraturan dalam masyarakat. Sehingga peran-peran yang ada dalam struktur tersebut juga cenderung tetap ada dalam jangka waktu yang lama walaupun orang yang menjalani peran tersebut akan selalu berubah.
Warna kuning: TNI AD
Warna merah : Masyarakat Umum Berbagai Profesi
Gambar 2 Jejaring Pengakuan Jiwa Kepemimpinan di Perumahan INKOPAD
Sosiogram jejaring pengakuan jiwa kepemimpinan antara TNI AD dengan masyarakat umum berbagai profesi menunjukkan terdapat star atau tokoh sentral didalam jaringan yaitu Haryanto. Berbicara mengenai relasi maka tidak terlepas dari pendapat Scott dan Carrington (2011) yang menjelaskan bahwa analisis jaringan sosial menjadi salah satu metode yang dapat memberikan gambaran atau visualisasi sampai pada hubungan terkecil yang terjadi hanya pada satu individu dengan satu individu lainnya di dalam jaringan, metode analisis jaringan sosial ini juga dapat digunakan untuk menemukan hubungan-hubungan sosial yang memiliki pengaruh paling besar di dalam jaringan.
 Artinya, keterhubungan antar aktor dalam analisis jaringan sosial akan menggambarkan model interaksi yang dibangun dalam jaringan sosial dan mengetahui kepadatan relasi yang terjadi antar individu, menentukan tokoh sentral ataupun aktor-aktor yang memiliki peran penting dalam jaringan sosial.Â
Jaringan ini membentuk sebuah ikatan atau relasi antara TNI AD dengan masyarakat umum dari berbagai profesi yang ada di blok F, K, M, Q, dan R. Haryanto sebagai tokoh sentral sekaligus ketua RT blok F sangat berhubungan tugasnya dengan ketua RT lainnya yaitu Dedi dari blok K, Tumin dari blok M, Sarono dari blok Q, dan Prapto dari blok R dalam pembangunan fasilitas umum di Perumahan INKOPAD.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT dan masyarakat lain yang berpengaruh dimasing-masing blok, diketahui bahwa Haryanto memiliki relasi yang lebih luas dibanding tokoh-tokoh lain dimasing-masing blok. Haryanto tidak hanya aktif di lingkungan bloknya saja, melainkan juga aktif diberbagai kegiatan yang ada di blok-blok lain sebagai tamu undangan sehingga tidak terlalu sulit untuk Haryanto dalam mengumpulkan serta mengorganisir orang-orang dari berbagai blok untuk turut serta dalam pembangunan fasilitas umum di Perumahan INKOPAD. Terdapat berbagai fasilitas umum yang sudah terbangun berkat kerjasama Haryanto dengan orang-orang yang berada dalam jaringan di atas diantaranya yaitu perbaikan jalan akses utama mulai dari blok R sampai blok F, pembangunan toko-toko disekitar blok K, dan pembangunan Masjid Baiturrahim di blok M.
Jejaring Meminta Bantuan dalam Konteks Koordinasi Pembangunan di Perumahan INKOPAD
Hubungan TNI AD dan masyarakat umum berbagai profesi semakin erat karena adanya satu ikatan untuk saling membantu. Bantuan yang diberikan berupa koordinasi dalam konteks pemanfaatan tempat tinggal di Perumahan INKOPAD. Proses meminta bantuan ini akan diuraikan terkait siapa yang menghubungi atau dihubungi dan memberi atau diberi. Jaringan meminta bantuan ini berkaitan dengan relasi antar aktor yang ada di Perumahan INKOPAD.
Warna kuning: TNI AD
Warna merah : Masyarakat Umum Berbagai Profesi
Gambar 3 Jejaring Meminta Bantuan dalam Konteks Koordinasi Pembangunan di Perumahan INKOPAD
Tidak jauh berbeda dari jejaring pengakuan jiwa kepemimpinan, hasil penelitian dalam jejaring meminta bantuan dalam konteks koordinasi pembangunan di Perumahan INKOPAD menunjukkan bahwa aktor yang memiliki relasi paling luas dan banyak yaitu Haryanto sebagai masyarakat umum dari berbagai profesi sangat diandalkan untuk dimintai bantuan namun tidak dapat dipungkiri bahwa Asep dan Daryoto sebagai TNI AD juga berperan terkait koordinasi pembangunan fasilitas umum di Perumahan INKOPAD. Dalam koordinasi ini Haryanto dibantu dengan ketua RT dari blok lainnya sedangkan tokoh-tokoh berpengaruh ditiap blok berperan sebagai jembatan (bridges) untuk koordinasi dengan masyarakat yang ada di masing-masing blok.
Gambar 2 memperlihatkan bahwa baik dari TNI AD maupun masyarakat umum berbagai profesi saling membutuhkan satu dengan yang lainnya dalam melakukan koordinasi terhadap pembangunan fasilitas umum di Perumahan INKOPAD sehingga dapat disimpulkan bahwa eratnya hubungan kepercayaan dalam koordinasi pembangunan sejalan dengan tingginya interaksi yang dilakukan oleh setiap aktor. Hal ini senada dengan pendapat Crossley et. al (2015) bahwa analisis yang berpusat pada aktor atau yang disebut dengan ego-net merupakan jaringan ego yang terbentuk dalam hubungan sosial dimana dalam realitasnya jaringan ini melibatkan semua aktor dalam berbagai jenis ikatan seperti kedekatan emosional, pertukaran informasi, dan lain sebagainya. Adanya hubungan sosial antar aktor ini nantinya dapat memberikan beberapa efek, untuk kasus di Perumahan INKOPAD sendiri efek yang terlihat yaitu hubungan kerjasama antar aktor karena dalam prosesnya penulis melihat bahwa hubungan kerjasama yang terjalin di Perumahan INKOPAD dalam konteks pembangunan dapat dikatakan sebagai fenomena relasional.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait analisis jaringan sosial TNI AD dan masyarakat umum berbagai profesi dalam pemanfaatan tempat tinggal (studi kasus pemanfaatan ruang Perumahan INKOPAD Kabupaten Bogor), maka diperoleh simpulan: (1) Struktur wewenang dan klasifikasi profesi di Perumahan INKOPAD kebanyakan dipimpin oleh masyarakat umum berbagai profesi sehingga hal ini berpengaruh besar terhadap ketentuan pembagian kerja dalam pembangunan fasilitas umum di Perumahan INKOPAD tetapi tetap disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakatnya. Nilai dan norma terbentuk atas dasar kesepakatan untuk saling membantu, saling menginformasikan dan saling mengingatkan satu dengan yang lainnya dalam pemanfaatan tempat tinggal di Perumahan INKOPAD, (2) Berdasarkan hasil analisis sosiogram, penelitian ini menemukan bahwa jejaring pengakuan jiwa kepemimpinan dan jejaring meminta bantuan dalam konteks koordinasi pembangunan antara TNI AD dan masyarakat umum berbagai profesi. Gambar pertama, menunjukkan bahwa tokoh sentralnya adalah Haryanto yang menjadi ketua RT blok F sekaligus masyarakat umum dari berbagai profesi. Gambar kedua, memperlihatkan bahwa baik dari TNI AD maupun masyarakat umum berbagai profesi saling membutuhkan satu dengan yang lainnya dalam melakukan koordinasi terhadap pembangunan fasilitas umum di Perumahan INKOPAD.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Radcliffe. (1940). On Social Structure. The Journal of the Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland, Vol. 70, No. 1.
Bryman, Alan. (2012). Social Research Methods 4 nd. edition. New York: Oxford University Press.
Crossley, N., Bellotti, E., Edwards, G., Everett, M. G., Koskinen, J., & Tranmer, M. (2015). Social Network Analysis for Ego-Nets: Social Network Analysis for Actor-Centered Networks. Sage.
Eriyanto, (2014). Analisis Jaringan Komunikasi. Kencana: Prenamedia Group.
Ingold, T. (2002). Building, Dwelling, Living. Dalam The Perception of the Environment: Essays on Livelihood, Dwelling and Skill (1st ed.). Routledge.
Scott dan Carrington. (2011). Introduction, dalam Social Network Analysis. London: Sage Publication.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & J. Bandung: Alfabeta.
Wianti, N. I., Taufik, Y., & Tadjuddah, M. (2022). Analisis Jaringan Sosial Orang Sama Bajo dan Bagai Tondasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam (Studi Kasus Pengelolaan Tambang Pasir Rakyat di Selat Tiworo). Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], 6(1), 38-51.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H