Mohon tunggu...
lieztya09
lieztya09 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Everything

11 November 2016   10:03 Diperbarui: 11 November 2016   18:58 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejauh kakimu melangkah

   tetaplah ingat....

keluarga adalah segalanya

family is everything

------------------------------------

Mentari perlahan memancarkan sinarnya mengikis butiran embun pagi yang masih menempel di dedaunan dan rerumputan. Perlahan langkah kaki ibu meninggalkan kediaman kami.

“Ibu...ibu...jangan tinggalkan Farida. Farida ingin ikut ibu..”merengek dan menangis melihat ibu pergi.

Sungguh tega ibu meninggalkanku. Disaat teman-temanku dalam kesehariannya ditemani orang tuanya, kami hanya ditemani nenek. Teman-temanku ke sekolah diantar ibunya, tetapi aku tidak.

“Sudah Farida, jangan menangis. Ada kakak disini, itu dik Aini juga menemani.”kak Akbar, kakak pertama menenangkanku.

“Kenapa kak, ibu meninggalkanku.”aku masih terus menangis.

Nenekku dan ketiga kakakku selalu berusaha menenangkan dan menghiburku. Tetapi aku menginginkan ibu, ibu, dan ibu.

Tangisan putri kecilnya ini terus berulang setiap ibu meninggalkan Demak menuju Jakarta. Dari TK sampai Madrasah Ibtidaiyah, aku terus menganggap ibu jahat karena tega meninggalkan anak-anaknya. Bukan ibu yang mengasuh kami, tetapi nenek. Meskipun nenek sudah memberitahuku ibu ke Jakarta untuk bekerja mencari nafkah, tetapi aku tidak peduli aku hanya ingin ibu ada disampingku. Aku merasa kasih sayang ibu kurang, tidak seperti ibu teman-temanku. Ibu...jahat..jahat..aku benci ibu.

-----------------

Tangisan dan kebencian masa kecil seiring waktu yang berjalan perlahan pudar, aku tersadar bahwa ibuku adalah orang terpenting dalam hidup, sosok teladan hidup, kerja keras, dan patut ditiru. Ibuku sebagai tulang punggung keluarga yang menghidupi anak-anaknya setelah ayah tiada.

Memasuki bangku perkuliahan yang jauh dari orang tua, membuatku lebih sadar keluarga adalah segalanya. Jogjakarta kota pelajar, tempat menuntut ilmu dan menempa diri menjadi lebih mandiri. Di kota ini aku bertemu dua sahabat Azkia Ayu Anjani dan Hafsah Zulfa Aini.

Disuatu sore pulang kuliah, kami mengobrol santai di depan teras kos...

“Zulfa dan Anjani, setelah lulus nanti rencana kalian apa?”percakapan sore santai di kos.

“Serius banget nanyanya?kalau lulus kuliah aku ingin kembali ke daerah Sukoharjo. Mudah-mudahan mendapatkan pekerjaan yang dekat rumah, bisa pulang setiap hari ketemu babe dan kakak-kakakku.”Anjani menjawab tersenyum.

Sahabatku Anjani berasal dari Sukoharjo, si bungsu dari tiga bersaudara. Ibunya telah tiada sejak SMP, babe dan kakak-kakaknya penyemangat hidupnya. Menurutnya keluarga adalah segalanya. 

“Kami do’akan kamu diterima kerja di Sukoharjo yang dekat rumah.”Zulfa membawa pisang goreng untuk menemani ngobrol santai di sore hari.

“Alhamdulillah Zulfa membawa makanan.” senangnya  melihat sahabatku tambah gembul.

“Farida nih, awas tambah gembul ya?kalau lulus kuliah nanti aku ingin kembali ke daerah asalku juga lhohh. Kediri kota indah, banyak wisata kuliner. Kalau main Kediri seharian tak ajak wisata kuliner deh.hehehe...”Zulfa semangat wisata kuliner.

Sahabatku Zulfa berasal dari Kediri, si bungsu dari tiga bersaudara. Ibunya telah tiada, ayah dan kakak-kakaknya adalah separuh jiwanya, penguat diantara peluruh, semangat penentram disaat semua penuh dendam, everything.

“Kalau kamu bagaimana Nur Farida Ramadhani?”tanya Anjani.

“Aku ingin kembali ke Demak, tempat tinggalku waktu kecil. Rasanya ingin menjadi pengajar di salah satu sekolah tempat aku dahulu menuntut ilmu.” Senyumku pada sahabatku.

“Sudah ceritanya, ayo dimakan pisang gorengnya mumpung masih hangat. Sahabat yang baik akan mengajak kebaikan di jalan Allah. Semoga kalian seperti itu ya.” Zulfa sudah mengahabiskan tiga pisang goreng.

“Menurutku mencari sahabat itu agak susah. Meskipun begitu setiap orang yang aku temui sekilas/sekedar lewat ada yang menjadi teman atau sahabat, mereka masing-masing mempunyai arti sendiri-sendiri bagi hidupku. Termasuk kalian Zulfa dan Farida mempunyai arti bagi hidupku.”Anjani memeluk kami erat.

Kebersamaan bersama mereka sekitar empat tahun banyak menyadarkanku dan berharap silaturahim tetap terjaga sampai kapanpun.

---------------

Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1438 H..

Sang mentari masih bersembunyi di peraduan, sang fajar menyambut adzan subuh berkumandang.

“Fajar, Farida, Aini...ayo berangkat sholat subuh, sudah adzan.” ibuku mengajak sholat jamaah ke masjid Darussalam.

Kabut menyelimuti dan hawa dingin seperti menusuk tulang, tidak menyurutkan langkah kaki kami menyusuri jalan menuju masjid Darussalam. Indahnya sholat jamaah, indahnya kebersamaan. Tilawah bersama menjadi pelengkap ibadah pagi ini. Ibu membiasakan anak-anaknya tilawah sebelum melakukan aktivitas, dengan tilawah hati menjadi tenang. Semangat membumikan Alqur’an di dalam diri.

“Sudah siap anak-anak?ayo kita berangkat.”Ibu semangat mengajak kami.

“Siap komandan..”Aini tersenyum

Ahad pagi masih terasa sunyi, tetapi Jakarta tetaplah Jakarta yang terkenal dengan kemacetannya. Pagi ini, kami berangkat menuju ke pasar. Ibuku setiap harinya berjualan di pasar, berjualan buah-buah seperti jeruk, salak, semangka, melon, pisang, duku, dll. Ahad memang hari spesial, karena aku, kak Fajar, dan adikku bisa ikut membantu ibu. Kakakku nomor tiga bernama Fajar Ramadhan, saat ini bekerja di salah satu perusahaan percetakan. Adikku bernama Nur Aini, kelas 2 Madrasah Aliyah. Sedangkan aku saat ini bekerja di perusahaan percetakan mushaf yang berada di Bekasi. Lulus S1 aku bekerja sebagai guru TIK (Teknologi, Informasi dan Komunikasi) Madrasah Aliyah di Demak. Do’aku terkabul bisa menjadi pengajar di sekolah tempat aku dahulu menuntut ilmu. Setahun menjadi pengajar, aku keluar untuk meneruskan kuliah S2 di Semarang. Kesempatan meneruskan S2 setelah lulus seleksi beasiswa. Ridho Allah merupakan ridho orang tua, oleh karena itu segala keputusanku aku meminta pendapat ibu. Meskipun ibu membebaskan keputusanku. Lulus S2 bekerja di perusahaan percetakan mushaf yang berada di Bekasi sampai sekarang. Setelah lulus kuliah S2 memilih pindah dan tinggal di Jakarta bersama ibu, kakak dan adikku. Sedangkan kedua kakakku sudah menikah, kak Akbar dan keluarganya tinggal di Demak, kak Annisa dan keluarganya tinggal di Depok.

“Bu, beli buah jeruk 2kg. Tolong dipilihkan yang bagus dan manis ya rasanya.”pembeli jeruk datang.

Ibu semangat memilihkan buah-buah yang diinginkan pembeli, begitu pula aku dan adikku.

“Terima kasih bu, sudah mampir di kios buah kami.”ibu tersenyum kepada pembeli.

Ahad membawa berkah tersendiri, penjualan buah di hari ahad lebih banyak dari hari lain. Ahad 1 Muharram 1438 H, semangat Tahun Baru Islam, semangat hijrah menjadi lebih baik.

Seharian di pasar membantu ibu membuatku lebih menyayangi ibu dan keluarga. Keluarga adalah orang-orang terpenting dalam hidupku.

-----------

Bulan Nopember 2016, bulan yang ditunggu-tunggu. Kami tiga sahabat rutin setiap tahun saling berkunjung bergantian, tahun ini tepatnya tanggal 26 Nopember 2016 waktunya berkunjung ke tempatku di Bekasi. Kami memang punya agenda khusus saling berkunjung bergantian, agar tidak memutus silaturahim. Meluangkan waktu sejenak dari rutinitas diisi liburan bersama.

“Assalamu’alaikum Zulfa, Anjani?bagaimana kabar kalian?masih sibuk kerjanya?”telepon bersama dengan sahabatku setelah pulang kerja.

“Waalaikumsalam Farida. Alhamdulillah kabar baik.”jawab salam dari mereka serempak.

“Alhamdulillah sudah dirumah.”terdengar suara Anjani.

“Alhamdulillah aku juga sudah sampai rumah ini.”Zulfa terdengar lelah.

“Jangan lupa tanggal 26 ya? nanti kuajak kalian kuliner di Bekasi.”semangat berlibur.

“Wahhh iya bisa wisata kuliner. Sudah siap tiket ini.”Zulfa sudah siap.

Zulfa sudah bekerja di salah satu bank swasta di Kediri. Sahabatku ini suka desain jilbab, melayani pemesanan online jilbab.

 “Anjani juga sudah siap tiketnya ini....”Anjani terlihat semangat juga.

Anjani saat ini bekerja di perusahaan tekstil di Sukoharjo. Cita-citanya ingin membuka toko batik dekat rumahnya.

“Alhamdulillah kalian bisa berkunjung ke Bekasi. Ditunggu kehadirannya.”senangnya bisa reuni dengan sahabatku.

Malam ini, percakapan dengan sahabatku mengingatkan bahwa sahabat yang baik saling mengingatkan, semoga kami juga seperti itu. Dan selalu kuingat pesan ibu:

“Sejauh kakimu melangkah tetaplah ingat....keluarga adalah segalanya, family is everything.”

I Love My Family

I Love My Friends

                                                     --lieztya09--

9 Safar 1438 H

#semangat memperbaiki diri

#semangat menjadi pribadi yang indah

#tersenyum dan tetap semangat

#thanks to : narasumber dan pembaca

#goresan pena ini kupersembahkan untuk teman-temanku “tetaplah menjadi sahabat yang saling mengingatkan dan mengajak dalam kebaikan”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun