Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hubungan Antara Kebersihan dan Senyuman

26 September 2016   04:59 Diperbarui: 26 September 2016   21:49 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komposter yang perlu dimiliki setiap keluarga untuk pemanfaatan sampah menjadi kompos, sehingga mengurangi volume sampah yang dibuang. Sumber: Dokpri

Dengan cara seperti itu, berarti kita telah berupaya untuk mencegah jangan sampai sampah masuk atau dibuang ke saluran air atau sungai, dan akhirnya terbawa ke laut. Dengan demikian akan terwujudlah lingkungan kita (darat dan laut) yang bersih dan sehat.

Penanganan sampah yang sedemikian itu akan dapat diwujudkan, apabila masyarakat kita dapat menerapkan budaya bersih dalam kehidupannya sehari-harinya, yaitu berkebiasaan dan berperilaku yang baik dan benar dalam mengelola dan membuang sampahnya. Selanjutnya, terciptanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah yang harmonis dalam mengelola sampah akan menjamin lingkungan didarat dan laut yang bersih. Sehingga dengan demikian senyum kita tidak lagi masam, melainkan senyum yang manis dan tulus.

Senyum yang tulus adalah senyum yang datang dari lubuk hati yang paling dalam. Senyum ini akan membahagiakan, menghormati, dan memuliakan, serta menambah keakraban dan hubungan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Akhirnya, dengan lingkungan yang bersih dan kita menjadi murah senyum dengan senyum manis yang tulus, niscaya wisatawan utamanya wisatawan mancanegara akan banyak yang berkunjung dan betah berpanjang waktu berwisata di Indonesia. Apabila keadaan itu bisa terwujud, berarti tujuan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) yaitu untuk mendongkrak sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat dapat dikatakan tercapai.

Salam bersih, sehat, dan senyum tulus.

Twitter

Facebook

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun