Merespons hal itu, Gus Miftah menjelaskan kepada dalang Wayang Kulit bahwa ia takut meninggal lebih dulu jika sampai memiliki perasaan terhadap Yati.
"Tadinya mau saya seriusin Pakde, tapi saya khawatir mati duluan," ucapnya.
"Loh sebabnya apa?," tanya dalang kepada Miftah.
"Saya bisa keracunan soalnya 'susunya' sudah kadaluarsa," jawab Gus Miftah.
Reaksi kecewa bermunculan dari berbagai kalangan. Candaan Gus Miftah terhadap Yati Pesek pun dinilai keterlaluan. Banyak yang menyayangkan perilaku Gus Miftah, mengingat ia adalah seorang tokoh agama.
Meski dalam konteks bercanda di atas panggung, Gus Miftah tak sepantasnya berbuat seperti itu. Selain dapat kecaman dari netizen, video yang beredar tersebut juga makin mendapat sorotan lebih besar usai Ni Luh Djelantik, seorang aktivis perempuan dan pengusaha turut mengomentari dan menyindir Gus Miftah di media sosial.
"Seharusnya seorang tokoh agama memberikan contoh baik, bukan melontarkan candaan yang merendahkan orang lain. Candaan tersebut merupakan penghinaan terhadap perempuan dan tidak mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan dalam agama," ucap Ni Luh Djelantik.
"Ya aku cuma diam saja walaupun sebenarnya hatiku sakit sekali. Ya aku ini dari kecil jadi seniman sampai jadi tua itu menjaga budayaku beneran ngger, tidak cuma asal-asalan"
"Aku ada di mana saja tetap pakai budi pekerti, tata krama yang benar. Kok aku sama Miftah dibilang kayak begitu," kata Yati dalam video yang diunggah Erick Estrada, dikutip dari detikcom, Sabtu (7/12/2024).
Perkataan Yati pun terdengar begitu sakit hati . pesinden senior itu bertanya apa yang menjadi salahnya, hingga dihina oleh Gus Miftah.
"Salah ku apa? Padahal aku mujahadah di situ, aku tidak pernah dibayar, tidak minta bayaran. Aku cari ilmu, ternyata kayak begitu. Aku cuma bisa menahan, cuma diam saja," ujarnya Yati.