Mohon tunggu...
Riska Aulia
Riska Aulia Mohon Tunggu... Ilmuwan - PIAUD UIN Malang

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep APE (Menurut Montessori, Elizabeth Peabody, Forebel, dan Criussenne)

27 September 2021   11:38 Diperbarui: 27 September 2021   11:44 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di usia 6-8 tahun tersebut anak akan gampang sekali bosan dan jenuh dengan model pembelajaran yang hanya di dalam kelas saja dan jauh dari dunia mereka yakni bermain. Suatu APE atau Alat Permainan Edukatif ciptaan Elizabeth Peabody yakni boneka tangan, boneka tangan meiliki fungsi sebagai mediator sebuah tokoh.

Konsep Alat Permainan Edukatif yang ketiga yakni menurut Friedrich Wilhelm August Froebel. Pendidikan yang digunakan Froebel yakni anak dibimbing untuk menyadari dirinya bahwasanya ia adalah mahkluk Tuhan dan individu yang nantinya harus memiiki sikap empati, bermoral, dapat menyelesaikan suatu permasalahan, cerdas, dan adil terkhusus pada dirinya sendiri. Suatu kegiatan bermain dari Froebel diantaranya yakni; kerajinan tangan, bernyanyi dengan gerak dan badan. 

Untuk menyeimbangkan suatu bentuk pembelajarannya Froebel juga menciptakan suatu Alat Permainan Edukatif seperti balok-balokan kecil dimana balok-balok tersebut mempunyai ukuran tersendiri. Jelas permainan balok-balokan ini mempunyai fungsi untuk melatih motorik yang ada pada diri anak usia dini tersebut.

Dan yang terakhir yakni konsep Alat Permainan Edukatif menurut George Cruissenaire. Sama seperti namanya, Alat Permainan Edukatif yang diciptakan yakni balok Cruissenaire. 

Balok ini diciptkan untuk mempermudah anak dalam proses pembelajarannya, terlebih kkhusus pada sulitnya anak yang paham akan matematika atau hitung-hitungan. 

Tentu saja kalau balok ini sudah banayk dipergunakan di TK-TK dan juga PAUD. Perlu kita ketahui juga bahwasanya balok-balok ini sudah sangat jelas warna dan juga ukurannya berbeda-beda. 

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan balok ini biasanya terlebih dahulu guru atau pengajar mempersiapkan dulu balok Cruissenaire nya terlebih dahulu, lahu guru  harus mempersiapkan anak didik, lalu tentunya guru memberi penjelasan tentang permainan tersebut sembari memberi tahu bagaimana aturan bermain yang ada didalam permainan tersebut. 

Dalam permainan ini dapat memberikan perhatian anak untuk lebih focus dan berkonsentrasi, mengapa demikian? Dikarenakan disini anak usia dini akan focus untuk hitung menghitung dari adanya balok-balok tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun