Persentase kasus kelebihan berat badan dan obesitas yang terjadi di seluruh dunia, diperkirakan semakin bertambahnya tahun pula akan mengalami peningkatan. Persentase kasus anak dibawah 5 tahun dengan kelebihan berat badan akan terus mengalami peningkatan sebesar 39,8 juta kasus pada tahun 2030. Persentase kasus anak diantara 5 - 19 tahun dengan obesitas akan terus mengalami peningkatan sebesar 254 juta kasus pada tahun 2030. Persentase kasus dewasa dengan kelebihan berat badan akan terus mengalami peningkatan sebesar >2 miliar kasus pada tahun 2030. Persentase kasus dewasa dengan kelebihan berat badan akan terus mengalami peningkatan sebesar >600 juta kasus pada tahun 2030 (WHO, 2021).Â
Jika jumlah kasus kelebihan berat badan dan obesitas ini tidak segera diatasi dan semakin meningkat, maka memiliki resiko tinggi angka kasus penyakit tidak menular lain pun akan meningkat. Hal tersebut dikarenakan, obesitas dapat menimbulkan komplikasi penyakit lain seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes melitus (kadar gula dalam tubuh meningkat diatas nilai normal), penyakit jantung, gangguan sistem pernapasan, gangguan sistem reproduksi, dan lain - lain (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Saat ini, karena mulai terbentuknya citra tubuh dan standar tubuh ideal yang baru, masyarakat menjadi berusaha melakukan berbagai cara, untuk mencapai bentuk tubuh ideal.
Dimulai dengan melakukan program diet yang bertujuan untuk membatasi asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh per-harinya, dan melakukan olahraga yang bertujuan untuk membantu tubuh mempercepat metabolisme kalori. Namun, seringkali saat melakukan program diet dan olahraga tersebut, kita menghadapi berbagai permasalahan.Â
Permasalahan yang biasanya muncul ketika seseorang menjalankan program diet dan olahraga yaitu seperti merasa tersiksa selama menjalankannya, merasa tidak kunjung mengalami penurunan berat badan, timbul rasa bosan, bahkan hingga timbul permasalahan kesehatan seperti mudah lelah, merasa pusing, berkurangnya konsentrasi, meningkatnya asam lambung, cedera tubuh, dan lain - lain .Â
Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan, salah dalam memilih jenis program diet dan jenis olahraga yang tepat untuk tubuh kita, kurangnya konsistensi, menggunakan obat penurun berat badan yang tidak sesuai dengan resep dokter, dan ekspektasi yang terlalu tinggi yang menyebabkan tubuh kita terlalu keras dalam berusaha sehingga dapat timbul keadaan tersiksa bahkan cedera selama menjalankannya (Diastiti, 2021).
Namun, jangan khawatir ! Jika kita tepat dalam memilih program diet dan jenis olahraga yang akan dilakukan, maka akan tercapai bentuk tubuh yang ideal dan sehat. Â Apakah anda ingin mengetahui bagaimana program diet dan jenis olahraga yang tepat dan menyenangkan untuk mencapai bentuk tubuh yang ideal ala idol korea ? Mari simak penjelasan dibawah ini !
Salah satu diet tepat untuk menurunkan berat badan dan menyenangkan saat dilakukan yaitu "Diet Intermittent Fasting". Apa itu "Diet" dan "Intermittent Fasting" ?Â
- Diet adalah ilmu yang mengatur tentang perencanaan, persiapan, dan penyajian makanan untuk seseorang atau kelompok sesuai dengan prinsip gizi dan manajemen yang disesuaikan dengan keadaan faktor ekonomi, sosial, budaya, spiritual, dan psikologi (Diastiti, 2021).Â
- Intermittent Fasting (IF)Â adalah Salah satu cara untuk dapat menurunkan berat badan dengan melakukan pembatasan dalam jam mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kalori, dalam periode waktu tertentu (Santos & Macedo, 2018). Diet ini lebih menerapkan konsep dan pola tentang "Kapan kita boleh mengkonsumsi sesuatu ?", dari pada "Apa saja yang boleh kita konsumsi ?" (Stockman et al., 2018).
"Diet Intermittent Fasting" dianggap efektif dalam menurunkan berat badan dan menyenangkan  saat dilakukan, yaitu dikarenakan kita hanya membatasi jam mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kalori agar tubuh memiliki waktu yang cukup untuk dapat melakukan metabolisme dengan baik (Melakukan pembakaran untuk mengubah sumber nutrisi menjadi energi agar dapat digunakan sistem organ untuk bekerja).Â
Pada saat melakukan diet ini, kita tetap dapat mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kalori sebanyak 3 kali dalam sehari dengan jangka waktu yang sudah ditentukan, tetap boleh mengkonsumsi minuman yang tidak berkalori (air mineral), tidak memiliki batasan jenis makanan dan minuman yang harus dikonsumsi, namun harus dipantau jumlahnya dan tetap mengandung 4 sehat 5 sempurna  (Welton et al., 2020).
Sebelum kita membahas metode yang dapat dilakukan dalam diet ini, mari kita bahas terlebih dahulu terkait bagaimana cara tubuh untuk melakukan proses pembakaran sumber nutrisi "Metabolisme" ! Jika kita mengkonsumsi suatu makanan ataupun minuman yang mengandung karbohidrat (glukosa), maka tubuh akan menghasilkan sebuah hormon yang dinamakan "Insulin".Â