"Lhohhh kenapa mbak Salma?maaf ya printernya belum bisa, sudah jangan nangis minta belikan printer baru saja atau ngeprint dimejaku untuk sementara."jadi bingung lihat mbak Salma menangis.
"Emm..emmm..bukan printer kok. Maafkan ya kenapa aku menangis disini. Sudah..sudah lanjutkan saja betulkan printernya."mengusap air matanya.
"Mbak Salma kenapa?ada yang bisa kubantu?"sedikit menenangkannya.
"Heyyy...Adam kamu apakan Salma?"Farida mengagetkanku.
Farida teman seperjuangan sama-sama staf akuntansi.
"Adam...apa yang kamu lakukan ke Salma?kenapa sampai menangis?"mbak Nadia ikut bertanya.
"Sudah..sudah..bukan Adam yang membuatku menangis. Maafkanku ya Adam dan teman-teman, Salma ijin pulang dahulu ya anakku sakit."bergegas pulang.
"Mbak Salma..Salma..Salma.."kupanggil bersama teman-teman tetapi tak dihiraukan.
Maafkan kami Adam, kami kira kamu yang membuat menangis Salma. Nanti setelah pulang kerja kita ke kosnya Salma ya, sekalian jenguk anaknya yang sakit.
Salma Risqi Amadia, wanita tangguh yang mengasuh kedua putrinya. Sosoknya ceria mampu menutupi beban hidupnya yang berat. Keluarga idaman yang diimpikan telah berlalu selesai dengan perceraian. Tak terbayangkan di usia yang masih muda menanggung beban begitu beratnya. Semoga tetap menjadi wanita tangguh penuh kasih sayang.
----