Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pemanfaatan Limbah Pengolahan Hasil Perikanan

26 Januari 2016   06:07 Diperbarui: 4 April 2017   17:48 17544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Limbah yang berupa kepala ikan. Foto : redoubtreporter.wordpress.com"][/caption]Sebagai negara maritim, Indonesia memang kaya dengan hasil laut yang melimpah. Hal ini memberi peluang untuk berkembangnya industri pengolahan hasil perikanan. Apalagi bila kebijakan pemberantasan illegal fishing dilaksanakan secara konsisten oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka pasokan ikan sebagai bahan baku di dalam negeri akan semakin melimpah (Baca : http://www.kompasiana.com/lhapiye/berantas-illegal-fishing-peluang-kembangkan-industri-perikanan_568cc94cb3937362048b459d).

Namun perkembangan industri pengolahan hasil perikanan pasti akan menyisakan hasil samping limbah yang berupa darah, kulit, kepala, sisik, tulang, ataupun sisa daging ikan yang menempel pada tulang, serta limbah cair dari proses pencucian dan pengolahan hasil perikanan tersebut. Limbah hasil perikanan dapat berbentuk padatan, cairan atau gas. Limbah yang berbentuk padat berupa potongan daging ikan, sisik, insang atau saluran pencernaan. Limbah yang berbentuk cairan antara lain darah, lendir dan air pencucian ikan. Sedangkan limbah yang berbentuk gas adalah bau yang ditimbulkan karena adanya senyawa amonia, hidrogen sulfida, atau keton.

[caption caption="Limbah dari pengolahan fillet ikan Nila Merah diangkut untuk diolah lebih lanjut. Foto : Dok pribadi"]

[/caption]Sering terjadi pencemaran air yang menimbulkan protes dari petambak atau nelayan, biasanya disebabkan oleh limbah cair (seperti air bekas pencucian surimi atau bekas rebusan rajungan) yang tidak dikelola dengan baik, dan hanya langsung dibuang ke perairan sehingga menimbulkan bau busuk serta pencemaran sungai, saluran tambak, dan laut.

Tentu saja penanggungjawab usaha pengolahan hasil perikanan wajib melakukan penanganan limbah agar tidak mencemari lingkungan. Berbagai teknik penanganan dan pengolahan limbah telah dikembangkan. Masing-masing jenis limbah membutuhkan cara penanganan khusus, berbeda antara jenis limbah yang satu dengan yang lainnya. Namun secara garis besar, teknik penanganan dan pengolahan limbah dapat dibagi menjadi penanganan dan pengolahan limbah secara fisik, kimiawi, dan biologis. Walaupun ada sanksi yang diberikan bila tidak melakukan pengolahan limbah, namun sering kali pengolahan limbah tidak dilaksanakan dengan baik karena memerlukan tambahan pembiayaan.

Padahal, limbah tersebut tidak seharusnya dibuang begitu saja sehingga mencemari lingkungan, justru dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi produk yang bernilai, sehingga dapat memberikan pendapatan tambahan. Bayangkan saja, 20-30 % dari produksi ikan kita sekitar 6.5 juta ton per tahun menjadi limbah. Hal ini berarti sekitar 2 juta ton terbuang sebagai limbah, yang seharusnya bisa dimanfaatkan.

Pemanfaatan limbah ini merupakan penerapan dari salah satu prinsip ekonomi biru (blue economy) yang saat ini sedang gencar dikembangkan, yaitu prinsip nirlimbah (zero waste) yang menekankan sistem siklikal dalam proses produksi, sehingga tercipta produksi bersih. Artinya, limbah dari sebuah proses produksi akan menjadi bahan baku atau sumber energi bagi produk berikutnya.

Bentuk-bentuk produk hasil pemanfaatan limbah dari proses pengolahan hasil perikanan cukup beragam, antara lain berupa :

(1) Daging lumat (minced fish), dihasilkan dari sisa-sisa daging ikan yang menempel pada tulang dan masih bisa dikumpulkan, dapat digunakan untuk bahan dasar pembuatan produk-produk gel ikan seperti bakso, sosis, nugget, siomay, dll.

(2) Minyak ikan, dapat diproduksi dari sisa-sisa daging dan kulit ikan. Pengolahannya dengan cara ekstraksi, dengan kombinasi pemasakan, pengeringan, dan pengepresan untuk memisahkan minyak dan tepung ikan. Manfaat minyak ikan untuk kesehatan dapat mencegah beberapa penyakit, antara lain jantung koroner, kelebihan kolesterol darah, kanker, kerontokan rambut, dan untuk kekebalan tubuh.

(3) Tepung dan silase ikan, dari limbah daging, tulang, insang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk dan pakan ternak/ikan. Tepung ikan merupakan produk berkadar air rendah yang kaya akan protein dan mineral, yang diperoleh dari beberapa proses pengolahan antara lain pemasakan, pengepresan, pengeringan dan penggilingan. Sedangkan silase ikan adalah sisa-sisa ikan yang diawetkan dalam kondisi asam dengan penambahan asam (silase kimia) atau dengan fermentasi/kemampuan bakteri asam laktat (silase biologis). Silase ikan yang dihasilkan berbentuk cair karena protein ikan dan jaringan struktur lainnya didegradasi menjadi unit larutan yang lebih kecil oleh enzim yang terdapat pada ikan.

(4) Kolagen dan gelatin : Kolagen merupakan protein penting yang menghubungkan sel dengan sel yang lain. Kulit dan sisik ikan merupakan salah satu sumber utama kolagen. Pembuatan kolagen dapat dilakukan melalui ekstraksi baik secara konvensional maupun secara enzimatis. Kegunaan kolagen diantaranya adalah untuk suplemen makanan, kosmetik, dan aditif pada makanan dan minuman ringan. Sedangkan gelatin, adalah derivat protein dari serat kolagen yang ada pada kulit, tulang, dan tulang rawan, yang diperoleh melalui proses hidrolisis serat kolagen. Berguna untuk pengolahan pangan (penstabil, pembentuk gel, pengental, pengemulsi, perekat, edible coating, pengikat air), dan non-pangan (kosmetik, medis/farmasi, kertas dll).

[caption caption="Limbah yang berupa cangkang udang. Foto : shrimpmeal.worldpress.com"]

[/caption](5) Chitin dan chitosan, terdapat dalam kulit luar hewan golongan Crustaceae seperti udang dan kepiting, merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pembekuan dan pengalengan udang/kepiting, dan pengolahan kerupuk udang. Untuk memperoleh chitin dari cangkang udang melibatkan proses-proses pemisahan protein (deproteinasi) dan pemisahan mineral (demineralisasi). Sedangkan untuk mendapatkan chitosan dilanjutkan dengan proses deasetilasi. Chitosan dapat dimanfaatkan di berbagai bidang biokimia, obat-obatan atau farmakologi, pangan dan gizi, pertanian, mikrobiologi, penanganan air limbah, industri kertas, tekstil membran atau film, kosmetik dan lain sebagainya.

(6) Pupuk organik/pupuk cair, pupuk organik lengkap yang terbuat dari bahan baku ikan memiliki kualitas sebagai pupuk yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk organik (kompos, pupuk kandang, ataupun pupuk hijau). Untuk pembuatan pupuk cair dilakukan dengan proses hidrolisis dengan bantuan enzim tertentu. Seluruh bagian tubuh ikan maupun limbah cair pengolahan ikan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk ini.

(7) Aneka kerajinan dapat dibuat dari limbah yang berupa sisik dan kulit ikan serta cangkang kekerangan.

[caption caption="Kerajinan dari limbah cangkang kerang. Foto : antikalightings.com"]

[/caption]Dan mungkin masih banyak lagi produk yang dapat dihasilkan dari limbah pengolahan hasil perikanan. Dengan beragamnya produk yang berasal dari pemanfaatan limbah tersebut, kiranya perlu disosialisasikan kepada pelaku usaha maupun orang-orang yang berminat bergerak dalam bidang pengolahan limbah hasil perikanan, agar mereka mampu mengolah limbah tersebut menjadi produk yang bernilai ekonomi. Disamping akan diperoleh keuntungan secara ekonomi (tambahan pendapatan), juga akan dapat menjaga lingkungan kita (tanah, air, dan udara) dari pencemaran limbah pengolahan hasil perikanan.

Salam dari saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun