Saya suka menyimak ritual keagamaan di manapun, apalagi saat ini umat kristiani dan umat muslim di dunia akan merayakan hari kemenangan bersamaan yaitu hari Kenaikan Yesus Kristus dan hari Raya Idul Fitri.Â
Tak cuma perayaan, paguyuban atau organisasi keagamaan menurut saya juga menarik untuk diikuti kegiatannya. Seperti halnya GPdI (Gereja Pantekosta di Indonesia) yang sudah tiga puluh tahun ini masuk ke Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat tersebut banyak sekali agama dari berbagai suku bangsa dan ras di dunia. Agama Kristen Pantekosta adalah salah satu agama besar yang ada di Amerika Serikat. Tapi, gereja Kristen Pantekosta Indonesia yang ada di Amerika Serikat belumlah banyak. Terlebih lagi, tata cara peribadatan dan khotbah yang sangat kental dengan budaya Indonesia itu sangatlah unik.
Belum lama ini, pada tanggal 7 dan 8 Mei 2021, GPdI memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke 100 sekaligus ke 30 tahunnya mereka hadir di negeri Paman Sam tersebut.Â
Dengan diikuti peserta secara daring dan luring, perayaan peringatan ini diadakan di GpdI Christ Center Church di kota New Jersey bersamaan dengan webinar GPdi sedunia pada 30 April 2021 waktu Amerika Serikat. Peserta luring di perayaan ini sebagian besar adalah Pendeta Indonesia yang sudah lama bermukim di Amerika Serikat tentunya.
Perayaan yang disiarkan langsung di media sosial panitia ini ada temanya yaitu "Standing Strong Looking forward."
Yang unik di perhelatan GPdI ini adalah nuansa budaya nusantara yang sangat kental. Meskipun acara diadakan di Amerika Serikat dan hampir semua Pendeta yang mengisi acara sudah puluhan tahun bahkan memang warga Amerika Serikat tetapi bahasa pengantar yang digunakan tetap bahasa Indonesia.Â
Tak cuma itu, pengisi acara bahkan menggunakan pakaian adat nusantara. Melihat dari foto-fotonya, saya tertarik loh pada kain batik selempang yang digunakan oleh Pendeta Seifi Mawuntu. Anggun sekali tampaknya sang pendeta dengan kain yang cantik itu.
Oh ya, saya perlu mengenalkan nih. Pendeta Seifi Mawuntu adalah salah satu pendeta wanita yang melakukan pelayanan bagi jemaat di GPdI seperti halnya sang suami yaitu Pendeta Donald Mawuntu. Pendeta Seifi ini juga adalah salah satu panitia inti dari acara peringatan HUT GPdI ini.
Aneka pakaian tradisional nusantara yang digunakan para peserta yang mengikuti HUT GPdI ini meramaikan rangkaian acara parade budaya yang melengkapi rangkaian ibadah, talk show dan Kebaktian Kebangunan Rohani.
Perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia yang diwakili oleh Koordinator Fungsi Pensosbud, Yudho Sasongko, juga memberikan sambutan di acara ini. Sementara itu, ada juga Pendeta Robert Broadland salah satu Gembala Gereja Bethel Temple Seattle yang menjadi tamu kehormatan. Gereja Bethel Temple Seattle itu kabarnya adalah awal mulanya Gereja Pantekosta di Indonesia. Gereja tersebutlah yang mengutus misionaris pertama kali ke Indonesia.
Pendeta Robert Broadland menyatakan dirinya mendukung atas disahkannya pelopor GPdI USA Pendeta Johannes Albert Ticoalu sebagai Bapak Gereja pantekosta di Indonesia, oleh seluruh pendeta  GPdI se Amerika Serikat. Penobatan itu diwakili oleh Ketua Majelis Daerah GPdI Region 1, Pendeta Polke Koyongian dan Ketua Majelis Daerah GPdI Region2, Pendeta Ferdinand Senduk.
"Menjadi kebanggaan sebagai warga GPdI, ternyata pada saat Sumpah Pemuda digelorakan di tahun 1928. GPdI menjadi gereja yang pertama kali menggunakan kata Indonesia," ungkap pendeta Jeamly Ticoalu, Ketua Panitia acara.
Hebat ya, acara yang berlevel internasional, diadakan oleh para tokoh yang telah puluhan tahun menetap di negeri orang ini tetap mengusung sisi nasionalisme bersanding serasinya dengan nilai-nilai keagamaan.
Sebagai bagian dari menjunjung tinggi nasionalisme itu, panitia mengundang nara sumber utama yang datang dari Deputi V Kantor Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Dra. Jaleswari Pramodhawardhani, M. Hum. Panitia berharap kegiatan ini bisa menjadikan umat Kristiani di manapun semakin solid sesuai ajaran Kristus yang diyakininya.
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, saya terharu dengan nilai nasionalisme umat di GPdI ini. Semoga nasionalisme ini juga bisa dijaga oleh semua umat yang ada di bumi nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H