Mohon tunggu...
Maulidya Eka R
Maulidya Eka R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psikologi'20

Mahasiswa Fakultas Psikologi UMM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penasaran Bagaimana Kita Bisa Lupa? Simak Penjelasannya Yuk !

28 Mei 2021   21:00 Diperbarui: 28 Mei 2021   20:59 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang pasti pernah mengalami lupa. Entah itu lupa menaruh ponsel, mengingat nama atau wajah seseorang, atau lupa terhadap janji yang telah dibuat. Jika sering terjadi lupa itu menandakan bahwa terdapat gangguan pada memori. Namun jika masih ditahap yang wajar itu artinya masih tergolong normal. Manusia memerlukan fungsi mengingatnya ketika hendak memecahkan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-harinya. Kemampuan mengingat seseorang dapat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. 

Otak merupakan hal yang kompleks. Jutaan sel yang terdapat dalam otak yang saling berhubungan dapat mengendalikan aspek fisik maupun psikis. Dalam menyimpan memori, kapasitas yang terdapat dalam otak jumlahnya sangat besar. Namun, terdapat manusia yang masih belum mengoptimalkan potensi dalam otak. Sehingga menimbulkan otak tidak dapat menyimpan suatu informasi lebih lama dan berangsur-angsur akan menghilang.

Lupa(forgetting) merupakan hilangnya kemampuan mengingat atau memunculkan Kembali informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Kemampuan mengingat tiap individu akan berbeda dengan individu yang lain. Ada yang dapat mengingat informasi dalam jangka Panjang, ada yang hanya mengingat jangka pendek, dan ada juga yang mampu mengingat dalam beberapa detik saja. Daya ingat seseorang akan mempengaruhi proses belajarnya seperti dalam mempelajari sesuatu atau menyimpan informasi. Terdapat beberapa sebab yang menyebabkan lupa yaitu:

Memori hanya tersimpan dalam memori jangka pendek

Terdapat 3 jenis memori yang terdapat dalam otak yaitu yang pertama adalah sensori memori, mendapatkan informasi lingkungan luar dari rangsangan pancaindera. 

Lalu yang kedua terdapat short term memory yaitu proses menyimpan informasi dalam jangka waktu yang singkat. Ketiga long term memory yaitu proses menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lama. 

Nah, lupa dapat terjadi ketika informasi tidak sampai pada tahap long term memory yang mengakibatkan informasi tersebut dapat dengan mudah hilang begitu saja. Misalnya saja ketika mengingat nomer handphone, jika itu hanya dilakukan pengulangan satu kali, kita dapat langsung lupa karena tidak terjadi pengulangan.

Motivasi untuk melupakan suatu memori

Informasi yang telah disimpan dapat dengan sengaja dihilangkan oleh seseorang, karena memori tersebut memiliki makna yang negative untuk seseorang tersebut. Misalnya saja ketika mengalami peristiwa yang buruk, pasti kita ingin melupakan hal tersebut supaya menghindari dari trauma ataupun kesedihan.

Gangguan dari memori lain

Lupa bukanlah informasi yang hilang begitu saja. informasi tersebut masih tetap tersimpan dalam otak, hanya saja informasi tersebut bercampur dengan informasi lain. Sehingga otak sulit mengingat informasi yang lama karena terhalang oleh informasi yang baru. Misalnya saja ketika kita pergi ke pesta dan berkenalan dengan aurel, setelah itu berkenalan dengan aura. Kemudian melanjutkan pembicaraan dengan beberapa orang lainnya.

Beberapa saat kemudian saat melihat aurel namun memanggil dengan nama aura. Nah hal ini terjadi karena informasi yang lama terhalang karena sempat berbincang dengan orang lain.

Dalam islam telah dijelaskan mengenai lupa. Islam menyebutkan bahwa lupa merupakan fitrah bagi manusia, sehingga lupa tidak menjadi sebuah dosa. Tapi akan berbeda ketika lupa menjadi kebiasaan yang dapat mengganggu aktivitas manusia. 

Lupa dalam Al-Qur’an memiliki beberapa makna yaitu lupa tentang kejadian, peristiwa, atau informasi sebelumnya . Lupa dikarenakan lalai atas apa yang telah dilakukannya, seperti lupa meletakkan barang atau sesuatu yang terdapat dalam surat Qs. Al-Kahfi ayat 63.

Lupa sering kali dikaitkan dengan setan. Banyak ayat yang menjelaskan bahwa ketika manusia mulai melupakan sesuatu, setan akan menguasai dan mempengaruhi untuk melalaikan kegiatan manusia. 

Serta membuat manusia lalai dalam mengingat Allah Swt. Seperti yang terdapat dalam QS. Al-Mujadalah ayat 16 yang artinya : “Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (membuat manusia lupa) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan.” 

Di ayat Al-Qur’an dijelaskan juga bahwa lupa dapat menghantarkan manusia menuju sifat kemunafikan, sehingga dapat menyebabkan kebinasaan yang telah dijelaskan dalam Qs. At Taubah ayat 67.

Faktor yang dapat menyebabkan seseorang lupa yaitu kurangnya iman. Seperti shalat fardhu dan juga sunnat memberikan dampak yang baik bagi kondisi fisik dan juga mental, selain itu dapat juga meningkatkan kinerja otak. Saat depresi, ketenangan dalam jiwa diperlukan untuk mengoptimalkan diri saat bekerja, namun ketika tertekan akan sangat mudah melupakan sesuatu. Kurangnya dzikir akan sangat berpengaruh pada ingatan seseorang. Dengan berdzikir akan menjadikan ingatan lebih kuat.

Memori yang lebih sering diakses dan diulang terus menerus akan menjadikan ingatan jauh lebih kuat. Mengakses memori secara berkala akan memperkuat jaringan saraf dimana informasi tersebut dikodekan dan lebih mudah mengingat informasi. Sedangkan informasi yang tidak atau jarang diingat akan melemahkan dan dapat menghilangkan informasi tersebut. Dalam perspektif islam cara untuk mengatasi lupa yaitu membaca Al-Quran, mendekatkan diri kepada Allah SWT, selalu mengingat Allah SWT, dan mencatat ilmu yang telah dipejari sebelumnya serta mengamalkannya.

Sumber : 

Arlotas, R. K., & Mustika, R. (2019). LUPA, DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI BELAJAR DAN ISLAM. PSYCHE: Jurnal Psikologi, 1(1).

Wade, Carole., Tavris, Carol & Garry, Maryanne. 2014. “Psikologi: Edisi Kesebelas Jilid 2”. Jakarta: Erlangga.

Penulis, Maulidya Eka Rachmawati, Mahasiswa Fakultas Psikologi UMM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun