Mohon tunggu...
Lia Oktaviana
Lia Oktaviana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

melalui proses berharap progres

Selanjutnya

Tutup

Money

Potensi Jenang sebagai Olahan Khas Kota Kudus

9 Juli 2020   11:33 Diperbarui: 9 Juli 2020   11:32 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inovasi rasa jenang terus diakukan agar menciptakan sesuatu pembaharuan agar diterima masyarakat. Macam-macam rasa jenang biasanya adalah rasa jahe, durian, wijen, nangka. Potensi wilayah yang mendukung produksi tanaman jahe terdapat di kecamtan Dawe, hal ini dikarenakan dekat dengan gunung muria yang ketinggian 200-600 mdpl suhu yang cocok berkisar antar 200C-250C.

Faktor teori lokasi ekonomi pada pabrik jenang di Kudus. Menurut Weber, industri dikelompokan menjadi dua jenis kecenderungan lokasi pabrik/industri berdasarkan dimana (1) bahan bakunya mudah tersedia atau (2) lokasi yang lebih dekat dengan pasar. Jenang merupakan produk asli yang banyak berproduksi di kecamatan kota. Hal ini menyebabkan industri didirikan dekat dengan pemasaran. Hal ini dapat dibuktikan peta berikut;

dokpri
dokpri
 Jika dipertimbangkan dari segitigal lokasional Weber yang cocok adalah segitiga berikut; 

sobatmateri.com
sobatmateri.com
Keterangan :

M                     : Pasar

R1 & R2          : Bahan Baku

P3                    : Lokasi Biaya Terendah

Selain itu dengan berdekatan dengan pasar maka dapat menganalisis perilaku konsumen. Lokasi biaya terendah ditekan dengan transportasi yang murah, karena kecepatan pasokan bahan baku dapat menjangkau pabrik dan sampai ke konsumen dan dekat. Wilayah pabrik jenang dipilih dengan lalu lintas yang lumayan padat. Memiliki topografi yang landai, dekat dengan kegiatan ekonomi ramai di sekitar simpah tujuh Kudus. Apalagi dalam perencanaan wilayah Kota Kudus merupakan sektor perdagangan dan jasa.

Jenang Kudus bertahan hanya 6 bulan dan menyebabkan kesulitan dalam ekspor jenang keluar negeri. Paling tidak produk harus bertahan lama, sekitar 1-2 tahun. Oleh karena itu diperlukan optimalisasi dalam pengolahan jenang menggunakan sentuhan teknologi. Sehingga awet, tahan lama dan inovasi harus dikembangkan untuk memikat pembeli. Bahkan UMKM dapat memasukkan produk jenang dalam skala besar dengan pengemasan baik dan masa berlaku bisa lama.

Dengan jangka waktu yang lebih lama, tentunya ketika proses pengiriman barang ke luar negeri dengan membutuhkan waktu antara satu hingga dua bulan, tentunya barang yang diterima masih dalam kondisi segar. Pemerintah telah membangun Iradiator Gamma Merah Putih di Tangerang Selatan yang bisa digunakan secara bersama-sama oleh pelaku UMKM.

Untuk membangun Iridiator Gamma Merah Putih dengan ukuran mini saja mencapai Rp90 miliar. Ekspor jenang yang berlangsung selama ini, tidak dilakukan secara mandiri, melainkan ada agen yang memasarkannya ke luar negeri. Jadi hanya produsen jenang yang menginginkan produksinya keluar negeri harus mengirim sendiri, sedangkan untuk memperoleh pengawetan produk hanya dengan irradiator gamma yang Kudus belum memilikinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun