Kesalahpahaman antara keduanya inilah yang membuat alur ceritanya begitu menarik. Setoyama mengira pemilik bangku itu Matsumoto. Sedangkan, Nozomi tetap membalas surat Setoyama karena mengira cowok tersebut menyukainya.Â
Dari surat, Setoyama pun mengajak mereka saling kenal satu sama lain lewat diary yang dikirim secara diam-diam. Pada halaman pertamanya, Setoyama mengungkapkan dirinya ingin lebih mengenal Matsumoto.Â
Kecewa, itulah perasaan Nozomi saat membaca isi diary nya. Selama ini ternyata ia salah paham. Setoyama tidak menyukainya, melainkan temannya, Erino Matsumoto.Â
Pertengahan cerita, alurnya kian menarik karena kesalahpahaman keduanya. Namun, film ini berakhir dengan begitu manis. Ada bagian yang disampaikan secara tersirat tapi bagiku itu seperti plot twist yang menggemaskan. Bagian di mana Setoyama akhirnya menyadari "siapa pemilik bangku yang sebenarnya".Â
Namun, karena sifat Nozomi yang sangat pemalu dan begitu tertutup membuat Setoyama membiarkan itu semua terjadi. Setoyama tetap menulis surat dan membiarkan Nozomi salah paham sehingga ia merasa seolah terus berbohong.Â
Ia tahu, jika ia mengungkapkan semuanya, besar kemungkinan Nozomi akan kabur.Â
Di sisi lain, sebenarnya Setoyama berusaha dekat dengan Nozomi. Mulai dari memintanya mengajarkan bahasa Inggris, mengajari belajar main basket, hingga memberinya boneka.Â
Tipikal cewek yang benar-benar tidak peka, Nozomi sama sekali tidak mengira Setoyama melakukan itu semua karena dirinya. Bagi Nozomi, ia terus merasa bersalah karena berbohong menulis surat atas nama Matsumoto.Â
Padahal, Setoyama sudah tahu kalau itu Nozomi. Gadis inilah yang disukai Setoyama.Â
Beruntungnya, Setoyama berani mengungkap itu semua. Di ruang radio, justru pernyataan cintanya pada Nozomi diperdengarkan semua anak di sekolah. Tak sengaja Nozomi menjatuhkan batangan ON AIR hingga tombol suara terpencet dan percakapan mereka tersiarkan.Â
Ending nya pun ditutup dengan adegan yang manis.