Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Virus Zika, Perubahan Iklim, dan Merebaknya Penyakit Lainnya

2 Februari 2016   07:28 Diperbarui: 1 Maret 2016   10:58 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Virus zika telah dikaitkan dengan mikrosefali, sebuah kondisi dimana bayi memiliki kepala kecil dan perkembangan otak yang tidak lengkap. Foto : kompas.com (28/1/2016)"][/caption]Perubahan iklim akan berpengaruh negatif pada seluruh aspek kehidupan, seperti kesehatan (mewabahnya berbagai penyakit), pertanian (penurunan luas lahan dan produktifitas tanaman, bahkan gagal panen), kehutanan (perubahan tataguna dan fungsi hutan), sumber daya air (berkurangnya kuantitas dan kualitas air), kawasan pesisir dan dataran rendah akan tenggelam dan berubah fungsi, kepunahan spesies dan kerusakan habitat, dan lain-lain.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa pemanasan global (global warming) akan banyak berdampak bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Perubahan temperatur dan curah hujan yang ditimbulkan memberikan kesempatan berbagai macam virus dan bakteri penyebab penyakit tumbuh lebih luas. Berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan perubahan lingkungan hidup yang drastis.

Apakah merebaknya virus zika disebabkan oleh perubahan iklim? Yang jelas perkembangan yang luar biasa dari nyamuk sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim. Sebagaimana DBD, virus zika ditularkan ke manusia oleh nyamuk. Mewabahnya nyamuk tidak hanya disebabkan oleh sikap dan pola hidup yang tidak higienis. Pemanasan global juga turut memicu pertumbuhan nyamuk. Nyamuk dapat bertahan hidup dan berkembang di daerah yang sebelumnya tidak mungkin. Nyamuk akan cepat berkembang bahkan sampai ke daerah pegunungan jika suhu pegunungan menjadi hangat.

Mari kita kembali simak secara sekilas, tentang merebaknya berbagai penyakit yang mewabah di era perubahan iklim, antara lain :

(1) Virus dengue, menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, sehingga penyakit ini populer disebut Demam Berdarah Dengue (DBD). Tahun 1969 kasus pertama dilaporkan di Jakarta. Namun demikian, kasus DBD bukan dimulai di Indonesia, melainkan di Yunani. DBD bisa berkembang menjadi sebuah komplikasi yang serius, yang disebut sebagai DBD berat. DBD berat bisa menyebabkan penderitanya mengalami penurunan tekanan darah atau syok, kerusakan organ, serta pendarahan, yang bisa berujung kepada kematian jika terlambat ditangani.

(2) SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), adalah suatu jenis penyakit saluran pernapasan atas akibat virus yang bernama SARS-CoV (SARS Coronavirus). SARS muncul di Tiongkok pada November 2002 dan kemudian muncul di negara-negara Asia pada bulan Februari 2003, yang selanjutnya menyebar dengan sangat cepat di 29 negara lain di Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa. Penyakit ini sangat menular dan menyebar dari orang ke orang melalui droplet saluran pernafasan atau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Pada sebagian besar orang yang menderita SARS akan terjadi pneumonia sebagai komplikasi, yang dapat menyebabkan gagal nafas.

(3) Flu burung, menjadi kejadian luar biasa (KLB) di Hongkong tahun 1997, disebabkan oleh virus influenza dari subtipe H5N1 yang sangat patogen, dan di China tahun 2003 dari subtipe H7N9 yang kemudian menyebar di berbagai Negara di dunia. Penularan melalui kontak langsung, kotoran, lendir dari hidung dan mata, udara, dan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Gejala awal seperti influenza, adanya demam, batuk-batuk disertai dengan gangguan pernafasan/sesak nafas, pnemonia dan dapat menimbulkan kematian.

(4) Flu Singapura, dinamakan demikian karena penyakit ini merebak di Singapura pada tahun 2000. Coxsackievirus A16 merupakan penyebabnya. Penularannya melalui jalur fekal-oral (pencernaan) dan saluran pernafasan. timbul ruam (bercak kemerahan) dan bintil berair di sekitar tangan, kaki, dan mulut, sehingga juga disebut penyakit Hand, Foot,and Mouth Disease (HFMD). Dapat juga timbul gejala yang cukup berat, seperti hiperireksia (demam tinggi dengan suhu diatas 39 derajad Celcius), kejang-kejang, terjadi kelumpuhan pada saraf kranial, dan nafas menjadi sesak.

(5) Flu babi, disebabkan oleh virus influenza dari subtipe H1N1. Babi diperkirakan merupakan tempat mencampur gen virus influenza burung, babi, dan manusia yang mengakibatkan terjadi mutasi. Pada 25 April 2009, WHO menyatakan KLB flu babi rH1N1 di Amerika Utara, kemudian menyebar ke Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, dan lain-lain meliputi 53 negara termasuk Indonesia. Sebagian besar penderita pernah terpapar dengan babi. Virus tersebut ditularkan dengan cara yang sama dengan virus influenza yang lain. Pada kasus yang berat mengakibatkan sesak napas.

(6) Flu kuda, ada dua jenis virus yaitu equine-1 (H7N7) yang menyerang otot hati serta dan equine-2 (H3N8) yang lebih ganas menyerang sistem tubuh. Berjangkit di India dan Australia pada tahun 2007, dan belum ditemukan penyebaran flu kuda ke hewan lain atau manusia. Menyebar di antara sekumpulan kuda melalui kotoran, urin dan pupuk, menyebabkan kematian kuda dan lesunya industri balap kuda di Australia pada waktu itu.

(7) Flu anjing, disebabkan virus enfluenza tipe H3N2 dan H3N8 endemis di Amerika Serikat sejak tahun 2004. Menular dan menyebar dari anjing ke anjing dengan cara yang sama seperti penyebaran flu manusia, melalui udara, melalui sekresi pernapasan. Manusia tidak tertular flu dari anjing, karena strain virus flu yang berbeda.

(8) MERS, disebabkan oleh MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus) yang masih berkerabat dengan virus penyebab SARS. Menyebar sejak April 2012 hingga awal tahun 2013 di kawasan Timur Tengah, dan sudah mulai meluas sampai di Asia, tepatnya di Korea Selatan, yang telah menelan korban jiwa. Unta dan kelelawar diduga kuat sebagai asal mula dan penyebaran virus ini, dimungkinkan dengan cara tidak sengaja menghirup debu kotoran hewan tersebut. Indikasi utama seperti demam, bersin, dan batuk, yang akhirnya berujung pada kematian akibat beberapa komplikasi serius yang terjadi seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

(9) Ebola, disebabkan sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Sudan pada tahun 1976. Para ilmuwan percaya bahwa kelelawar adalah penyebar virus ini. Asal kata adalah dari sungai Ebola di Kongo. Ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Gejalanya antara lain badan sakit, muntah, diare, pendarahan dalam dan luar, dan demam. Tingkat kematian antara 80% sampai 100 %. Sejauh ini, ebola merupakan penyakit yang paling mematikan di dunia.

(10) Virus zika, merupakan flavivirus yang berhubungan dengan demam kuning, demam berdarah, West Nile dan virus ensefalitis Jepang. Tahun 2015, zika mulai menyebar hingga Amerika Tengah, Karibia, dan Amerika Selatan. Orang yang terjangkit virus Zika akan merasakan gejala seperti sakit kepala, ruam di wajah, leher, lengan atas, mungkin juga menyebar ke telapak tangan dan kaki, demam dan nyeri punggung. Virus Zika memang tidak menyebabkan kelainan berat seperti demam berdarah, tetapi dapat menimbulkan risiko terhadap janin pada wanita hamil. Virus zika telah dikaitkan dengan mikrosefali, sebuah kondisi dimana bayi memiliki kepala kecil dan perkembangan otak yang tidak lengkap.

Salam dari saya.

Referensi :

Kompas

National Geographic

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun