Mohon tunggu...
Lia
Lia Mohon Tunggu... Lainnya - A Science and Pop Culture Enthusiast

Passionate on environment content, science, Korea and Japanese culture.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perempuan Menangis kepada Bulan Hitam: Belenggu Harkat dan Martabat Perempuan dalam Kawin Tangkap

14 November 2023   10:14 Diperbarui: 4 Desember 2023   13:04 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernikahan (Sumber: Freepik)

Ironisnya, pelarian Magi tidak bertahan lama. Leba Ali tetap menginginkannya. Naas, untuk kedua kalinya Magi harus merelakan harkat dan martabatnya. 

Bahkan, kali ini lebih memilukan. Semua demi membuka mata keluarganya terutama sang ayah. Setidaknya, pengorbanan Magi menyadarkan orang-orang di sekitarnya bahwa "tidak boleh ada lagi korban-korban seperti Magi kedepannya".

Tidak Semua Tradisi Bersifat Baik

Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Magi, kisah nyata yang ditulis Dian Purnomo ketika menyambangi Tanah Sumba. 

Magi bukan hanya perempuan hebat. Dirinya kembali menguatkan akan pandangan bahwa perempuan berhak menggapai cita-citanya, memilih jalan hidupnya, dan bukan hanya dipandang sebagai pengurus rumah tangga. 

Tradisi leluhur memang warisan bangsa, namun tidak semuanya harus dilestarikan. Apalagi jika itu banyak bertentangan dengan hak-hak seseorang dalam hidup.

Orang tua, sosok yang perlu dipatuhi perintahnya tapi bukan berarti semuanya. Menolak permintaan orang tua bukan suatu hal yang durhaka karena anak pun berhak menentukan hidupnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun