Implementasi Kota Samarinda menjadi kota tangguh (resilient city) untuk mengatasi permasalahan banjir menitikberatkan pada manajemen perkotaan yang terpadu. Terdapat beberapa strategi untuk dapat mengimplementasikan konsep tersebut, seperti:
- Mengintegrasikan daerah rawan bencana, jalur evakuasi, dan tempat-tempat pengungsian ke dalam rencana tata ruang. Langkah ini juga harus didukung dengan penggunaan dan pemanfaatan lahan yang optimal serta pemetaan zona resiko bencana.
- Mengadopsi prinsip-prinsip mitigasi bencana. Manajemen resiko bencana yang baik dan efektif akan telaksana jika strategi mitigasi yang dilakukan terencana, sistematis, menyeluruh, dan dinamis dalam merespon ancaman bahaya banjir, serta melibatkan semua pihak terkait.
- Mengembangkan inovasi teknologi untuk pengurangan risiko bencana. Dalam rangka untuk merancang sebuah kota tahan terhadap banjir, pengembangan inovasi teknologi menjadi komponen penting (Mandala, 2012).
- Melakukan adaptasi bencana yang direncanakan (autoplastis) secara dinamis dan berkelanjutan. Menurut Carter (1991), konsep mitigasi bencana harus dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif yang mencakup seluruh siklus mitigasi bencana, yaitu pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, respon, pemulihan, dan pengembangan terkait dengan bencana.
Perilaku adaptif masyarakat untuk menanggapi perubahan lingkungan, terutama di daerahrawan banjir, diperlukan sebagai salah satu strategi untuk mengurangi risikobencana. Penanggulangan bencana akan terlaksana secara maksimaljika seluruh elemen masyarakat terlibat langsung didalamnya.
Sehingga perludilakukan pendekatan berbasis komunitas seperti Penanggulangan Bencana BerbasisKomunitas (PRBBK). Tujuandari PRBBK adalah mengurangi kerentanan dan memperkuat kapasitas komunitasuntuk menghadapi risiko bencana yang mereka hadapi (Paripurno dalam United Nations Development Programme andGovernment of Indonesia, 2012).Â
Adanyaperan aktif masyarakat merupakan salah satu prinsip terlaksananya konsep kotatangguh (resilient city), yaitumasyarakat tangguh yang siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana. Sehingga dengan adanya partisipasi masyarakat dalam setiap implementasi darikonsep kota tangguh, maka Samarinda sebagai Kota Tangguh (resilient city) yang bebas banjir dapatsegera diwujudkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H