Pada urutan ketiga aku bimbang apakah aku seleksi kata "alquran" atau "kesehatan". Karena kebimbangan, aku seleksi keduanya sekaligus. Aku tidak yakin menyeleksi "alquran", karena ini bagian dari iman yang seharusnya tidak aku seleksi. Namun dilain sisi, aku sudah merasakan bagaimana rasanya ketika sakit dan berada diperantauan. Sendirian dalam keadaan sakit itu bener-bener sakit yang hakiki.Â
Terakhir, aku sisakan kata keluarga. Kenapa aku sisakan kata "keluarga"? Barulah aku memperoleh jawaban. Ya, karena aku sedang jauh dari keluarga. Mereka adalah sosok yang saat ini paling tidak bisa aku bayangkan kepergiannya. Â
Selanjutnya...
Masalah al-Quran. Kenapa aku seleksi?Â
Sampai saat ini aku memiliki mushaf yang aku deres setiap hari. Bahkan seminggu sebelumnya, aku mendapat mushaf baru produksi Unit Pencetakan Quran (UPQ) Kemenag, merupakan produksi terbaru Tahun 2020 dari pabrik pemerintah Indonesia.Â
Tentang pilihan kata kelima!
Aku sedikit kecewa memasukkan kata "uang". Selain alasan yang sudah aku ungkapkan di atas, ada satu alasan lagi kenapa aku kecewa. Ya, aku kecewa tidak memasukkan kata "Sahabat". Sahabat seharusnya menjadi prioritas penting. Namun setelah aku pikir lagi, ternyata selama empat bulan di perantauan aku belum merasakan kasih sayang sahabat seperti sebelumnya.Â
Hallo, gimana kabarnya sahabat kecilku yang sudah menikah duluan, sahabat kerjaku di Bawaslu Kabupaten Semarang, dan sahabat-sahabat kuliahku sudah lama kita tidak berjumpa. Bahkan lebaran tahun ini kita nggak bisa bertemu. Â
Mohon doa, semoga kehidupanku di perantauan selalu lancar, baik, dan dilimpahi berkah. AamiinÂ
Kosan Ibu Nana,
Jakarta, 12 Mei 2021