Aksi masa digerakkan oleh Habib Rizieq Shihab sejak 4 November 2016 dan seterusnya. Amien selalu konsisten ada di barisan ini. Hingga saat februari tahun 2017 Ahok divonis bersalah oleh hakim dan dijebloskan ke penjara, Amien bersama barisan aksi yang mereka namakan "212" tetap sering melakukan aksi masa untuk mengkritik pemerintah.
Di tahun 2018, Amien bersama PAN tergabung dengan koalisi capres cawapres Prabowo-Sandiaga Uno bersama dengan partai Gerindra, PKS, Demokrat dan Berkarya. Ucapan Amien yang mendikotomikan partai-partai dengan sebutan partai Allah dengan partai setan sangat kontroversial. Ia melabel PAN, PKS dan Gerindra sebagai partai Allah karena dianggapnya paling sesuai dengan kehendak Allah.Â
Amien melabel partai yang berseberangan dengannya sebagai partai setan. Amien mengkritik pernyataan presiden Jokowi yang memisahkan politik dengan agama. Amien menilai Jokowi sebagai presiden yang memiliki ilmu pas-pasan.Â
Selama tahun 2018 Amien beberapa kali mengutuk pemerintahan Jokowi dengan ucapan yang memantik kubu Jokowi. Amien mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang pekok sebagai kritik atas penerapan UU Migas no. 22/2001 yang menurutnya pro asing.
Menurut Amien, pilpres 2019 ibaratnya armageddon atau perang barathayuda. Ia juga menginginkan strategi perang badar yaitu perang untuk memenangkan agama Allah diterapkan koalisinya dalam kontestasi pilpres 2019.Â
Kebencian seorang Amien Rais terhadap Jokowi dan pemerintahannya semakin menjadi, semua gerak-gerik Jokowi adalah negatif di mata Amien Rais. Sejak tahun 2018 saja media belum mencatat adanya apresiasi dari seorang Amien Rais terhadap keberhasilan pemerintahan Jokowi di berbagai aspek.
Di awal tahun 2019 ini Amien Rais kembali membikin gempar dengan buku terbaru yang ia terbitkan yaitu "Revolusi Moral" yang merupakan antitesa atas program Revolusi Mental yang digagas oleh Jokowi. Dia menyebut revolusi mental Jokowi tak punya penunjuk moral. "Lo ini saya justru mengakhiri revolusi mental. Pak Jokowi itu kan mental. Saya mengatakan bahwa rezim Jokowi ini tidak punya moral kompas. Tidak punya kompas paradigma atau penunjuk moral, sehingga sangat lemah," kata Amien. Buku setebal 76 halaman itu diberi judul Amien "Hijrah: Selamat Tinggal Revolusi Mental, Selamat Datang Revolusi Moral," ucapnya.
Amien menyebut mental sebagai sebuah sikap yang muncul dari suasana batin kejiwaan seseorang, sedangkan moral adalah kemampuan seseorang membedakan suatu hal yang baik dan buruk. "Jadi kalau sikap kejiwaan seseorang itu pemberani, ya maka mentalnya pemberani. Orang malas mentalnya pengemis. Kemudian kalau ada orang yang planga-plongo itu dia punya mental pengikut," ujarnya.
Ironis, Amien Rais bicara moral. Dulu dia melawan Orde Baru dengan alasan kesewenangan dan monopoli pemerintahnya. Ia juga menolak praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme yang membudaya saat itu. Tapi sekarang, Amien berada dalam satu perahu koalisi dengan mereka yang menjadi pelaku Orde Baru itu sendiri.Â
Tommy Soeharto yang tersangkut kasus korupsi serta pembunuhan hakim agung Syafiuddin Kartasasmita juga dirangkul seorang Amien Rais. Lantas, moral siapa yang harus diperbaiki jadinya?
Buku "Revolusi Moral" dinilai sebagai bukti cara-cara ATM yang dipakai oleh Amien Rais. ATM versi pengamatan awam itu Amati, Tiru dan Modifikasi. Pola yang selama ini diterapkan Jokowi diduplikasi untuk melawan dan mendelegitimasi seorang Jokowi sendiri oleh Amien Rais. Entah sampai kapan seorang Amien Rais begini.Â