Sahutnya sambil tetap mengunyah gorengan dan pisang coklat di piring, sampai ludes tak tersisa.
"Tenang mama, aku kan laki-laki, luka segini... Kecil ma" katanya sambil menjentikkan ibu jari dan telunjuknya.
"Sudah ya ma..aku mau istirahat" katanya lagi.
"Eit..lukanya sini mama kasih obat dulu" kataku menahan.
"Oke maa"
Setelah lukanya kubersihkan dan diobati, anakku langsung masuk ke kamarnya. Tetapi sebagai seorang ibu rasa khawatir tetap ada, apalagi setelah satu jam lebih anakku belum bangun juga. Untuk itu aku masuk ke kamarnya untuk memastikan keadaannya.Â
Kutatap dan kuamati anakku dari kaki sampai atas, pipi kiri dan di bawah matanya bengkak dan menghitam. Lebih kaget lagi, begitu kulihat bibirnya,
"Yaa Allah ternyata bibirnya juga sampai menghitam" gumam sendirian.
Aku langsung menceritakan hal itu pada suamiku, mungkin karena khawatir juga, suami dan anak sulungku ikut masuk ke kamar untuk memastikan apa yang kulihat.
"Haha...mama coba pakai kaca mata doong, ini sisa coklat yang tadi dimakan ade maaa" kata anak sulungku sambil tertawa dengan enaknya.
"Iya maa, ha..ha..." suamiku ikut tertawa