Mohon tunggu...
Bunga Lia
Bunga Lia Mohon Tunggu... Jurnalis - Seorang yang tidak bisa tidur sebelum menulis

Mahasiswi Farmasi Universitas Setia Budi, Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ngomongin Orang

19 Januari 2018   23:47 Diperbarui: 20 Januari 2018   02:15 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada  nggak sih kalian punya teman  yang hobby nya update di Sosmed mulu, seakan-akan dia mau menunjukan ke  orang lain tentang kehidupannya, yang kalau boleh jujur sebenarnya orang  nggak peduli, dia mau gimana ? Mau ngapain ? Orang cuman sekedang  scroll lalu"yaudah lah". Kecenderungan orang untuk pamer di  sosmed sebenarnya sah-sah aja, karena pada dasarnya memang manusia suka  membagi perasaan yang dia rasakan , tapi bagaimana jika hal yang dia  lakukan adalah menyindir orang lain .

Aku pernah mengalami ini,  dulu aku pernah dekat dengan teman SMP ku, yang kebetulan dia itu sudah  punya pacar, aku juga kurang tau ya kenapa bisa-bisanya aku di anggap  Pelakor, padahal aku yang menyarankan temanku ini buat selalu langgeng,  ngasih saran yang terbaik , aku nggak ada niat juga buat ngerebut pacar  orang. Sampai suatu ketika si pacarnya marah ke aku, dan namaku di  jelek-jelekan di Facebook (dulu masih jaman facebook), bukan hanya itu  namaku juga di Tag, jadi orang yang nggak kenal aku bisa stalk FB Ku  juga.

Aku nggak balas perbuatannya, karena aku orang berpendidikan  dan masih tau sopan santun dalam berbicara, lagian kalau aku balas juga  toh percuma, apa bedanya aku sama dia ?

Jadi semenjak kejadian  itu, aku nggak pernah mau menyindir orang melalui sosmed, awal-awal  rasanya susah, karena kalau pegang Handphone rasanya pengen banget  nyindir balik juga orang yang nyindir aku duluan, sampai-sampai dulu  handphone aku sembunyikan di bawah tempat tidur , tujuannya biar aku  nggak nulis macem-macem yang menyindir seseorang, memang emosi itu bisa  membutakan, makanya biasanya kalau aku marah, aku nggak pernah pegang HP  .

Lagian kalau di pikir-pikir ngapain juga curhat dan mengumbar serta menjelekan aib seseorang di sosmed ?

Apa karena butuh pengakuan ?

Atau supaya yang di maksud merasa tersindir ?

Mungkin orang yang suka menyindir ini, memiliki pola pikir seperti ini

"Supaya orangnya tahu, aku sindir aja di sosmed"

"Lah kok dia juga marah, sindir lagi ah"

"Aku nggak mau kalah lah, orang dia yang salah"

Dan  akhirnya masalah kecil yang sebenarnya bisa diselesaikan baik-baik  malah semakin rumit, dan munculah rasa pengen dapat pembelaan dari  orang-orang biar dia di sangka paling benar.  

Punya masalah itu  di selesaikan baik-baik, bukan di pajang di sosmed, nulis-nulis di WA  story, Instagram Story, Facebook Dan Twitter.

Dan untuk orang yang sadar dia lagi di sindir juga ada 3 tipe

Tipe  1 adalah orang yang langsung ngebalesin juga dengan ngebuat hal yang  sama dengan hal yang di lakukan si penyindir, jadi War gitu di sosmed,  alhasil bukanya selesai masalah, malah orang lain yang awalnya nggak  tau, malah jadi tau masalah mereka. Menurutku bodoh sih, mengumbar aib  sendiri di khalayak umum,  dan imbasnya juga orang jadi salah menilai  keduanya.

Tipe 2 adalah orang yang di sindir tapi berpikiran  positif, biasanya orang yang seperti ini nggak mau ambil pusing, ngapain  ngeladenin orang "gila" nggak ada untung nya ? , Lagian kalau juga di  balas , apa yang membedakan kita dengan dia ? , Biarkanlah karena orang  yang melihat postingan itu juga dapat menilai, nitizen tidak semuanya  bodoh, Taukan istilah"tong kosong nyaring bunyinya"seperti itulah mulut seorang penyindir.

Tipe  3 adalah orang yang di sindir, mendapat banyak sindiran dari orang yang  nggak dia kenal, tapi dia cuman binggung, apa masalahnya aku dengan  yang lain, perasaan kenal aja nggak ?. Biasanya si Penyindir  memprovokasi orang lain untuk menyindir juga.

Tapi Si Penyindir  nggak pernah tau perasaan orang yang mereka sindir , aku pernah  mengalaminya, jadi kurang lebihnya ini yang aku rasakan.

Aku  merasa, bisa kali di omongin baik-baik, kenapa harus lewat sosmed, orang  jadi berpikiran negatif ke aku, ntar aku dikira jahat lagi, apa sih  susahnya tinggal ngomong. Eh sekalinya ketemu dengan orang yang nyindir  aku lewat Sosmed, dia malah sok baik, lah kok mukanya dua ?. Manusia  tiap individu itu berbeda-beda ,ada yang disindir tapi perasaannya bisa  aja, tapi kalau aku beda, aku ngerasa tertekan, biasanya aku kepikiran  terus banyak pertanyaan muncul di kepalaku

"Kok aku disindir ?"

"Salah aku apa ?"

"Perasaan kebaikan yang aku kasih juga banyak, kenpa satu kesalahan di umbar di sosmed ?"

Dan hal lain sejenisnya berkecamuk di dalam hati.

Mungkin juga jadi tren kali, tiap perasaan yang lagi di rasakan harus di bagikan ke sosmed, tapi bodoh ya nggak gitu-gitu juga.

Tiap-tiap  manusia pasti punya masalah masing-masing, ada yang masalahnya banyak  tapi dia nggak pernah sebar di sosmed dengan menyalahkan orang lain  menggunakan sindiran-sindiran pedas . Yang punya masalah bukan kamu aja  kok ? Semua orang punya, mending membagikan ke sosmed tu hal-hal  positif, biar yang baca juga dapat energi positif , jadi orang kok  negatifan mulu, apa nggak sayang amal baikmu tertransfer gitu aja ke  orang yang kamu sindir.

Jadi guys, buat kaula muda yang sedang di  jaman serba teknologi ini, bijak-bijaklah bertutur kata, "mulut mu,  harimau mu". Dengan kamu suka menyindir orang, orang bakalan tau kok  sifat aslimu, yang selama ini cuman pencitraan.

Dan tujuan aku  nulis gini juga bukan untuk menyindir orang, tapi aku mau menceritakan  juga pengalamanku yang pernah di sindir, biar kedepannya dapat  menyadarkan si penyindir untuk dapat tobat , dan memperbaiki hubungannya  dengan yang di sindir. Dan juga pesanku, jangan bersembunyi di balik  jempol, jangan punya muka dua.

"Berani di Sosmed, tapi ketemu langsung seakan nggak terjadi apa-apa"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun