Mohon tunggu...
Lia Cisilia
Lia Cisilia Mohon Tunggu... -

seorang wanita yang sedang belajar menjadi ibu yang baik dan selalu ingin belajar tentang kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Menjadi Orang Tua

5 Desember 2011   23:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:47 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Suatu hari,aku dan anak lelakiku yang berusia 7 tahun sedang bermain puzzle. Hari itu sangat mendung, tapi hujan tak segera turun, cuacanya cukup enak dirasakan. Awalnya aku dan anakku hanya menyusun kepingan-kepingan puzzle, kami berbicara mengenai letaknya yang tepat. Kadang kami bernyanyi dan saling tertawa. Sampai suatu saat ketika kami terdiam, berkonsentrasi dengan kepingan-kepingan puzzle itu, dia bertanya,

"Mama, apa itu narkoba?"

Sebagai seorang yang berkecimpung di bidang obat, aku menjelaskan pada anakku tentang apa itu narkoba, apa saja yang disebut narkoba dan apa bahaya dari narkoba. Tentu saja dengan bahasa yang mudah dia mengerti. Dia melihatku serius setiap kali aku menjelaskan jawaban dari pertanyaannya itu. Dan saat dia bilang, "Oh gitu ya.... aku ngerti sekarang apa itu narkoba." Aku bisa bernafas lega. Karena jawabanku bisa membuat dia mengerti. Lalu kami terdiam dan kembali pada puzzle.

Tiba - tiba dia bertanya lagi, "Mama, apa itu selingkuh?"

Aku mulai terkejut dengan pertanyaannya.

"Darimana kamu tau tentang selingkuh?" tanyaku padanya.

"Teman sekolahku bilang kalau papanya selingkuh. Lalu mamanya menangis. Apa selingkuh itu membuat sedih?" ucapnya dengan wajah polos dan tanpa beban. Aku menghela nafas sebelum menjawab pertanyaannya. Aku harus berhati-hati menjawab pertanyaannya dan memilih kata-kata yang tepat baginya.

Pelan-pelan aku jelaskan apa itu selingkuh dan sebelum dia bertanya, "mengapa orang selingkuh" aku sudah terlebih dahulu memberikan penjelasan padanya. Dan jika dia sudah mengerti dia akan bilang,"Oh gitu ya Ma..."

Dan kami kembali pada puzzle. Dalam hati aku bertanya, pertanyaan apalagi yang akan dia tanyakan. Karena perasaanku masih tak percaya jika anakku bertanya seperti itu. Dan benar saja, tak lama setelah dia bertanya tentang selingkuh, dia melontarkan pertanyaan  baru padaku.

"Mama, apa itu seks?"

Akhirnya......anakku bertanya juga soal seks. Selama ini aku membaca banyak tulisan, artikel dan buku tentang ketika anak bertanya soal seks. Dan kini tiba juga giliranku mendapatkan pertanyaan tentang hal itu dari anakku. Jujur, aku takut salah menjelaskan soal seks kepada anakku. Ini adalah pengalaman baru buatku. Aku mulai menjelaskan apa itu seks seperti yang pernah aku baca sebelumnya. Meski tak mungkin aku menjelaskan secara gambalng padanya, tapi aku percaya, dia bisa mengerti jawabanku. Dan karena dia tak lagi bertanya lebih lanjut dan dia juga tidak bertanya tentang hal lain, kami kembali pada puzzle. Sampai akhirnya dia kelelahan dan tertidur.

Bagiku pertanyaan-pertanyaan anakku harus dijawab seperti kita sedang bermain  puzzle. Kita harus menemukan kepingan-kepingan puzzle dengan tepat dan menyusunnya dengan berhati hati. Sama dengan jawaban akan pertanyaan-pertanyaannya. Aku harus berhati hati mencari kata-kata yang tepat dan menyusunnya secara hati-hati,menjadi satu kalimat yang mudah dia mengerti dan tidak menimbulkan pertanyaan yang baru.

Bukan suatu kesengajaan tentunya jika anakku yang berusia 7 tahun itu bisa melontarkan pertanya-pertanyaan seperti itu. Perkembangan jaman dan teknologi, membuat dia banyak bertanya dan mau tau. Sebagai orang tua masa kini, tentu saja kita harus menyiapkan diri untuk menghadapi tumbuh kembang anak yang berbeda dengan tumbuh kembang anak jaman kecil kita dulu. Sewaktu aku kecil, aku tentu saja tak berani bertanya pada orang tuaku mengenai narkoba, selingkuh apalagi soal seks. Jika pun bertanya, jawab orang tua pasti, "Anak kecil nggak bolah tanya-tanya gitu. Nggak baik!" Tapi sekarang, kita tidak bisa menjawab seperti itu. Karena anak akan mencari jawabannya sendiri di luar sana. Dan itu lebih beresiko.

Sebagai orang tua muda, aku memang perlu banyak belajar dan belajar. Aku tak mungkin menyuruh anakku untuk tutup telinga saat temannya atau orang lain bicara tentang selingkuh. Aku tak mungkin menyuruh anakku memejamkan mata saat dia melihat gambar-gambar atau tayangan tentang narkoba. Dan aku tak bisa menyuruhnya diam, saat dia mulai ingin tahu apa itu seks.

Yang bisa aku lakukan hanyalah, menjawab pertanyaannya. Dan memang aku harus menjawabnya, sedemikian rupa sehingga dia mengerti. Tentu saja, dengan bahasa yang mudah dia pahami dan tidak terlalu vulgar. Pertanyan-pertanyaan yang lain pasti akan dia tanyakan kemudian hari. Dan ini menjadi satu semangat buatku untuk terus belajar bagaimana menjawabnya nanti.

Sekarang peran dan tugas orang tua memang tidak sebatas dari merawatnya, memberi kasih sayang, menyekolahkan dan membelikan mainan. Tapi juga orang tua kini harus bisa menjadi gudang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang akan selalu muncul dari anak-anak kita. Dan tidak ada kata berhenti belajar menjadi orang tua, meski sampai kita tua renta.

Tuhan memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun