Sebagaimana anak-anak pada umumnya, yang senang berkumpul dan senang memunculkan obrolan apa pun tentang sekitar, adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya dan kawan-kawan jika bisa mengetengahkan sesuatu yang baru.Â
Obrolan kami bisa jadi hal-hal sepele seperti seputar makanan, tapi bila yang menyajikan obrolan terlihat berilmu dibanding yang lain, maka hal sepele menjadi prestasi bagi si narasumber. Pembahasan seperti "apakah bedanya bakpao dan mantau" bisa terasa sangat penting dan mendesak.
Tahun itu (90-an) saya memang tidak mengerti perbedaan bakpao dan mantau. Pelan-pelan, saya meyakini bahwa saya memang tak acuh tentang tentang dua jenis penganan tersebut. Bagi saya, makanan yang bunyi akhirnya nyaris serupa itu, tak terlalu penting dibedakan, karena sungguh sukar menjadi favorit saya.Â
Sepemahaman saya, mantau adalah jenis kudapan berwarna putih yang aslinya tak berisi. Jadi, meski mantau adalah jajanan yang sering menjadi incaran warga Balikpapan, sayangnya saya hanyalah anak-anak yang senang dengan kue-kue dengan isi manis dan gurih, atau berhambur topping yang banyak.
Pikiran ini rupanya melekat sampai dewasa, saya tak bisa mendeskripsikan mengapa kelezatan mantau digemari di kota saya.
Suatu hari, suami pulang membawakan mantau. Saya masih menolak, karena memang tidak menyukainya. "Ini beda lho," cuma itu yang dia ucapkan. Saya melihat mantau itu berwarna-warni. Mantau rainbow sebutannya, yang memiliki beberapa varian rasa. Rupanya mantau yang kami nikmati adalah rintisan sebuah UMKM di Balikpapan bernama Mantau Fya. Alih-alih terus menampik, ternyata saya telah menghabiskan mantau tersebut. Siapa kira, mantau pelangi lebih mengusik rasa gereget saya untuk melumat.
Cerita tentang Mantau Fya tidak hanya sampai di situ, saya sungguh beruntung pada kesempatan lain bisa berkenalan dengan pemilik Mantau Fya yang tak lain adalah sepasang suami istri bernama Pak Yusfiq Rafiqi dan Bu Erny Rufiaty. Kolaborasi manis ini memang berasal dari usaha rumahan yang manis pula. Sudah sejak lama, Bu Erny menjajal kemahirannya di bidang kuliner khususnya kukis dan keik di bawah label Fya Cookies.Â
Sedangkan sang suami bertugas memasarkan. Kemudian tahun 2016, mereka membuat inovasi produk mantau yakni Mantau Fya. Ketika saya bertanya mengapa mantau, Bu Erny menjelaskan bahwa dia sudah sangat paham tentang penganan kebanggaan Balikpapan itu, dan ingin menjadikan mantau benar-benar mampu menjadi oleh-oleh khas kota ini.
Balikpapan memang multietnis, mantau memang berasal dari etnis Cina. Konon, yang membedakan mantau Balikpapan selain karena bentuk, pada awalnya ada varian mantau berisi sapi lada hitam. Dalam perkembangannya, olahan mantau mengalami terobosan, sama seperti produk kuliner lain, yang menciptakan varian anyar, selain rasa original yang memang telah ada.
Demikian pun dengan Mantau Fya, yang berkembang dengan lahirnya Mantau Rainbow beraneka isi.
PANEN PRESTASI
Kolaborasi Pak Yusfiq dan Bu Erny, tidak melulu di ranah pengolahan dan pemasaran. Tahun 2017, Mantau Fya dinobatkan sebagai Juara Kurasi UKM WOW 2017 Balikpapan, setelah pasangan ini berhasil menjelaskan aspek-aspek UKM yang menjadi penilaian di depan para juri.Â
Pada tahun yang sama pula, Mantau Fya atau produknya yang lebih akrab disebut Mantau Rainbow Fya, mendapat apresiasi sebagai Oleh-Oleh Juara 1 Tk. Propinsi, yang diadakan sebuah brand margarin ternama. Debut penghargaan Mantau Rainbow Fya ini menjadi sumbu suksesnya kenamaan Mantau Fya. Kini, ketika orang mencari mantau unik atau ada yang menyebut mantau pelangi, maka akan langsung teringat  Mantau Fya.
BERADU BEDA BERANI JAYA
Bu Erny bercerita mengapa memilih usaha mantau, selain karena ingin membuat mantau khas Balikpapan, karena usaha ini lebih mudah dikelola bersama-sama sehingga dapat diproduksi massal. "Kalau seperti keik, pengerjaannya mesti dirampungkan sendiri sampai akhir," ungkap Bu Erny memperlihatkan beberapa dekorasi keik yang ia buat saat mengelola Fya Cookies.
Terpikir oleh saya, tentunya ada banyak usaha mantau di Balikpapan, bahkan sudah ada yang terkenal. Lalu, mengapa dengan yakinnya pasangan ini mampu meraih pasar mantau?
Rupanya hal itu pun sudah sangat dipikirkan duet Pak Yusfiq dan Bu Erny. Ada satu pertanyaan yang mungkin muncul ketika disuguhi kata 'mantau' : apakah mantau itu halal? Mantau Fya berani menjawab IYA. Semua produk Mantau Fya telah mendapat sertifikat halal MUI.
Khusus untuk sapi lada hitam, rahasia terbaiknya adalah, dagingnya berasal dari daging sapi terbaik yang telah bersetifikasi halal pula. Bahkan demi kesempurnaan, lada hitamnya hanya diambil dari kebun, bukan dari lada jatuhan yang kemungkinan isinya kosong.
Diferensiasi juga ada pada Mantau Rainbow Fya, disebutkan warna kuningnya diambil dari ubi kuning dan kayu secang, warna biru dan ungu dari ubi ungu dan bunga telang, warna cokelat dari bubuk cokelat, warna jingga berasal dari kayu secang, angkak, dan buah naga.
Mantau Fya memang siap mengedepankan mutu dan menjamin selera konsumen. Bahkan untuk orang seperti saya yang tidak menyukai mantau, bisa beralih suka.
UMKM Mantau Fya, yang berpusat di Borneo Paradiso Ruko Maple Blok B1-Balikpapan, kini telah memproduksi minimal kisaran 500 mantau per harinya. Jumlah yang bagi saya terdengar banyak diakui oleh pasangan perintis ini laku terus. "Alhamdulillah, laris aja mbak," ucap sang suami yang gencar melakukan promo dan distribusi.
Mantau Fya yang telah memiliki karyawan ini juga tengah merambah di beberapa produk anyar, seperti mantau oven dan bingka. Sekali lagi, pasangan ini memberanikan diri bergerilya di market yang telah ramai. Bingka misalnya, yang sudah jamak laris manis di Balikpapan. Namun, setelah mencoba bingka berlabel Bingka Kalimantan ini, saya akui bingka mereka memang benar-benar berbeda.
Jawabnya ada dua hal, yakni memasarkan secara konvensional dan online.
Untuk pemasaran langsung, konsumen sudah bisa menikmati produk-produk Fya di outlet Mantau Fya atau outlet oleh-oleh yang menyebar di seantero Balikpapan. Khusus untuk pemasaran online, Mantau Fya membangun sebuah webstore di www.fya-cookies.com serta memperkuat jejaring sosial media. Mantau Fya juga hadir di pelbagai marketplace kenamaan, online shop, serta aplikasi jajanan.
"Ada juga pemesanan dari luar negeri," tutur Bu Erny  yang membuat saya mengisyaratkan 'wow'. Bu Erny mengakui sempat ragu untuk memenuhi pesanan, dikarenakan batas kadaluarsa mantau yang singkat dan memang kekhasannya yang tidak menggunakan pengawet. Tapi, mereka tidak begitu saja menyerah. Mantau kemudian melewati proses vakum dan pembekuan, hingga berhasil menjejak ke luar negeri, seperti Hongkong dan Dubai.
MENEBAR PESONA MANTAU LEWAT PESONA
Bisa dibilang, Mantau Fya bergerak cepat untuk mencapai kesuksesan dalam kurun waktu yang tidak lama, Â semua itu karena Pak Yusfiq dan Bu Erny serius untuk berorientasi pada bisnis mereka. Setiap lini market mereka manfaatkan. Sebut saja PESONA NUSANTARA, sebuah marketplace khusus yang menyediakan oleh-oleh Nusantara.Â
Mantau Fya sudah lama bergabung menjadi vendor Pesona, sehingga bisa dikenal di luar Kalimantan. Pesona sendiri adalah salah satu produk JNE, yang dilahirkan untuk menampung para penggiat UMKM kuliner khas daerahnya agar menjadi solusi bagi siapa pun yang ingin mencari oleh-oleh namun terhalang jarak. Bagi saya, Pesona merupakan bentuk kepedulian JNE bagi para penggiat UMKM, bukan hanya sebagai perantara di jalanan, namun juga inisiator pemasaran. Saya ingat beberapa pekan lampau dalam sebuah talkshow,Â
JNE memaparkan bahwa pihaknya turut mendukung UMKM daerah, satu cara tersebut dengan mengadakan sosialisasi dan edukasi digital marketing lewat pelatihan-pelatihan serta seminar yang telah diselenggarakan JNE di berbagai kota. Sedangkan cara lain adalah mengeluarkan produk-produk solusi. Beberapa produk JNE yang sudah dikenal seperti REG, YES, OKE, dipakai Mantau Fya untuk akses bisnis mereka. Bahkan di Balikpapan, UMKM bisa memanfaatkan produk layanan Intracity, serta Intracity COD, yakni barang akan sampai dalam 4 jam. Produk ini merupakan layanan baru dari JNE yang memang bertujuan untuk memajukan UMKM di Nusantara.
Tadinya saya bukan penggemar mantau, tapi dengan kesungguhan dari pasangan Pak Yusfiq dan Bu Erny, saya melihat simpul bisnis yang kuat. Selera konsumen bisa diraih. Pasar selalu ada, selama mau berusaha.Â
Pasar yang menerima produk kita, memang tidak selalu di depan mata. Ada pula yang jauh di sana. Dan jarak memang bukan penghalang untuk berkembang. Saling dukung dan kerja sama adalah kunci. Kini, omzet Mantau Fya terus meningkat, namun tentunya akan ada banyak 'tugas rumah' ke depannya. Dukungan untuk memajukan UKM di negeri ini menjadi mutlak. Karena ternyata tiap-tiap UKM memiliki potensi untuk menjayakan negeri.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H