Mohon tunggu...
lieztya09
lieztya09 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Batasnya Sejauh Mata Memandang (2)#Tersenyum dan Tetap Semangat

22 Agustus 2016   10:02 Diperbarui: 22 Agustus 2016   14:13 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12 Agustus 2016

Rombongan wisata ke Pacitan menempuh sekitar 7 jam perjalanan kami tempuh. Waktu Subuh, kami sampai di pantai Klayar Pacitan. Sujudku padaMu Ya Allah, kami sholat Subuh berjamaah. Hembusan angin dan ombak terasa menyejukkan.

Pantai Klayar..kami datang..

“Yeayyy...pantai aku datang..Karena pantai itu one of place that give me peaceful and warmness, bisa merecharge energi positif membuang kepenatan dalam diri kita. Pantai memberi pesona karya Tuhan yang abadi, gemuruh ombak, laut yang luas nan biru dan menyatu dengan langit yang biru membuat kita semakin mengagumi karya Tuhan. Kalau kata Yovie and Nuno : seperti ombak debar jantungku menanti jawabanmu uwoo….jawaban disini maksudnya mengajarkan kita untuk senantiasa bersabar untuk menanti atas jawaban dari do’a-do’a yang kita panjatkan.” mulai deh Neni menyanyi.

“Neni..neni...menyanyi atau curhat nih?”April tertawa mendengar nyanyian Neni.

“Coba kemarin aku bawa gitar, kuiringi kalian dengan petikan gitarku.hehehe...” Boogie sang gitaris tanpa gitar.

Pengunjung yang lain terlihat menikmati pantai. Kami tujuh petualang juga menikmti keindahan pantai dan tidak lupa foto-foto pemandangan pantai Klayar.

“Lihat tuh pantainya bagus banget, udara pagi di pantai sejuk. Ada waktu yang terperangkap, seperti dekat, seperti pernah ada.. seperti rindu pada nuansa yang karib, ada hal-hal yang selalu ingin kubiarkan hanyut. Tentang perempuan yang memasukkan puisi dalam botol kaca lalu membuangnya jauh ke tengah ombak. Apa itu aku? Di pantai, ada keindahan yang mengalir mendekat seperti teman. Datang, lalu datang lagi. Seperti menyampaikan pesan dari seberang daratan yang jauh. Pesan dari jutaan gulungan puisi dan ombak. Pesan untuk bahagia.” Ida si filsafat mulai deh mengeluarkan keahliannya.

“Emmmm berat..berat...ini masih pagi lhohh belum sarapan.hehehehe....”Boogie tertawa mendengar Ida.

“Lihat tuh bebatuannya mirip sphinx di Mesir, ayo foto disana.”Aku mengajak mereka menyusuri pantai.

“Ayooo bergabung dengan yang lain, kita kan berangkat 14 orang bukan tujuh petualang lagi.hehehhe...”Cik Yeni mengingatkan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun