Mohon tunggu...
Maulidya Eka R
Maulidya Eka R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psikologi'20

Mahasiswa Fakultas Psikologi UMM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penasaran Bagaimana Kita Bisa Lupa? Simak Penjelasannya Yuk !

28 Mei 2021   21:00 Diperbarui: 28 Mei 2021   20:59 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa saat kemudian saat melihat aurel namun memanggil dengan nama aura. Nah hal ini terjadi karena informasi yang lama terhalang karena sempat berbincang dengan orang lain.

Dalam islam telah dijelaskan mengenai lupa. Islam menyebutkan bahwa lupa merupakan fitrah bagi manusia, sehingga lupa tidak menjadi sebuah dosa. Tapi akan berbeda ketika lupa menjadi kebiasaan yang dapat mengganggu aktivitas manusia. 

Lupa dalam Al-Qur’an memiliki beberapa makna yaitu lupa tentang kejadian, peristiwa, atau informasi sebelumnya . Lupa dikarenakan lalai atas apa yang telah dilakukannya, seperti lupa meletakkan barang atau sesuatu yang terdapat dalam surat Qs. Al-Kahfi ayat 63.

Lupa sering kali dikaitkan dengan setan. Banyak ayat yang menjelaskan bahwa ketika manusia mulai melupakan sesuatu, setan akan menguasai dan mempengaruhi untuk melalaikan kegiatan manusia. 

Serta membuat manusia lalai dalam mengingat Allah Swt. Seperti yang terdapat dalam QS. Al-Mujadalah ayat 16 yang artinya : “Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (membuat manusia lupa) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan.” 

Di ayat Al-Qur’an dijelaskan juga bahwa lupa dapat menghantarkan manusia menuju sifat kemunafikan, sehingga dapat menyebabkan kebinasaan yang telah dijelaskan dalam Qs. At Taubah ayat 67.

Faktor yang dapat menyebabkan seseorang lupa yaitu kurangnya iman. Seperti shalat fardhu dan juga sunnat memberikan dampak yang baik bagi kondisi fisik dan juga mental, selain itu dapat juga meningkatkan kinerja otak. Saat depresi, ketenangan dalam jiwa diperlukan untuk mengoptimalkan diri saat bekerja, namun ketika tertekan akan sangat mudah melupakan sesuatu. Kurangnya dzikir akan sangat berpengaruh pada ingatan seseorang. Dengan berdzikir akan menjadikan ingatan lebih kuat.

Memori yang lebih sering diakses dan diulang terus menerus akan menjadikan ingatan jauh lebih kuat. Mengakses memori secara berkala akan memperkuat jaringan saraf dimana informasi tersebut dikodekan dan lebih mudah mengingat informasi. Sedangkan informasi yang tidak atau jarang diingat akan melemahkan dan dapat menghilangkan informasi tersebut. Dalam perspektif islam cara untuk mengatasi lupa yaitu membaca Al-Quran, mendekatkan diri kepada Allah SWT, selalu mengingat Allah SWT, dan mencatat ilmu yang telah dipejari sebelumnya serta mengamalkannya.

Sumber : 

Arlotas, R. K., & Mustika, R. (2019). LUPA, DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI BELAJAR DAN ISLAM. PSYCHE: Jurnal Psikologi, 1(1).

Wade, Carole., Tavris, Carol & Garry, Maryanne. 2014. “Psikologi: Edisi Kesebelas Jilid 2”. Jakarta: Erlangga.

Penulis, Maulidya Eka Rachmawati, Mahasiswa Fakultas Psikologi UMM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun