Mohon tunggu...
Evita Liliani Libria
Evita Liliani Libria Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 11 yang bersemangat untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Sebagai Guuru BK, saya senang membantu siswa menemukan minat dan bakat mereka. Melalui Program Guru Penggerak, saya berharap dapat menginspirasi lebih banyak guru untuk menciptakan inovasi dalam pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknik Diskusi Metode Problem Based Learning untuk Mengatasi Permasalahan Peserta Didik Dalam Layanan Bimbingan Klasikal

23 Januari 2023   08:06 Diperbarui: 23 Januari 2023   08:27 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Dengan adanya pendidikan, manusia bisa meningkatkan taraf hidup manusia itu sendiri. Bisa dikatakan juga bahwa dengan pendidikan, seorang manusia bisa merubah dunia. Melalui pendidikan manusia bisa mengembangkan kreatifitasnya.

Proses pembelajaran dalam dunia pendidikan disebut dengan proses belajar. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap individu di sepanjang hidupnya. 

Pada proses belajar terdapat beberapa elemen, salah satunya yaitu siswa atau peserta didik. Siswa atau peserta didik inilah nantinya akan menjadi senjata utama demi terwujudnya pendidikan yang lebih maju dari sebelumnya. Apabila siswa atau peserta didik masa kini bisa berkembang, kreatif, inovatif dan solutif serta memiliki perilaku yang baik maka pendidikan masa kini tentunya akan lebih maju. Namun apabila pelajar masa kini tidak bisa berkembang sesuai dengan tuntutan maka akan menjadi suatu permasalahan dalam dunia pendidikan.

Pemberitaan mengenai perilaku pelajar masa kini yang meresahkancukup menjadi perhatian publik yang cukup serius, disamping menjadi permasalahan ini juga menjadi tugas kita untuk menjadikan pelajar menjadi lebih maju. Salah satu perilaku yang menjadi perhatian pada pelajar saat ini adalah perilaku mencontek. Perilaku mencontek terjadi karena kurangnya pemahaman atau kesadaran siswa tentang perilaku mencontek dan cenderung menganggap sebagai hal biasa.

Menyontek merupakan salah satu fenomena pendidikan yang sering bahkan selalu muncul menyertai aktivitas proses belajar mengajar sehari-hari, tetapi jarang mendapatkan pembahasan dalam wacana pendidikan. Menyontek, atau menjiplak, menurut Purwadarminta sebagai suatu kegiatan mencontoh/meniru/mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya. Cheating (menyontek) menurut Wikipedia Encyclopedia sebagai suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan secara sadar untuk menciptakn keuntungan yang mengabaikan prinsip keadilan. Ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pelanggaran aturan main.

Menurut Abdullah Alhadza dalam Admin (2004) mengutip pendapat dari Bower (1964) yang mendefinisikan "cheating is manifestation of using illegitimate means to achieve a legitimate and (achieve academic success or avoid academic failure)," maksudnya menyontek adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis.

Menyontek seringkali dipahami dan merupakan sikap pecundang yang menginginkan hasil paling bagus tanpa harus bersusah payah. Menyontek dilakukan pleh para siswa yang sedang mengerjakan soal atau ujian dan tidak mempersiapkan penguasaan materi pelajaran dengan berbagai alasan.

Latar Belakang

Berdasakan hasil data AKPD yang dilakukan pada peserta didik kelas XI OTKP 3 SMK Negeri 2 Nganjuk menunjukkan persentase paling tinggi pada bidang pribadi pada permasalahan masih suka mencontek pada waktu tes / ujian. Hasil analisis tersebut menunjukkan salah satu permasalahan dalam belajar adalah peserta didik tidak mempunyai sebuah rutinitas belajar di rumah, dengan kata lain saat sudah dirumah mereka hanya bermain hp atau menghabiskan waktunya dengan menonton tv. Peserta didik juga sering menunda-nuda dalam mengerjakan tugas, mereka cenderung akan belajar jika ada ulangan harian atau akan mengahadapi ujian / tes.     

Berdasarkan temuan permasalahan tersebut maka perlu layanan bimbingan klasikal dengan metode Problem Based  Learning dengan materi disiplin belajar, dengan tujuan peserta didik mampu menganalisis faktor faktor pendukung motivasi belajar sehingga akan terbentuk sebuah rutinitas belajar dan bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan mencontek untuk mendapatkan nilai yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun