Berdasarkan analisa dari sampel global untuk lebih dari 1200 spesies laut (tidak hanya ikan), diperkirakan terjadi penurunan setengah dari populasi laut yang terjadi antara tahun 1970-2012. Terumbu karang bahkan diprediksi bisa punah pada tahun 2050 sebagai dampak dari eksploitasi manusia dan perubahan iklim.
Pencemaran laut
Pencemaran laut dapat berasal dari pembuangan sampah dan limbah pemukiman, industri, dan pertanian, limbah yang berasal dari kapal-kapal laut, kegiatan penggalian kekayaan mineral dasar laut, pembuangan bahan-bahan radio aktif  dalam kegiatan penggunaan tenaga nuklir, dan penggunaan laut untuk kegiatan militer.
Pencemaran laut tersebut berdampak kerugian sedemikian rupa terhadap kekayaan hayati, bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk perikanan, penurunan kualitas atau penggunaan air laut, serta pengurangan kenyamanan (baik untuk pemukiman maupun wisata bahari).
Sebagai tempat sampah
Volume sampah yang terus meningkat dan kesadaran masyarakat untuk ikut berperan serta dalam pengelolaan sampah sampah dengan cara yang benar masih belum terwujud, sehingga perilaku pembuangan sampah ke sungai pada akhirnya akan menyebabkan sampah terbawa ke laut.
Terlebih lagi terhadap sampah plastik, dimana terdapat fakta negatif yang memprihatinkan dan menyedihkan tentang sampah ini. Fakta tersebut adalah semakin besarnya volume sampah plastik yang dihasilkan oleh manusia, dan kenyataan bahwa sampah ini degradasinya (penghancurannya) di alam memerlukan waktu yang sangat lama.
Sebanyak 90% sampah di laut adalah plastik (jumlah sampah plastik yang masuk ke laut dari daratan antara 4,8-12,7 juta ton pada tahun 2010, dengan estimasi terbaik sekitar 8 juta ton). Jika kecenderungan ini terus berlanjut, sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa pada tahun 2050, sampah plastik di laut akan lebih banyak daripada jumlah ikan.
Indonesia adalah negara peringkat kedua terbesar sebagai penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok, kemudian disusul Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka.
Plastik di laut dapat mengancam keanekaragaman kehidupan laut melalui cara terbelit/terjerat, termakan, atau terkontaminasi. Dari sisi estetik, cemaran plastik mengotori saluran air, sungai dan laut. Dampaknya telah terjadi terhadap lebih dari 660 spesies organisme, mulai dari yang terkecil (plankton) sampai yang terbesar (paus), termasuk terhadap ikan-ikan yang ditujukan untuk konsumsi manusia.
Peningkatan muka air laut