Mohon tunggu...
Lia Triastuti
Lia Triastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Guru

18 Juli 2024   18:31 Diperbarui: 18 Juli 2024   18:40 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Problematika Guru di Daerah Pesisir Selatan


Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat terkenal dengan keindahan alamnya yang mempesona. Namun, di balik keindahan tersebut, ada berbagai tantangan yang dihadapi dalam bidang pendidikan, khususnya yang dialami oleh para guru dan siswa. Berbagai masalah seperti sarana prasarana yang tidak memadai, guru yang kurang profesional dan mengajar di luar bidang keahlian mereka, serta kurangnya persiapan dan kemampuan guru dalam mengajar, menjadi penghalang bagi tercapainya pendidikan berkualitas di daerah ini. Artikel ini akan membahas permasalahan-permasalahan yang terjadi di daerah Pesisir Selatan sesuai dengan 8 standar pendidikan yang berlaku di Indonesia.

1. Standar Isi

Standar isi mencakup kurikulum dan bahan ajar yang harus relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Di daerah Pesisir Selatan, banyak sekolah yang tidak memiliki akses seperti buku dan bahan ajar yang memadai. Kurikulum yang diterapkan seringkali tidak relevan dengan konteks lokal, seperti mata pelajaran yang lebih berfokus pada teori dan tidak memberikan cukup perhatian pada keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, banyak guru yang tidak mendapatkan pelatihan yang cukup untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan lokal. Akibatnya, siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan, dan banyak yang tidak termotivasi untuk belajar.

2. Standar Proses

Proses pembelajaran yang efektif membutuhkan sarana prasarana yang memadai. Namun, banyak sekolah di daerah Pesisir Selatan yang kekurangan alat peraga dan teknologi pembelajaran seperti proyektor atau komputer, membuat proses pembelajaran menjadi monoton dan kurang menarik bagi siswa. Sarana prasarana tersebut tidak merata dan belum bisa memenuhi standar kebutuhan dengan banyaknya siswa di sekolah.

Guru seringkali harus mengajar dengan metode konvensional yang kurang interaktif, sehingga siswa cepat bosan dan tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Dalam kondisi seperti ini, guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi, namun tanpa dukungan sarana dan prasarana yang memadai, hal ini menjadi sulit untuk diwujudkan.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Kompetensi lulusan di daerah Pesisir Selatan seringkali rendah karena keterbatasan fasilitas dan sumber daya yang ada. Banyak siswa yang lulus tanpa memiliki keterampilan praktik yang diperlukan untuk bersaing di dunia kerja. Kurangnya fasilitas pendukung seperti laboratorium dan workshop membuat siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan teori yang mereka pelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun