Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Lumba-lumba, Mamalia Laut Cerdas yang Tersiksa

29 Oktober 2016   05:21 Diperbarui: 29 Oktober 2016   17:31 2129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan lumba-lumba melompat tinggi. Sumber: thehushcollection.com

Salah satu bentuk atraksi sirkus lumba-lumba. Sumber: tempo.co
Salah satu bentuk atraksi sirkus lumba-lumba. Sumber: tempo.co
Lumba-lumba ternyata dipaksa patuh dengan menerapkan diet ketat. Seringkali mereka sengaja dilaparkan. Untuk mendapatkan makanan, satwa ini harus bersedia mengikuti perintah pelatih seperti melompat, menyambar bola, hingga melewati cincin api. Daging ikan, itulah pamrih yang diterima lumba-lumba patuh kepada pelatihnya (Sumber).

Lumba-lumba ditempatkan di dalam kotak sempit. Kulit lumba-lumba yang cepat mengering karena terpapar udara hanya dilumuri pelembab. Jika pelembab tidak ditemukan, penyelenggara sirkus mengoleskan mentega di kulit lumba-lumba. Kotak berisi lumba-lumba kemudian dimuat ke dalam truk pengap dan gelap yang mengangkut satwa sirkus ke kota pertunjukan berikutnya. Lumba-lumba dipastikan kepanasan dan tertekan selama pengangkutan tersebut.

Kolam pada pementasan lumba-lumba juga menjadi neraka tersendiri. Kolam melingkar dengan diameter 6 meter berkedalaman 3 meter ini diisi dengan air laut buatan. Penyelenggara membuat air asin ini dengan mencampurkan air ledeng dan berton-ton garam. Senyawa pembunuh kuman (klorin) dicampurkan ke dalam air kolam. Klorin yang bersifat korosif dipastikan merusak organ mata yang sensitif. Lumba-lumba pun menjadi rabun.

Oleh karena itu para pegiat perlindungan dan penyayang satwa menentang pertunjukan sirkus lumba-lumba keliling ini. Mereka membuat aksi penentangan sirkus lumba-lumba keliling, dan berharap Indonesia berhenti menjadi penyelenggara sirkus lumba-lumba keliling. Sampai kini Indonesia menjadi satu-satunya negara yang masih mengijinkan sirkus lumba-lumba keliling.

Kehidupannya di Alam

Kehidupan lumba-lumba di laut bebaspun kini sudah tidak nyaman lagi. Aktivitas manusia berupa transportasi dengan kapal laut menjadikan mamalia laut hidup di perairan yang bising. Masalah kebisingan ini akan mengacaukan komunikasi mamalia laut, antara lain akan kesulitan dalam menemukan pasangan dan mencari makanan. Selain itu, laut yang bising juga berpotensi menjauhkan dari habitat utama mereka (Sumber).

Lumba-lumba mengarungi laut bebas. Sumber: ekorudianto.com
Lumba-lumba mengarungi laut bebas. Sumber: ekorudianto.com
Seperti diketahui, mamalia laut berkomunikasi menggunakan suara dengan sinyal akustik tertentu, dimana sinyal ini bervariasi tergantung kebutuhan serta keadaan lingkungan. Ada beberapa macam fungsi komunikasi mamalia laut seperti seleksi intraseksual, seleksi interseksual, memandu anak, memandu kelompok, pengenalan individu serta menghindari bahaya.

Lumba-lumba memandu anaknya. Sumber: 4muda.com
Lumba-lumba memandu anaknya. Sumber: 4muda.com
Atraksi wisata di laut bebas juga berpotensi mengganggu pola kehidupan mereka, terutama atraksi berenang bersama lumba-lumba. Di Amerika Serikat, sebuah aturan baru yang diusulkan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) bidang National Marine Fisheries Service akan melarang interaksi manusia dengan lumba-lumba paruh panjang Hawaii (Stenella longirostris) dalam jarak 50 yard. Peraturan tersebut dimaksudkan untuk melindungi lumba-lumba selama masa kritis, serta melindungi mereka dari interaksi yang berpotensi stres bersama para turis (Sumber).

Spesies lumba-lumba ini aktif di malam hari. Mereka mencari makan di perairan dalam, kembali pada siang hari ke dekat pantai untuk beristirahat. Justru waktu inilah yang sama saat wisatawan memulai kegiatan wisatanya di laut. Pada waktu tersebut, lumba-lumba juga beraktivitas memelihara anak mereka, dan berpartisipasi dalam perilaku sosial lainnya.

Satwa yang Dilindungi

Beberapa tahun belakangan ini perhatian dunia tertuju pada kelestarian populasi Cetacea. Hal ini dikarenakan makin menurunnya populasi Cetacea akibat pengaruh aktivitas manusia. Di perairan Indonesia, lebih dari sepertiga jenis paus dan lumba-lumba dikategorikan langka dan terancam punah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun