Mohon tunggu...
Lia Baro'atul Khusnia
Lia Baro'atul Khusnia Mohon Tunggu... Lainnya - Human

Give your best and believe to Allah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beretika dalam Media Sosial sebagai Wujud Penerapan Pancasila

10 November 2021   01:54 Diperbarui: 10 November 2021   02:00 2510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Instagram: @babarol_

Beberapa faktor tersebut di antaranya rendahnya kontrol dan pengawasan dari masyarakat, rendahnya pengetahuan masyarakat terkait etika dalam berbagi segi dan kondisi, rendahnya kesadaran dari masyarakat terkait, kekurangjelasannya pedoman hidup dari individu terkait, lingkungan dengan etika yang rendah, hingga kekurangberatan sanksi yang ditimpakan kepada para pelanggar etika dan berbagai pelanggaran lainnya. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus agar pelanggaran etika tidak menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat.

Di antara hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut yaitu membiasakan untuk beretika sehat dalam bermedia sosial. Hal ini dapat dicapai apabila masyarakatnya memiliki tingkat kesadaran yang cukup tinggi akan pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan kesadaran ini dapat dimulai dari hal-hal kecil yang merupakan komponen dasar untuk membentuk kebiasaan manusia.

Dalam setiap hal kecil, hendaknya dapat direnungi dan diambil pelajaran atas setiap keputusan yang diambil. Bahwasanya setiap sesuatu pasti memiliki dampak. Apabila sesuatu yang dilakukan baik, maka dampaknya pun juga akan baik, begitu pula sebaliknya. Hal ini karena hal-hal kecil seperti sekedar memberikan komentar pada unggahan seseorang pun akan dapat menimbulkan masalah jika tidak dilakukan dengan bijak tanpa memperhatikan etika yang ada.

Dengan demikian, seiring dengan semakin majunya peradaban dan teknologi, hendaknya pemikiran, kesadaran, dan etika manusia juga harus semakin maju. Bukan justru semakin merosot yang menjadi bukti semakin rendahnya pendidikan karakter bangsa. 

Sebagai warga negara yang baik dan cinta terhadap negerinya, hendaknya juga harus menjunjung apa yang menjadi dasar dan ciri khas dari bangsanya. Apalagi jika sesuatu tersebut merupakan sesuatu yang sudah sejak lama ada dalam diri bangsa Indonesia dan merupakan ciri yang membedakan Bangsa Indonesia dengan bangsa lain. 

Jika bukan kita yang mempertahankan nilai-nilai Bangsa Indonesia, yakni yang terkandung dalam Pancasila, maka siapa lagi yang akan mempertahankan ini. Hal ini karena meninggalkan Pancasila sama halnya dengan mematikan Bangsa Indonesia dan berbagai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Jika tidak bisa melakukan perubahan besar untuk menjadi lebih baik, maka cukup dengan memperhatikan apa yang baik dan telah ada.

Sumber:

Asmaroini, A. P. (2017) Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya Bagi Masyarakat Di Era Globalisasi. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 1, 50-64.

Sianturi, Y. R. U. & D. A. Dewi (2021) Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari dan sebagai Pendidikan Karakter. Jurnal Kewarganegaraan, 5, 222-231.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun