Mohon tunggu...
Lia Pram
Lia Pram Mohon Tunggu... Freelancer - a writer

"Just life, we're still good without luck. Even if you lose your way, keep taking light steps that make a click clacking sound. Take your time. There's no right, honestly perhaps everyone wants to cry. Maybe they get angry because they don't want to get sad." –Lee Jieun

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pasca PHK: Kekuatan untuk Bangkit

20 Agustus 2023   21:25 Diperbarui: 22 Agustus 2023   10:26 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengangguran | Sumber: Freepik

Halo.

Sudah lama sekali, ya. Terakhir saya menulis di sini pada tahun 2020, itu pun karena pekerjaan.

Banyak sekali yang terjadi selama tiga tahun belakangan: tempat kerja baru, kolega baru, tanggung jawab baru, anggota keluarga baru, sampai pengalaman baru terkena layoff (PHK).

Di masa-masa itu saya terlalu sibuk untuk menjalin hubungan dengan pekerjaan dan tanggung jawab saya, sampai saya lupa untuk berhubungan dengan diri saya sendiri. Perlahan-lahan saya kehilangan minat terbesar yang sudah menjadi bagian dari diri saya sejak kecil: membaca dan menulis.

Bahkan hingga detik ini, sulit sekali rasanya bagi saya untuk menikmati kembali kegiatan membaca. Saya lebih suka membaca utas di Twitter—yang sayangnya sekarang sudah berubah menjadi X.com—atau melakukan mindless scrolling selama berjam-jam di LinkedIn maupun Instagram sambil berharap bisa menemukan lowongan yang tepat.

Tapi mulai semalam saya mencoba melakukan perubahan. Saya mulai membaca buku lagi meskipun tidak bisa langsung selesai dalam sekali duduk seperti dahulu.

Saya membeli Chicken Soup for the Soul: Kekuatan Berpikir Positif, menyelesaikan delapan dari seratus satu cerita yang ada, lalu berpindah ke kisah Oei Hui Lan: Kisah Putri Sang Raja Gula dari Semarang di aplikasi iPusnas.

Saya senang. Senang sekali.

Meski hanya sedikit, akhirnya ada progress untuk kembali mencintai minat baca saya yang sebelumnya terkikis oleh kesibukan dan perjalanan pulang-pergi dari rumah hingga ke kantor. 

Di tengah rasa lelah untuk mengejar ketinggalan agar bisa scale up seperti teman-teman saya, juga rasa pengar setelah sekitar delapan jam menuntaskan kewajiban di laptop, kadang tebersit keinginan untuk menyelesaikan buku Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan karya Jeon Seung-hwan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun