Meriahnya parade di Disneyland Tokyo. Sumber: foto oleh Lia Wahab
Meriahnya pesta kembang api di istana Frozen, Disneyland, Tokyo. Sumber: foto oleh Lia Wahab
Buat anak-anak, salah satu keseruan bersama teman sekolah adalah kegiatan field trip. Selain memberi tambahan ilmu dan wawasan, field trip juga sangat menghibur.Â
Tapi sayangnya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari setengah tahun sudah membatasi kegiatan sekolah anak. Jangankan field trip, kegiatan utama yaitu belajar mengajar aja dilakukan secara daring sejak dilakukan pembatasan kontak fisik antara anggota lingkungan sekolah.
Suasana di dalam Museum Sumpah Pemuda yang menggambarkan rapat perumusan naskah Sumpah Pemuda. Sumber: foto oleh Lia Wahab.
Beberapa bulan belajar dari rumah, jelas anak-anak jenuh bukan kepayang. Saya saja seringkali harus bersusah payah membujuk anak-anak saya mengerjakan tugas sekolahnya karena mood mereka yang terganggu rasa bosan. Zidan anak saya kelas 4 dan Aisha di kelas 2 sekolah dasar. Kebayang kan rasa bosannya dua anak yang dalam masa senang bermain di luar ruangan ini ditambah beban studi pola daring yang harus mereka hadapi.
Beberapa ekspresi peserta dan pemandu tur Napak Tilas Kemerdekaan RI. Sumber: foto oleh Lia Wahab
Untungnya saya punya sahabat seorang tour guide. Ira Lathief, pendiri komunitas
Wisata Kreatif Jakarta, yang sudah lama berkecimpung di dunia pemandu
wisata mengadakan tur virtual ke beberapa destinasi domestik dan mancanegara.Â
Tak cuma itu, tur virtual yang Ira pandu juga memiliki tema-tema khusus pada hari peringatan tertentu. Ira juga memandu field trip bagi siswa sekolah secara tematik.
Beberapa ekspresi peserta dan pemandu tur virtual ke Disneyland dan Universal Studio, Jepang. Sumber: foto oleh Lia Wahab
Salah satu field trip virtual bersama Ira yang saya ikuti yaitu field trip virtual Napak Tilas Hari Kemerdekaan RI yang diadakan oleh sekolah Homeschooling Windsor -- Kwitang. Homeschooling Windsor ini adalah sekolah khusus yang menerapkan belajar di rumah dan tanpa seragam.Â
Jadi, umumnya siswa-siswa di sekolah ini terbiasa belajar dengan ruang gerak yang lebih leluasa dan umumnya juga lebih berani berekspresi.Â
Tantangannya ya guru atau pemandu mereka harus lebih sabar dalam memfasilitasi mereka. Destinasi field trip ini di antaranya Museum Sumpah Pemuda, Â Gedung Pancasila, Museum Joeang 45, Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan Monumen Proklamasi.
Bagian paling menarik menurut saya yaitu saat peserta mengunjungi Museum Sumpah Pemuda karena di sini diceritakan bagaimana kekompakan pemuda nusantara yang terkumpul di suatu rumah kos yang akhirnya jadi tempat perumusan naskah Sumpah Pemuda.Â
Di sini diceritakan juga mengenai tokoh berpanggilan "Wage" yang akhirnya menciptalan lagu kebangsaan Indonesia yaitu lagu Indonesia Raya. Kisah tokoh yang akhirnya dikenal dengan nama WR Soepratman ini cukup membuat para siswa peserta tur antusias bertanya.Â
Hebatnya, sang pemandu tur Ira mengangkat sisi musikalitas WR Soepratman dan mendorong motivasi anak-anak peserta tur ini untuk fokus pada bakat alami dan cita-cita yang mereka miliki.Â
Lihat Trip Selengkapnya