“Heyy..cowok kegantengan. Bisa kagak ucap salam dahulu “Assalamualaikum”. Itu kan lebih enak kedengarannya.”kujawab telepon darinya.
“Assalamualaikum Vanda, yang masih jutek sampai hari ini. Bagaimana kabarnya?”terdengar pelan meneleponku.
“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Siraj, sahabarku yang sok kegantengan sampai hari ini. Alhamdulillah kabarku baik, bagaimana kabarmu?”tanya kabarnya juga.
Bercerita kegiatan masing-masing, sedikit bercerita masa-masa kuliah yang sama-sama kami rindukan. “Vanda, mau kah kau mejadi pendamping hidupku?menjadi istriku yang mendampingi hari-hariku.”tiba-tiba Siraj bertanya.
Jantungku rasanya berhenti berdegup sejenak, entah apa yang dipikirkan anak itu sampai berani bertanya seperti itu. Diam tak kujawab pertanyaannya karena kaget.
“Vanda..Vanda...masih kah kau disana?tak perlu kau jawab sekarang, maaf kalau pertanyaanku mengagetkanmu.”tanyanya.
“Sudah yakinkah kau bertanya itu padaku?wanita tak butuh kata-kata, kalau kau memang serius denganku datanglah ke rumahku meminta restu orangtuaku.”jawabku tenang.
“Alhamdulillah aku sudah yakin dan pasti kupenuhi janji datang kerumahmu. Tunggulah aku.... Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Siraj mengakhiri teleponnya.
“Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.” kututup teleponku.
Kulalui hari-hariku dengan aktivitas kerja dan teman-teman kerjaku. Banyak teman menambah silaturahim. Suasana kerja menyenangkan, adakalanya jenuh seperti mengerjakan skripsi, semua dinikmati, disyukuri. Sabahat-sahabat di tempat kerja saling mendukung.
-------------------------------