Ketiga, penguatan kerjasama: Kegiatan kelompok mendorong siswa untuk saling bekerja sama dan menghargai perbedaan pendapat.
Keempat, peningkatan rasa percaya diri: Siswa merasa bangga dengan hasil karya mereka dan lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan.
Selain memberikan manfaat bagi siswa, kegiatan ini juga memberikan dampak positif bagi sekolah dan masyarakat. Dengan adanya tempat sampah yang dibuat siswa, lingkungan sekolah menjadi lebih bersih dan indah. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menginspirasi masyarakat sekitar untuk melakukan hal serupa dan turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Apa yang dapat kita petik?
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan keterampilan motorik siswa dalam memotong, mengecat, dan menghias galon, tetapi juga meningkatkan pemahaman mereka tentang pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Dengan adanya dua jenis tempat sampah di setiap kelas, siswa MI Mahadul Huda diharapkan dapat mulai membiasakan diri memilah sampah organik dan non-organik sejak dini.
Selain itu, kegiatan ini juga memberikan contoh nyata bahwa barang-barang bekas seperti galon dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali untuk keperluan lain yang lebih berguna. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya mendidik, tetapi juga membentuk karakter siswa yang peduli lingkungan dan kreatif dalam memanfaatkan barang bekas.
Melalui kegiatan P5 ini, siswa MI Mahadul Huda belajar bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab orang dewasa, tetapi juga peran penting yang bisa diambil oleh mereka sebagai generasi penerus. Dengan kreativitas dan pemahaman yang lebih baik tentang daur ulang, siswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga kelestarian lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H