Mohon tunggu...
liadamayanti
liadamayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Generasi Muda Jauh dari Buku? Alasan dan Solusi

10 Desember 2024   06:14 Diperbarui: 12 Desember 2024   12:34 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era yang serba digital ini, kita memiliki akses kebebasan di segala sisi. Salah satunya kebebasan akses dalam mendaptkan informasi dan berkomunikasi yang baik saat ini dapat didapatkan dengan mudah. Bahkan, hampir diseluruh dunia ini menginginkan hal yang cepat dan efisien.

Menurut UNESCO, Indonesia berada di tingkat ke dua dari bawah dunia dengan tingkat literasi yang rendah. UNESCO mengatakan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001% yang berarti dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang rajin membaca.

Sedangkan survey yang dilakukan oleh badan pusat statistic pada tahun 2020 menunjukan bahwa hanya sekitar 10% penduduk Indonesia yang rajin membaca buku. Angka ini menunjukan tingkat minat literasi yang rendah di kalangan masyarakat.

Literasi merupakan kemampuan untuk membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, dan mengolah informasi untuk memahami dunia berkomunikasi secara efektif.

Tentu hal ini bukan hanya bualan belaka, tetapi ada alasan yang dilatarbelakangi. Berikut beberapa alasan rendahnya minat membaca di Indonesia.

Sarana dan prasarana yang kurang memadai

Faktor pertama yang mempengaruhi rendahnya minat menbaca di Indonesia yaitu kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Terutama di daerah pedesaan dan terpencil, akses terhadap buku-buku bacaan juga sangat terbatas. Perpustakaan dan taman baca masyarakat yang seharusnya menjadi sumber literasi seringkali tidak memiliki koleksi buku yang memadai. Meskipun pemerintah telah berupaya dengan program merdeka belajar untuk mendistribusikan buku-buku bermutu ke seluruh wilayah di Indonesia, tetapi masih banyak wilayah yang sulit terjangkau.

Lebih suka media social daripada buku

Salah satu penyebab rendahnya literasi yaitu kurangnya minat membaca dominasi media social seperti Instagram, tik tok, youtube dan X dapat mempengaruhi kebiasaan konsumsi informasi dengan menyajikan konten berupa video pendek, gambar dan teks ringan. Kebiasaan ini membuat kecenderungan terbiasa dengan pola pikir yang cepat dan kurang focus pada teks yang lebih Panjang dan kompleks . Minat membaca yang rendah dapat berakibat pada perkembangan kemampuan membaca dan menulis yang negatif. Padahal membaca memiliki manfaat seperti meningkatkan aktivitas otak, menambah pengetahuan, dam mengasah daya ingat.

Lingkungan sosial

Lingkungan merujuk pada semua interaksi dan pengaruh yang diterima dari orang-orang disekitar, mulai dari keluarga, teman, komunitas dan masyarakat luas. Lingkungan social dapat membentuk kebiasaan dan pandangan terhadap dunia, seperti peran orang tua dan guru yang gemar membaca cenderung akan menularkan minat bacanya seperti menyediakan akses ke buku, atau mengajak anak-anak berdiskusi tentang bacaan mereka, hal ini akan meningkatkan minat literasi yang tinggi. Sebaliknya, keluarga yang kurang memberi perhatian terhadap literasi dapat mempengaruhi rendahnya minat baca generasi z.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun