Mohon tunggu...
Lia
Lia Mohon Tunggu... Lainnya - A Science and Pop Culture Enthusiast

Passionate on environment content, science, Korea and Japanese culture.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Review Novel Gadis Minimarket (Convenience Store Woman): Apa Itu Normal?

13 November 2021   13:40 Diperbarui: 13 November 2021   13:53 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup Keiko secara perlahan berubah ketika seseorang menjadi pacarnya, meski bukan sungguhan. Setidaknya, orang-orang sekitarnya bisa lebih menerimanya dan itu terbukti ketika mereka berkumpul kembali. Mereka ternyata begitu antusias dengan kehidupan asmara Keiko. Keiko pun tersadar bahwa selama ini itulah yang mereka inginkan dan dengan begitu ia bisa dianggap normal. 

Selesai membaca novel ini rasanya cukup unik, namun memiliki ending yang kurang cukup memuaskan. Belum terlalu dijelaskan bagaimana Keiko hidup pada akhirnya, kelanjutan hubungan asmara palsunya, dan apakah Keiko memang benar-benar tidak normal atau mengidap gangguan tertentu. Ini serasa masih menjadi misteri. 

Tapi, menariknya adalah cara pandang menulis menggambarkan sisi normal dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kisah Keiko, dapat kita pelajari bahwa secara umum normal dalam masyarakat, yakni belajar baik hingga kuliah atau tidak, kemudiaan bekerja, lalu menikah dan membesarkan anak hingga akhirnya meninggal. Inilah jalan hidup yang diterima masyarakat pada umumnya. 

Sebenarnya Keiko tidak salah sama sekali, dia tidak mengganggu dan merugikan orang lain. Dia hanya nyaman dan senang bekerja di minimarket. Namun, bagi sebagian besar orang bekerja di minimarket selama itu dan tidak pernah menjalin asmara adalah suatu hal yang aneh. Barangkali orang-orang seperti ini juga dinilai kurang penting di masyarakat. 

Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Di tahun 2021 ini, sudah bukan lagi mengikuti gaya hidup yang ada pada umumnya karena setiap insan memiliki karakteristik dan proses tersendiri. Yang terpenting adalah bagaimana kita beradaptasi tanpa harus menjadi beban bagi kehidupan orang lain. Menjadi berbeda dari masyarakat juga bukan masalah selama itu tidak merugikan sekitar. Dan jika merasa berbeda apalagi dinilai tidak berguna, setidaknya tidak menyusahkan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun