Jika lansia tidak mampu beradaptasi dan mencegah kondisi yang terjadi tersebut dan terus berlangsung dalam jangka waktu lama akan menyebabkan depresi. Tanda dan gejala yang dapat timbul pada lansia yang mengalami depresi yaitu :Â
1. Aspek afektif
Tanda dan gejala yang dapat timbul yaitu mudah marah dan kesal, kecemasan, acuh (apatis), penyangkalan perasaan, kemurungan, rasa bersalah, ketidakberdayaan, kesepian, merasa tidak berharga, sedih berkepanjangan, dan lain - lain
2. Aspek fisiologis
Tanda dan gejala yang dapat timbul yaitu nyeri fisik (perut, punggung, kepala), gangguan tidur, gangguan pencernaan, penurunan nafsu makan, perubahan berat badan, mudah lelah dan letih, dan lain - lain
3. Aspek kognitif
Tanda dan gejala yang dapat timbul yaitu kebingungan, sulit berkonsentrasi, kehilangan minat dan motivasi untuk beraktivitas, menyalahkan diri sendiri, menghina diri sendiri, pikiran negatif terhadap diri sendiri, pesimis, sulit mengambil keputusan, sikap dan perasaan bertentangan (ambivalensi), dan lain - lain
4. Aspek perilaku
Tanda dan gejala yang dapat timbul yaitu gelisah (agitasi), mudah tersinggung, mudah menangis, penurunan spontanitas, bergantung kepada orang lain, penurunan perawatan diri, penurunan bersosialisasi dengan orang lain, menarik diri, dan lain -- lain (Dalami et al., 2021).
Agar lansia tidak mengalami depresi, maka harus dilakukan pencegahan dengan cara :
1. Tidak menghakimi dan berikanlah dukungan penuh kepada lansia baik dari keluarga, teman sebaya, maupun lingkungan meliputi dukungan emosional, informasi, instrumental, penilaian dan penghargaan
2. Membantu menjaga kondisi kesehatan lansia dengan cara :
a. Mengontrol stress
b. Menjaga kualitas tidur
c. Meningkatkan aktivitas fisik (disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan)
d. Menerapkan diet makanan sehat
e. Menghindari merokok dan mengonsumsi alkohol
f. Mengonsumsi vitamin
g. Patuh terhadap pengobatan (bagi lansia yang mengalami penyakit)
3. Membantu memandirikan lansia untuk memenuhi kebutuhan dirinya (disesuaikan dengan kemampuannya)
4. Mengisi waktu luang dengan cara melakukan hobi dan meningkatkan keterampilan yang dapat menghasilkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
5. Aktif bersosialisasi dengan cara mengikuti kegiatan di masyarakat
6. Menemukan makna dan tujuan hidup
7. Membuat perencanaan yang akan dilakukan dalam jangka waktu panjang dan pendek
8. Bercerita terkait perasaan yang dialami kepada seseorang terdekat dan dipercaya
9. Berusaha untuk selalu berpikir positif terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitar
10. Beradaptasi dengan cara meningkatkan kesiapan dan penerimaan terhadap kematian yang akan datang
11. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaan
12. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh di fasilitas kesehatan (Dewi et al., 2022) dan (Tumanggor et al., 2022).
Untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus depresi yang dialami oleh lansia, oleh karena itu masyarakat harus paham mengenai depresi agar dapat membantu mencegahnya. Jagalah kesehatanmu saat ini, agar dapat meningkatkan harapan hidup. Mari tingkatkan kualitas hidup lansia, dengan cara katakan tidak pada depresi ! Salam sehat, cinta kasih
REFERENSI :
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu.
Badan Pusat Statistik. (2022). Statistik Indonesia 2022. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/publication/2022/02/25/0a2afea4fab72a5d052cb315/statistik-indonesia-2022.html
Dalami, E., Suliswati, Rochimah, Suryati, K. R., & Lestrai, W. (2021). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa (Cetakan 1). CV Trans Info Media.
Dewi, S. U., Sinaga, M. R. E., Oktavia, N. A., Wahyuningsih, S., Yunike, Beo, Y. A., Pangaribuan, R., Anggeriyane, E., Fakhriyah, D., Kusumawaty, I., & Nuraeni, A. (2022). Keperawatan Gerontik. PT Global Eksekutif Teknologi.
Kemenkes RI. (2018). Laporan Nasional RISKESDAS 2018. https://dinkes.kalbarprov.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Laporan-Riskesdas-2018-Nasional.pdf
Pusdatin. (2022). Lansia Berdaya, Bangsa Sejahtera. Pusat Data dan Informasi. https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin-Lansia-2022.pdf
Tumanggor, R. D., Salsabila, G., & Hutagalung, G. F. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan Depresi Berdasarkan NANDA, NOC, NIC, ISDA, dan ICRM. Penerbit Media Sains Indonesia.
Tusianti, E., Gunawan, I. G. N. A. R., Paramartha, D. Y., Delyana, S., Prihatinningsih, D. R., & Nugroho, A. (2022). Analisis Profil Penduduk Indonesia. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/publication/2022/06/24/ea52f6a38d3913a5bc557c5f/analisis-profil-penduduk-indonesia.html
WHO. (2017). Depression and Other Common Mental Disorders Global Health Estimates. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/254610/WHO-MSD-MER-2017.2-eng.pdf
Widi, W. A. (2021). Depresi Pada Lansia Di Masa Pandemi COVID - 19 (Cetakan 1). Media Nusa Creative.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H