Mohon tunggu...
Riska Aulia
Riska Aulia Mohon Tunggu... Ilmuwan - PIAUD UIN Malang

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep APE (Menurut Montessori, Elizabeth Peabody, Forebel, dan Criussenne)

27 September 2021   11:38 Diperbarui: 27 September 2021   11:44 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

APE atau Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang memiliki tujuan dan juga manfaat seperti apa yang kita telah bahas di artikel sebelumnya. Selain itu APE atau Alat Permainan Edukatif sendiri tentunya memiliki konsep yang tertentu dalam proses pengembangannya. Konsep tersebut bukan hanya sebagai formalitas saja, akan tetapi harus perlu diperhatikan. 

Dalam APE atau Alat Permainan Edukatif ini pastinya menginginkan tercapainya suatu tujuan dari konsep tersebut. 

Bisa dibilang konsep tersebut berupa rencana atau sebuah rancangan demi terwujudnya suatu bentuk nilai Alat Permainan Edukatif yang terbilang benar dan sesuai berdasarkan standarnya. 

Selanjutnya untuk lebih mengenal mengenai konsep APE atau Alat Permainan Edukatif ini kita akan membahas konsep APE atau Alat Permainan 

Edukatif ini menurut para ahli yang tentunya sudah tidak asing lagi dalam lingkup anak usia dini, diantaranya yakni Montessori, Elizabeth Peabody, Forebel dan juga Criussenne. Dari masing-masing tokoh tersebut tentunya konsep yang mereka miliki berbeda-beda. Yuk simak lebih lengkapnya dibawah ini...

Yang pertama yakni Montessori, dengan ciri khas Montessori biasanya dia menggunakan alat peraga sebagai bentuk dari pendekatannya. Ia menggunakan pendekatan dengan menggunakan alat peraga dikarenakan bahwasanya seorang anak akan sulit memahami sesuatu yang bentuknya masih abstrak atau belum jelas sebagaimana bentukan aslinya, makanya ia memilih alat peraga untuk memperjelas ke abstrak-an tersebut. 

Dilain sisi hal yang perlu diperhatikan dalam konsep Montessori sendiri yakni dari segi fisik anak, alat bermain, dan pembelajarannya harus sesuai dan tentunya pembelajarannya bersifat bebas tidak mengandung unsur paksaan maupun tekanan dari pihak orang tua si anak. APE atau Alat Permainan Edukatif yang di buat oleh Montessori konsep penciptaannya dibuat dengan senyata dan semirip mungkin dengan aslinya. 

Begitupun pula pembelajaran Montessori ini mempunyai tujuan agar si anak di tuntut untuk mandiri, dengan artian anak diharapkan untuk bisa menyelesaikan suatu bentuk permasalahannya sendiri tanpa campur tangan orang lain.  Seperti yang telah terlihat dipasaran, entah itu toko offline maupun online sudah banyak sekali APE atau Alat Permainan Edukatif yang diciptakan oleh Montessori tersebar luaskan. Sudah jelas bahwa APE tersebut harus dibeli sesuai dengan usia anak usia dini. Contoh APE atau Alat Permainan Edukatif ciptaan Montessori tersebut diantaranya yakni:

  • Puzzle Geometri
  • Kantong Ketrampilan Tangan
  • Dan Inkustri Silinder

Diantara Alat Permainan Edukatif diatas tentunnya mempunyai tujuan masing-masing. Contohnya pada puzzle geometri sendiri yakni bertujuan untuk agar anak mengetahui dan juga mengenal berbagai bentuk yang jika disatukan akan menjadi bentuk yang berbeda-beda. Bisa kita ambil contoh misalnya saat anak menyatukan kedua bentuk persegi, yang nantinya akan membentuk persegi Panjang.

Selanjutnya yang kedua yakni konsep Alat Permainan Edukatif menurut seorang ahli Bernama Elizabeth Peabody. Elizabeth Peabody ini focus pada pembelajaran bahasa yang mana ia menggunakan atau menciptakan perangkat dalam proses pembelajarannya dengan sebuah tes perkembangan bahasa yang dinamainya dengan Peabody Individua; Achievement dan Peabody Picture Vocabulary Test. Sudah semestinya bahwa anak usia dini belajar tentunya harus dengan rasa senang. 

Begitupun dengan permainan berbahasa ini, tidak hanya menyenangkan saja akan tetapi anak juga akan terampil dalam hal berbicara, membaca, menulis, kosa kata, dll. Khususnya pada anak yang dengan rentan usia 6-8 tahun dimana mereka dapat menumbuhkan apa yang ia pahami dengan dirinya sendiri. 

Di usia 6-8 tahun tersebut anak akan gampang sekali bosan dan jenuh dengan model pembelajaran yang hanya di dalam kelas saja dan jauh dari dunia mereka yakni bermain. Suatu APE atau Alat Permainan Edukatif ciptaan Elizabeth Peabody yakni boneka tangan, boneka tangan meiliki fungsi sebagai mediator sebuah tokoh.

Konsep Alat Permainan Edukatif yang ketiga yakni menurut Friedrich Wilhelm August Froebel. Pendidikan yang digunakan Froebel yakni anak dibimbing untuk menyadari dirinya bahwasanya ia adalah mahkluk Tuhan dan individu yang nantinya harus memiiki sikap empati, bermoral, dapat menyelesaikan suatu permasalahan, cerdas, dan adil terkhusus pada dirinya sendiri. Suatu kegiatan bermain dari Froebel diantaranya yakni; kerajinan tangan, bernyanyi dengan gerak dan badan. 

Untuk menyeimbangkan suatu bentuk pembelajarannya Froebel juga menciptakan suatu Alat Permainan Edukatif seperti balok-balokan kecil dimana balok-balok tersebut mempunyai ukuran tersendiri. Jelas permainan balok-balokan ini mempunyai fungsi untuk melatih motorik yang ada pada diri anak usia dini tersebut.

Dan yang terakhir yakni konsep Alat Permainan Edukatif menurut George Cruissenaire. Sama seperti namanya, Alat Permainan Edukatif yang diciptakan yakni balok Cruissenaire. 

Balok ini diciptkan untuk mempermudah anak dalam proses pembelajarannya, terlebih kkhusus pada sulitnya anak yang paham akan matematika atau hitung-hitungan. 

Tentu saja kalau balok ini sudah banayk dipergunakan di TK-TK dan juga PAUD. Perlu kita ketahui juga bahwasanya balok-balok ini sudah sangat jelas warna dan juga ukurannya berbeda-beda. 

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan balok ini biasanya terlebih dahulu guru atau pengajar mempersiapkan dulu balok Cruissenaire nya terlebih dahulu, lahu guru  harus mempersiapkan anak didik, lalu tentunya guru memberi penjelasan tentang permainan tersebut sembari memberi tahu bagaimana aturan bermain yang ada didalam permainan tersebut. 

Dalam permainan ini dapat memberikan perhatian anak untuk lebih focus dan berkonsentrasi, mengapa demikian? Dikarenakan disini anak usia dini akan focus untuk hitung menghitung dari adanya balok-balok tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun