Walau demikian, Planck juga masih resah karena apa yang ia lontarkan masih hanya sebatas ramalan belaka. Hingga persamaannya dipublikasikan pun, sebenarnya ia masih tidak tau apa yang terkandung di dalamnya. Hingga suatu ketika, ia mendapatkan hidayah ketika sarapan roti. Karena sepotong roti, Planck baru mengerti bahwa ternyata energi radiasi benda hitam itu tidak bersifat kontinu, tetapi bersifat diskrit (berupa kuanta atau potongan). Energi dapat diibaratkan sebagai susunan dari potongan roti. Semakin tipis potongannya, maka semakin tak terlihat kalau ia berupa potongan.
Meskipun sudah mendapatkan hidayah, tetapi Planck juga masih bingung kenapa energi radiasi bersifat diskrit. Akhirnya, Planck mengajukan postulat bahwa E = hf. Akan tetapi, Planck tidak tau berapa nilai 'h'. "Pokoknya kecil sekali, deh", kata Planck. Kemudian, dengan mencocokkan antara Persamaan Planck dengan hasil eksperimen Henrich Rubens, akhirnya didapatkan nilai h yang disebut dengan Konstanta Planck. Persamaan Planck tersebut cocok untuk energi radiasi pada frekuensi rendah dan cocok untuk energi radiasi pada frkuensi tinggi sehingga aman dari bencana ultraviolet. Berikut merupakan Persamaan Planck dan nilai dari konstanta Planck:
Berkat gagasan Planck tersebut, akhirnya Planck mendapatkan hadiah nobel dan namanya tercantum sebagai salah satu fisikawan penggagas lahirnya "Mekanika Kuantum". Yeay, selesai sudah dilema radiasi benda hitam dengan ditemukannya pengetahuan baru bahwa energi bersifat diskrit. Pengetahuan baru bahwa energi bersifat diskrit merupakan titik awal lahirnya fisika kuantum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H