Mohon tunggu...
Lia Wahab
Lia Wahab Mohon Tunggu... Jurnalis - Perempuan hobi menulis dan mengulik resep masakan

Ibu rumah tangga yang pernah berkecimpung di dunia media cetak dan penyiaran radio komunitas dan komunitas pelaku UMKM yang menyukai berbagai jenis kerja kreatif

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Saatnya Infrastruktur Wajib Aman bagi Perempuan dan Kaum yang Rentan

24 November 2018   13:49 Diperbarui: 24 November 2018   22:29 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.theconversation.com

img-20181123-wa0018-5bf8f8d312ae9408ec693afb.jpg
img-20181123-wa0018-5bf8f8d312ae9408ec693afb.jpg
Semua hal di atas dibahas di acara Diskusi Publik "Infrastruktur untuk semua: Menciptakan Kota yang Aman dan Inklusif untuk Perempuan dan Anak Perempuan" yang digelar oleh KIAT dan UN-WOMEN di Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Kamis 22 November 2018 kemarin. Diskusi ini bertujuan untuk menyoroti faktor-faktor yang mendorong terciptanya ruang publik yang aman untuk perempuan dan anak perempuan. Selain itu, diskusi ini dibuat untuk menjadi forum bertukar informasi untuk menciptakan kota yang aman dan inklusif.  

Diskusi yang di buka oleh Staf Khusus Presiden, Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, Dr. Sabine Machl, perwakilan dari UN Women-Asean dan Dr. Steven Baraclough, Minister Counsellor DFAT ini mempertemukan beberapa tokoh perwakilan dari Kementerian PUPR, Komnas Perempuan, Partnership ID, kalangan profesional, masyarakat dan media.

Beberapa hal dikemukakan dalam diskusi ini yaitu adanya nilai-nilai matrilineal dan patrilineal yang mempengaruhi pola kebiasaan maupun norma yang diterapkan di masyarakat yang berpengaruh pada suasana ruang publik. Misalnya, nilai-nilai yang melarang perempuan beraktifitas di luar rumah pada malam hari yang membuat fasilitas publik tidak diciptakan tetap aman dan nyaman buat perempuan di malam hari. 

Selain itu, ada perubahan nilai-nilai dan karakter ego di masyarakat untuk saling toleransi dalam menggunakan fasilitas publik. Contoh kasus di kursi halte bis ada lansia atau ibu hamil yang membutuhkan kursi untuk duduk belum tentu akan diberikan oleh mereka yang lebih dulu duduk di kursi tersebut.

Pemerintah saat ini sudah membangun banyak infrastruktur yang aman dana ramah bagi kebutuhan perempuan dan anak perempuan tetapi belum semua sudut kota maupun daerah lainnya merasakannya. 

Tapi satu hal penting yang saya tangkap selain pentingnya infrastruktur yang dibangun yaitu mental positif mau memelihara fasilitas, disiplin dalam pemanfaatan infrastruktur dan rasa toleransi agar semua pihak dapat menikmati manfaat secara adil. Yang terpenting, semoga kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan dapat ditekan jumlahnya.

Sumber foto: www.theconversation.com
Sumber foto: www.theconversation.com
Ingat, apabila suatu ruang publik terasa aman bagi perempuan dan anak perempuan maka ruang publik itu akan terasa aman bagi semua. Semoga terealisasi....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun