Sekilas ustad Dikky juga menceritakan gambaran kehidupan warga keturunan Arab tempo dulu yang mayoritas berjualan kain. Sementara itu, saat ini warga keturunan Arab di sepanjang jalan Pejagalan di salah satu sisi masjid ini umumnya berdagang kambing.Â
Konon daging kambing yang dijual di kawasan kampung Arab ini rasanya sedikit berbeda karena pedagang mempunyai metode khusus dalam pemotongan kambing. Para pedagang umumnya adalah pendatang arab baru yang tinggal dan mencari penghidupan di wilayah ini.
Di wilayah ini juga masih tinggal warga kampung Arab lama atau warga keturunan Hadramaut termasuk seorang habib yang dituakan oleh warga. Beberapa warga keturunan Arab juga masih menjaga tradisi asli dan tinggal di rumah bangunan lama. Setiap hari raya Idul Fitri para warga ini berkumpul di masjid Azzawiah, salah satu masjid baru yang ada di kawasan kampung Arab ini.
Seperti disebutkan tadi, di kawasan kampung Arab Pekojan ini terdapat juga beberapa masjid lainnya yaitu Langgar Tinggi, masjid Al-Anshor dan masjid Azzawiah. Langgar Tinggi dan masjid Al-Anshor juga termasuk bangunan kuno dan bersejarah.
Masjid Jami Pekojan atau masjid An Nawier ini kini menjadi salah satu bangunan bersejarah yang perlu dijaga kelestariannya. Selain itu, masjid ini telah menjadi wadah umat untuk beribadah, memperdalam ilmu keislaman dan mempererat tali silaturahmi.
Semoga masjid Jami Pekojan selalu membawa kesejukan bagi umat muslim dan bagi semua umat yang ada di kawasan ini maupun di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H