Dengan cara seperti itu, berarti kita telah berupaya untuk mencegah jangan sampai sampah masuk atau dibuang ke saluran air atau sungai, dan akhirnya terbawa ke laut. Dengan demikian akan terwujudlah lingkungan kita (darat dan laut) yang bersih dan sehat.
Penanganan sampah yang sedemikian itu akan dapat diwujudkan, apabila masyarakat kita dapat menerapkan budaya bersih dalam kehidupannya sehari-harinya, yaitu berkebiasaan dan berperilaku yang baik dan benar dalam mengelola dan membuang sampahnya. Selanjutnya, terciptanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah yang harmonis dalam mengelola sampah akan menjamin lingkungan didarat dan laut yang bersih. Sehingga dengan demikian senyum kita tidak lagi masam, melainkan senyum yang manis dan tulus.
Senyum yang tulus adalah senyum yang datang dari lubuk hati yang paling dalam. Senyum ini akan membahagiakan, menghormati, dan memuliakan, serta menambah keakraban dan hubungan dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Akhirnya, dengan lingkungan yang bersih dan kita menjadi murah senyum dengan senyum manis yang tulus, niscaya wisatawan utamanya wisatawan mancanegara akan banyak yang berkunjung dan betah berpanjang waktu berwisata di Indonesia. Apabila keadaan itu bisa terwujud, berarti tujuan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) yaitu untuk mendongkrak sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat dapat dikatakan tercapai.
Salam bersih, sehat, dan senyum tulus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H