Aku pernah beradaÂ
di simpang empat hidup
memilih arah perjalanan yang kelak
mengantar keinginan-keinginanku
tiba pada tujuan yang sebenarnya
Kala itu
usia masih rentan jatuh bangun
belok ke kiri pikirku tak menemu rintang
Aku melajuÂ
dengan kecepatan emosiÂ
terburu-buru
Jalan yang menikung-nikung membawaku mengintipÂ
jurang-jurang kegagalan
rem pengingat kehati-hatian
tak lagi terinjak
hingga aku terjatuh
Lebam yang melekatÂ
benar-benar biru
tahun-tahun kuhabiskan untuk sembuh
masih saja menimbul ragu
entah rute mana lagi mesti kujalani
sebab perjalanan-perjalananÂ
di depan mataku
menawarkan pilihan melulu
Aku berdiri di hentian ini
menatap arah hidup berikutnya
Sarjo, 22 Juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H