Tapi sayangnya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari setengah tahun sudah membatasi kegiatan sekolah anak. Jangankan field trip, kegiatan utama yaitu belajar mengajar aja dilakukan secara daring sejak dilakukan pembatasan kontak fisik antara anggota lingkungan sekolah.
Tak cuma itu, tur virtual yang Ira pandu juga memiliki tema-tema khusus pada hari peringatan tertentu. Ira juga memandu field trip bagi siswa sekolah secara tematik.
Jadi, umumnya siswa-siswa di sekolah ini terbiasa belajar dengan ruang gerak yang lebih leluasa dan umumnya juga lebih berani berekspresi.Â
Tantangannya ya guru atau pemandu mereka harus lebih sabar dalam memfasilitasi mereka. Destinasi field trip ini di antaranya Museum Sumpah Pemuda, Â Gedung Pancasila, Museum Joeang 45, Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan Monumen Proklamasi.
Bagian paling menarik menurut saya yaitu saat peserta mengunjungi Museum Sumpah Pemuda karena di sini diceritakan bagaimana kekompakan pemuda nusantara yang terkumpul di suatu rumah kos yang akhirnya jadi tempat perumusan naskah Sumpah Pemuda.Â
Di sini diceritakan juga mengenai tokoh berpanggilan "Wage" yang akhirnya menciptalan lagu kebangsaan Indonesia yaitu lagu Indonesia Raya. Kisah tokoh yang akhirnya dikenal dengan nama WR Soepratman ini cukup membuat para siswa peserta tur antusias bertanya.Â
Hebatnya, sang pemandu tur Ira mengangkat sisi musikalitas WR Soepratman dan mendorong motivasi anak-anak peserta tur ini untuk fokus pada bakat alami dan cita-cita yang mereka miliki.Â
Jadi, tur ini gak cuma menambah wawasan tapi juga punya efek psikologis yang baik buat anak-anak tersebut. Ah, saya cuma bisa menceritakan ulang soal ini kepada anak-anak saya karena mereka gak sempat saya ikutsertakan (kebetulan di jam tur ini berlangsung, mereka sedang bermain di luar rumah).
Field trip virtual untuk anak berikutnya yang saya ikuti yaitu field trip ke Jepang. Ini juga tur yang dipandu Ira Lathief. Kali ini, saya menyertakan anak-anak saya untuk ikut tur.Â
Field trip ini diadakan untuk siswa SD Bangun Mandiri Jakarta dengan destinasi ke Disneyland di kota Tokyo dan Universal Studio di kota Osaka. Di Disneyland, peserta menyaksikan parade tokoh-tokoh Disney dan anak-anak saya paling suka tokoh Baymax dan para princess. Selain itu, ada juga pertunjukan kembang api spektakuler di istana Frozen. Aisha anak saya yang berunur 7 tahun sangat suka  dengan bagian ini.
Perjalanan field trip kemudian dilanjutkan ke Universal Studio di kota Osaka. Di sini, anak-anak melihat istana dimana Harry Potter si penyihir kecil menimba ilmu sihirnya. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke taman Jurassic dengan perahu dan melihat aneka Dinosaurus. Di Jurassic Park ini suasana cukup mencekam seperti dihantui Dinosaurus yang buas. Tapi di sini justru anak saya Zidan (9 tahun) paling menikmati.
Karena peserta memang siswa di Sekolah Dasar, mereka masih kategori anak-anak yang polos dan banyak bertanya walaupun gak langsung berhubungan dengan topik yang dibahas. Suasana pun diramaikan cerewetnya celotehan mereka sampai sang guru sempat meminta tur dijeda untuk menegur mereka, hehe...
Field trip seperti ini seperti jadi obat kangen anak-anak dengan sekolah, guru-guru dan teman-teman mereka. Gak Cuma itu, field trip juga mengusir kebosanan, menambah wawasan dan secara psikologis menimbulkan motivasi baru buat mereka. Kedua anak saya yang ikut field trip ini pun ketagihan untuk ikut lagi dan lagi. Terimakasih buat tur-tur menariknya ya Ira...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI