Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ikan Napoleon, Si Bibir Dower yang Dilindungi

11 Desember 2015   06:04 Diperbarui: 11 Desember 2015   07:37 2989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ikan Napoleon, Cheilinus undulatus (Rüppell, 1835), merupakan salah satu ikan karang terbesar di dunia. Foto : Rob Myers"][/caption]Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus Rüppell, 1835) adalah ikan yang hidup diperairan terumbu karang, termasuk dalam Ordo Perciformes, Familia Labridae. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Napoleon Wrasse, Humphead Wrasse, Napoleonfish, dan Maori Wrasse. Nama lokalnya banyak, antara lain : Mengkait (Kep. Natuna), Maming (Kep. Seribu dan Sulawesi), Siomay (Bangka Belitung), Bele-bele (Kep. Derawan), Lemak (Kep. Karimun Jawa), Ketipas (Kep. Anambas) dan Licin (Nunukan).

Mengapa dinamakan ikan Napoleon? Konon ada yang mengatakan bahwa bentuk tonjolan di kepala ikan ini menyerupai topi Napoleon, sehingga ikan ini dinamakan ikan Napoleon. Ikan Napoleon mendiami wilayah dari pantai timur Afrika, Laut Merah, Samoder Hindia, sampai ke Samodera Pasifik.

[caption caption="Peta penyebaran ikan Napoleon di dunia. Foto : www.flmnh.ufl.edu"]

[/caption]Ikan yang Unik

Merupakan salah satu ikan karang terbesar di dunia, panjang maksimum yang pernah dilaporkan mencapai panjang total (TL : Total Length) 90 inci (2,29 m), namun yang lebih sering ditemui adalah 24 inci (60,0 cm). Betina jarang melebihi sekitar 3 kaki (1 m). Berat maksimum 421 pound (191,0 kg) dan merupakan ikan dengan periode hidup sangat panjang, setidaknya 30 tahun dan dapat mencapai umur maksimum 32 tahun. Diyakini bahwa spesies ini mencapai kematangan seksual pada umur 5-7 tahun dengan ukuran panjang minimal 16-24 inci (40-60 cm).

Napoleon menjadi lebih mengesankan dengan kehadiran punuk menonjol yang terletak di dahinya yang menjadi acuan untuk berbagai namanya. Punuk ini terbentuk di atas mata, menjadi lebih menonjol pada ikan yang lebih tua. Ikan dewasa memiliki tubuh yang relatif tebal, bibir berdaging tebal, dan sirip ekor membulat.

Ikan Napoleon memiliki pewarnaan yang berbeda, dimana ikan jantan mulai dari biru cerah sampai hijau, ungu kebiruan atau biru-kehijauan yang kusam. Betinanya merah-oranye di bagian atas dan pucat atau keputihan pada permukaan daerah perut.

[caption caption="Ikan Napoleon betina berwarna oranye kemerahan, sementara yang jantan berwarna biru kehijauan. Foto : George Ryschkewitsch"]

[/caption]Pada jantan yang besar, punuk di kepala menjadi lebih menonjol dengan pewarnaan biru cerah. Selain itu, pola lekuk-lekuk pola pada wajah warnanya menjadi lebih tajam. Karena ornamen pada kepalanya menyerupai hiasan atau tato wajah dari suku Maori di Selandia Baru, sehingga ikan ini dikenal juga dengan nama Maori wrasse.

[caption caption="Kepala Napoleon, di belakang matanya terdapat dua garis pendek berwarna hitam dan adanya guratan-guratan sehingga menyerupai ornamen wajah suku Maori di Selandia Baru. Foto : Klaus Jost"]

[/caption]Ikan ini mempunyai pola reproduksi yang hermafrodit protogini. Biasanya ikan lahir sebagai jantan dan akan berubah menjadi betina saat menjelang dewasa. Sedangkan ikan Napoleon jantan ada dua tipe, yakni mereka yang terlahir sebagai jantan dan tetap sebagai jantan sejati sampai akhir hayat, dan ada yang memulai hidup sebagai betina dan dalam masa kehidupan berikutnya berubah fungsi sebagai jantan. Perubahan menjadi betina biasanya terjadi setelah berumur 5-10 tahun atau berbobot badan kurang dari 10-15 kg. Faktor pengendali waktu perubahan seks ini belum diketahui.

Ikan Napoleon betina bertelur sepanjang tahun di pinggir atau bagian luar lereng terumbu karang. Proses bertelur ini terjadi dalam kelompok maupun berpasangan. Kegiatan bertelur dalam kelompok sungguh dramatis. Aktivitas itu dimulai dengan berkeliling bersama secara perlahan membentuk suatu kelompok. Saat anggota kelompok bertambah, mereka berenang lebih cepat dan lebih cepat lagi, akhirnya makin rapat membentuk kelompok besar. Pada puncak hiruk-pikuk tadi, seluruh kelompok naik ke arah permukaan laut kemudian secepat kilat berbalik arah dan meninggalkan sebuah massa telur dan sperma di belakang yang segera terbawa oleh arus.

Jika proses bertelur dilakukan secara pasangan, yang jantan menyiapkan tempat bertelur pada seonggok karang atau batu yang menyolok. Dari sini dia menarik perhatian betina yang lewat, yang kira-kira bisa memberi harapan. Caranya, di atas calon pasangan dia bergerak ke atas dan ke bawah dan menggetarkan tubuhnya sembari berenang kembali. Kalau siap menerima pinangannya, si betina akan membalasnya dengan memberi sinyal ke ikan jantan yang meminangnya.

Dengan bangga si betina melengkungkan tubuhnya membentuk huruf “S” sembari mempertontonkan perut buncitnya yang berisi telur. Mereka kemudian bertelur dalam suatu gerakan naik turun secara cepat ke permukaan. Proses bertelur ini berlangsung singkat dalam satu hari, tergantung pada kondisi setempat. Di areal dengan arus pasang surut yang kuat, bertelur terjadi hanya setelah puncak pasang tinggi, keadaan ini ideal untuk memindahkan telur ke luar dari terumbu karang.

Telur mengapung di zona epipelajik (area di mana sinar matahari masih menembus air yang cukup untuk fotosintesa bisa berlangsung, atau zona di laut terbuka di dekat permukaan). Setelah telur menetas, larva mengapung bersama sampai mereka mencapai ukuran tertentu. Ketika cukup besar, mereka turun untuk bergabung dengan organisme penghuni terumbu karang lainnya.

Pada fase larva, ikan Napoleon banyak dijumpai di daerah padang lamun (seagrass) dari jenis Enhalus acoroides, di karang keras dari genus Acropora dan Porites, serta di soft coral dari jenis Sarcophyton sp.

Fase juvenile berwarna hijau pucat dengan garis-garis berwarna gelap pada sisiknya. Juvenil yang berukuran panjang total 3-20 cm atau lebih dijumpai di daerah terumbu di dalam goba (mendiami daerah goba dengan karang yang subur (inner reef), terutama dari karang bertanduk dan Acropora spp, daerah padang lamun (seagrass bed), perairan yang keruh di terumbu karang, perairan dangkal berpasir dekat goba dan daerah mangrove yang berdekatan dengan terumbu karang.

Ikan dewasa lebih umum dijumpai di daerah yang lebih dalam, menyukai daerah lereng terumbu, daerah terumbu yang curam, rataan terumbu, daerah kanal yang curam di dalam terumbu, daerah goba sampai kedalaman 100 (seratus) meter. Ia biasanya soliter, namun kadang didapati pasangan jantan dan betina atau dalam kelompok sosial dengan satu jantan, 2-7 ikan dewasa yang lebih kecil, dan beberapa juvenile (remaja). Menempati wilayah jelajah yang terbatas, ikan dewasa berenang disekitar terumbu selama siang hari, beristirahat di malam hari di gua-gua dan di dalam celah-celah karang.

Ikan ini lebih menyukai hidup di daerah terumbu karang yang banyak terdapat makanan kesukaannya yaitu jenis sea urchin (bulu babi), moluska, dan krustasea. Juga beberapa jenis mangsa yang beracun seperti kelinci laut (sejenis siput laut tanpa cangkang), boxfishes (ikan buntal), dan mahkota bintang laut berduri (Acanthaster planci). Ia juga diketahui memakan belut morray yang bergigi tajam. Karena perilaku yang suka makan hewan beracun, mereka juga berpotensi menjadi racun bila dikonsumsi oleh manusia (keracunan ciguatera).

[caption caption="Bintang laut (Acanthaster planci) dan juga landak laut / bulu babi (sea urchin), sebagai makanan ikan Napoleon. Foto : Becky Kelly"]

[/caption]Ikan karang besar ini memiliki gigi yang kuat dan menyatu dalam paruh seperti burung beo, memungkinkan mereka untuk mengkonsumsi spesies bercangkang keras termasuk moluska, echinodermata, dan krustasea. Gigi faring, set gigi kedua terletak di dalam tenggorokan ikan, yang memungkinkan ikan menghancurkan mangsanya. Penyelam yang mengamati sebuah gerombolan ikan Napoleon makan di terumbu akan mendengar suara seperti sekelompok anak-anak yang sedang memakan kembang gula dan melihat tebaran “debu” dari pembongkaran karang keras oleh spesies ini. Potensi predator bagi ikan Napoleon adalah ikan karang yang lebih besar termasuk hiu.

Pemanfaatan

Meskipun spesies ini berumur panjang, tetapi tingkat reproduksi yang sangat rendah mengakibatkan mudahnya terjadi penurunan angka populasi karena sejumlah ancaman. Ancaman ini meliputi perdagangan ikan karang hidup untuk konsumsi, penangkapan ikan yang merusak (sianida/dinamit), hilang atau rusaknya habitat dan degradasi, perdagangan ikan hias laut, maupun kegiatan perikanan yang tidak mentaati peraturan-perundangan.

Ikan Napoleon termasuk salah satu target utama penangkapan oleh nelayan. Hal ini disebabkan karena permintaan pasar yang sangat tinggi dengan harga yang cukup mahal. Harga ikan ini mencapai US$ 100 kg pada pasar ikan hidup di Hongkong dan Cina, oleh karena itu menjadi negara tujuan utama ekspor ikan ini dari Indonesia.

Di Hongkong, daging ikan Napoleon yang lezat dan lembut bahkan dijadikan simbol status sosial dan ekonomi bagi yang memakannya. Misalnya, menu ikan Napoleon yang ada di Hong Kong disebut sio moy. Sio moy ini biasanya dihidangkan pada acara atau peringatan khusus seperti pesta ulang tahun, kelahiran, atau perkawinan. Selain itu, sajian ikan Napoleon ini sering pula hadir saat ada jamuan makan dengan relasi bisnis. Selain daging, bibir ikan Napoleon dipercaya punya khasiat khusus, yaitu sebagai penambah stamina seksual bagi para pria dewasa.

Permintaan ekspor yang cukup tinggi dan mahalnya harga jual ikan ini, menyebabkan terjadinya penangkapan liar yang mengakibatkan penurunan populasi dan kerusakan terumbu karang karena penggunaan sianida. Untuk mencegah berlanjutnya kerusakan ini, maka pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengeluarkan Keputusan Menteri Nomor 37/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus), dengan status perlindungan terbatas untuk ukuran tertentu. Didalam Kepmen KP tersebut diatur bahwa ukuran 100-1.000 gram dan ukuran diatas 3.000 gram dilarang untuk ditangkap.

Hal ini bertentangan dengan keinginan konsumen (Hongkong) bahwa ukuran ideal ikan Napoleon yang dibeli ialah 7-8 ons. Pertentangan ukuran antara konsumen Hongkong dan kebijakan pemerintah mengakibatkan permintaan ikan Napoleon menjadi menurun.

Namun, karena pengawasan yang lemah, diduga di lapangan masih terjadi perdagangan ikan ukuran 7-8 ons secara ilegal. Sepert terjadinya transhipment (bongkar muat ikan ditengah laut) dan perdagangan ikan Napoleon yang tergolong kedalam kasus unreported (tidak dilaporkan atau dilaporkan secara tidak benar), yaitu tidak dilaporkan sebagai perdagangan Napoleon, melainkan dimasukkan kedalam kategori ikan kerapu atau ikan karang. Hal ini perlu diantisipasi agar tujuan untuk menjaga kelestarian ikan Napoleon bisa terwujud.

[caption caption="Ikan Napoleon dari perairan Raja Ampat, Papua. Sekarang ikan Napoleon merupakan jenis ikan yang dilindungi dan sudah dikategorikan “Endangered” (Langka) oleh IUCN. Foto : Maridom"]

[/caption]Sebelumnya ikan Napoleon terdaftar sebagai "Vulnerable" (rentan) oleh World Conservation Union (IUCN), kemudian pada tahun 2004 ditingkatkan statusnya menjadi "Endangered" (langka). Napoleon juga tercantum dalam Appendix II dari CITES sejak tahun 2005. (Dari berbagai sumber).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun