Mohon tunggu...
Lia Asmira
Lia Asmira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Master Candidate of Soil Science and Land Management, IPB University. CEO of Terra Future

Aku menikmati perjalanan dengan berjalan lebih lambat sembari menulis di Kompasiana. Aku sangat menyukai cokelat, namun aku lebih suka bercerita tentang cinta, lingkungan hidup dan kaum muda

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kereta Api, Cokelat Impian dan Jogja adalah Candu

17 Oktober 2024   23:04 Diperbarui: 17 Oktober 2024   23:06 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2022, aku berkenalan dengan sudut kota yang romantis, bernama Jogja.

Berangkat bersama kekasih kala itu, pengalaman pertamaku melihat secara langsung kereta api Indonesia. Sangat nyaman dan menyenangkan, terlebih bersama orang tersayang membuat perjalanan makin manis. Kala itu, kekasihku memesan tiket eksekutif dengan kursi warna hijaunya, sangat luas dan menyenangkan, ya, tidurku sangat nyenyak.

Mentari menyinari sudut jendela pertanda sebentar lagi kami sampai di Jogja. Aku sangat bersemangat, saking semangatnya saat turun kereta jaketku ketinggalan. Beruntungnya pelayanan KAI bagus sekali, barang-barang yang luput bisa lebih aman.

Di suatu sudut kota Yogyakarta, terletak sebuah stasiun kereta api yang tak pernah sepi dari hiruk-pikuk penumpang. Kata orang sekitar, setiap pagi, suara kereta api yang berderak di atas rel menjadi nyanyian bagi warga kota.

Pengalaman pertama yang menyenangkan, Jogja benar-benar memanjakan mataku, setiap sudut kotanya sangat romantis dan damai, sedamai aku dan dia. Meskipun setelah ini kami jadi lebih sibuk menyusun itinerary perjalanan liburan di Jogja. Aku mengunjungi gunung, pantai, hingga jajanan-jajanan yang unik disini, dia sangat memanjakanku.

Aku sampai pada suatu kedai lucu didekat fly over, es cokelat Impian. Es cokelat bisa ambil sendiri, dipadukan dengan roti bakar sangat enak. Dan satu hal yang lebih unik lagi, kita bisa menuliskan Impian kita di dinding-dinding kedai menggunakan stickey note. Tebak? Apa yang kami tuliskan di dinding? Hehe, mungkin sampai saat ini tulisan Impian itu masih ada untuk bersama, meskipun saat ini kami tidak lagi bersama.

Es cokelat impian/dok. pri
Es cokelat impian/dok. pri

Aku mengakhiri liburanku setelah sepekan menyicipi manisnya Jogja. Sangat manis sampai makanannya kurang cocok dilidahku (lidah Sulawesi lumayan kurang cocok dengan makanan manis)

Waktu telah berlalu, 2024 aku ke Jogja lagi. Kali ini lebih lama, 10 hari.

Setahun setelah kami berpisah, aku memberanikan diri ke Jogja seorang diri untuk mencarinya tanpa terhubung olehnya. Aku ingin tahu, apakah kita bisa bertemu di sudut kecil Kota Jogja? Aku mengiringi semua tempat yang kami pernah datangi, melakukan semua reka ulang, dan sampai hari terakhir aku di Jogja, 10 Juni 2024, aku masih tidak bertemu dengannya.

Memang benar kata orang-orang, "kalau masanya sudah habis, tidak akan bertemu". Aku masih bersedih saat menulis ini, karena faktanya aku masih sangat menyayanginya, namun ternyata sudut kecil Jogja pun tak mampu mempertemukan kami lagi, memang sudah habis masanya.

Aku pulang ke Jakarta menggunakan Kereta Api lagi, dengan kelas eksekutif dan nomor kursi yang sama. Bedanya, dia tak lagi ada di sampingku. Kendati demikian, Kereta Api Indonesia sangat setia melayani dan sangat pengertian memberikan tisu untuk aku yang terus menangis haha. Setelah menyeruput cokelat panas dari KAI, aku merasa lebih baik.

Terima kasih KAI telah memberikan pelayanan terbaik. Aku berharap KAI juga ada di Makassar, agar ibuku bisa merasakan kehangatan cokelat panas dan kursi eksekutif KAI.

Aku juga berharap bisa menikmati salah satu pelayanan KAI seperti kereta panoramic ataupun luxury. Sepanjang perjalanan KAI di bawah kepemimpinan pak Didiek, KAI makin maju dan inovatif. Beliau berhasil membuatku mencintai KAI dan menjadikan KAI sebagai transportasi publik yang makin dicintai masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun