Mohon tunggu...
Lia Baro'atul Khusnia
Lia Baro'atul Khusnia Mohon Tunggu... Lainnya - Human

Give your best and believe to Allah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beretika dalam Media Sosial sebagai Wujud Penerapan Pancasila

10 November 2021   01:54 Diperbarui: 10 November 2021   02:00 2510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Instagram: @babarol_

Pancasila adalah dasar dari negara Republik Indonesia yang lahir atas dasar nilai-nilai budaya yang sudah ada dan melekat tanpa di sengaja sejak zaman nenek moyang Bangsa Indonesia (Asmaroini, 2017). Pancasila berasal dari dua kata, yakni panca dan sila. 

Panca berarti lima dan sila berarti batu sendi. Dengan demikian, kata Pancasila dapat diartikan sebagai batu sendi yang lima, yakni lima hal pokok yang menjadi dasar bagi masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan. 

Nama Panca diusulkan oleh presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno. Sedangkan kata sila diusulkan oleh seorang ahli Bahasa. Kata Pancasila diusulkan oleh Ir. Soekarno pada era pembentukan dasar negara pra Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pancasila merupakan sesuatu yang sakral sehingga setiap warga negara wajib untuk menghafal dan mengamalkan segala isi yang terkandung dalam Pancasila (Sianturi & Dewi, 2021). Namun demikian, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang hanya menganggap Pancasila sebagai ideologi semata tanpa mengamalkannya dalam kehidupan. 

Pemahaman terkait nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan sesuatu yang penting untuk diperhatikan. Hal ini karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan Pendidikan karakter bagi Bangsa Indonesia. Penerapan nilai-nilai Pancasila yang rendah di kalangan masyarakat menjadi bukti rendahnya pendidikan karakter di kalangan masyarakat.

Untuk menunjukkan tingginya pendidikan karakter bangsa, maka perlu adanya penerapan nilai-nilai Pancasila yang baik di kalangan masyarakat. Walaupun pada dasarnya Pancasila sendiri merupakan sifat dasar yang melekat pada diri Bangsa Indonesia, akan tetapi relalita yang terjadi pada saat ini justru tidak sedikit yang tidak menampakkan nilai-nilai Pancasila.

Adanya penyimpangan yang terjadi di kalangan masyarakat merupakan bukti kurangnya penerapan nilai-nilai Pancasila oleh masyarakat. Beberapa pelanggaran telah banyak terjadi dari berbagai segi kehidupan, baik dari segi ekonomi, agama, politik, sosial-budaya, dsb. 

Salah satu pelanggaran pada bidang sosial-budaya yang menjadi momok dari perilaku dan etika masyarakat yaitu perilaku dan etika dalam bermedia sosial. Hal ini penting untuk disorot karena meskipun tindakannya tidak terjadi dalam dunia nyata, akan tetapi dampak yang ditimbulkan cukup terlihat nyata. 

Beberapa pelanggaran etika yang terjadi dalam media sosial di antaranya penyebaran berita hoax, pencemaran nama baik, penipuan online, bullying, perjudian online, penyebaran ujaran kebencian, pengunggahan foto-foto yang tidak pantas, spam, bahkan hingga privacy violation atau pelanggaran privasi seseorang tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Beberapa pelanggaran etika tersebut tentunya tidak terjadi tanpa adanya sebab. Hal ini tentu tidak hanya disebabkan oleh satu pihak saja, melainkan dari berbagai pihak dan beberapa faktor yang cukup kompleks. 

Beberapa faktor tersebut di antaranya rendahnya kontrol dan pengawasan dari masyarakat, rendahnya pengetahuan masyarakat terkait etika dalam berbagi segi dan kondisi, rendahnya kesadaran dari masyarakat terkait, kekurangjelasannya pedoman hidup dari individu terkait, lingkungan dengan etika yang rendah, hingga kekurangberatan sanksi yang ditimpakan kepada para pelanggar etika dan berbagai pelanggaran lainnya. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus agar pelanggaran etika tidak menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat.

Di antara hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut yaitu membiasakan untuk beretika sehat dalam bermedia sosial. Hal ini dapat dicapai apabila masyarakatnya memiliki tingkat kesadaran yang cukup tinggi akan pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan kesadaran ini dapat dimulai dari hal-hal kecil yang merupakan komponen dasar untuk membentuk kebiasaan manusia.

Dalam setiap hal kecil, hendaknya dapat direnungi dan diambil pelajaran atas setiap keputusan yang diambil. Bahwasanya setiap sesuatu pasti memiliki dampak. Apabila sesuatu yang dilakukan baik, maka dampaknya pun juga akan baik, begitu pula sebaliknya. Hal ini karena hal-hal kecil seperti sekedar memberikan komentar pada unggahan seseorang pun akan dapat menimbulkan masalah jika tidak dilakukan dengan bijak tanpa memperhatikan etika yang ada.

Dengan demikian, seiring dengan semakin majunya peradaban dan teknologi, hendaknya pemikiran, kesadaran, dan etika manusia juga harus semakin maju. Bukan justru semakin merosot yang menjadi bukti semakin rendahnya pendidikan karakter bangsa. 

Sebagai warga negara yang baik dan cinta terhadap negerinya, hendaknya juga harus menjunjung apa yang menjadi dasar dan ciri khas dari bangsanya. Apalagi jika sesuatu tersebut merupakan sesuatu yang sudah sejak lama ada dalam diri bangsa Indonesia dan merupakan ciri yang membedakan Bangsa Indonesia dengan bangsa lain. 

Jika bukan kita yang mempertahankan nilai-nilai Bangsa Indonesia, yakni yang terkandung dalam Pancasila, maka siapa lagi yang akan mempertahankan ini. Hal ini karena meninggalkan Pancasila sama halnya dengan mematikan Bangsa Indonesia dan berbagai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Jika tidak bisa melakukan perubahan besar untuk menjadi lebih baik, maka cukup dengan memperhatikan apa yang baik dan telah ada.

Sumber:

Asmaroini, A. P. (2017) Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya Bagi Masyarakat Di Era Globalisasi. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 1, 50-64.

Sianturi, Y. R. U. & D. A. Dewi (2021) Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari dan sebagai Pendidikan Karakter. Jurnal Kewarganegaraan, 5, 222-231.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun