Mohon tunggu...
Lia octavia
Lia octavia Mohon Tunggu... -

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemajuan Pendidikan hanya Sekadar Janji

9 Desember 2018   21:05 Diperbarui: 11 Desember 2018   19:39 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh dapat kita ambil dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan, ketika Khalifah Umar mengangkatnya sebagai Gubernur Syam, dan terus memegang jabatan itu sampai pada masa kekhalifahan Utsman Radhiyallahu 'anhu. Beliau sangat pandai dalam mengendalikan pemerintahan, dan ahli dalam mengatur negara.

Al Khallal juga meriwayatkan dari jalur Muhammad bin Mukhallad bin Hafsh al Aththar, dari Muhammad bin al Mutsanna, dari Nuh bin Yazid bin Sinan, dari Ibrahim bin Sa'ad, dari Muhammad bin Ishaq dari Nafi', dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma , ia berkata: "Belum pernah aku melihat orang yang pintar memimpin setelah Rasulullah SAW, selain Mu'awiyah RA aku pun bertanya,"Apakah ia lebih pintar memimpin daripada Abu Bakar?" Ibnu Umar menjawab,"Abu Bakar lebih baik daripada Mu'awiyah."

"Apakah ia lebih pintar memimpin daripada Utsman?" tanyaku lagi. Ibnu Umar menjawab,"Semoga Allah merahmati Utsman, beliau lebih baik daripada Mu'awiyah, akan tetapi Mu'awiyah lebih pintar memimpin daripada Utsman"

Selain itu Ibnu Umar pun pernah melontarkan pertanyaannya berkenaan dengan kesantunan Mu'awiyah dan kecakapannya dalam memimpin. Mu'awiyah RA telah melaksanakan tugas sebagai kepala negara dengan sebaik-baiknya. Beliau juga telah memimpin dunia dengan kesempurnaan akal, kedalaman kasih sayangnya, keluasan jiwanya, dan dengan kekuatan pengaruh dan pemikirannya, ia telah membuat segenap kaum muslimin ridha dengan kedermawannya dan kesantunannya

Dari sedikit penjelasan tentang mu'awiyah diatas dapat disimpulkan tujuan kepemimpinan dalam Islam adalah menegakkan agama dan mengatur urusan dunia dengan agama. Tujuan ini perlu diwujudkan oleh pemimpin-pemimpin di Indonesia yang telah diberi hak kepemimpinan oleh rakyat.

Menjadi seorang pemimpin yang baik tentu Allah SWT akan memberikan berbagai keutamaan, sedangkan untuk pemimpin yang zhalim Allah SWT akan memberinya ancaman seperti menjadi manusia yag paling dibenci oleh Allah SWT, Allah tidak akan mengampuni dosa-dosanya dan bahkan Allah akan menelantarkannya di hari kiamat, akan diharamkan surga bagi mereka pemimpin zhalim. Tentunya masih banyak bentuk ancaman yang Allah berikan kepada para pemimpin zhalim dan dusta.

Inilah saatnya kita sebagai manusia yang memiliki akal untuk cerdas dalam memilih pemimpin dengan melihat dari visi dan misi mereka yang jelas dan terukur. Bukan pemimpin yang asal berjanji. Perubahan bangsa ini akan ditentukan oleh pemerintahan yang tulus melayani rakyat dan rakyat nya yang cerdas.

Terima Kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun