Dalam rangka menjaga harapan ini, biasakanlah setiap menjelang tidur bertanya pada diri kita sendiri sambil membayangkan waktu mayat kita sudah diturunkan di liang lahat, "apakah yang akan dikatakan orang-orang tentang diri kita?"
Apakah orang terdekat kita seperti pasangan hidup, anak, orang tua, saudara-saudara kandung dan meluas ke tetangga, teman kantor, dst mengatakan "sugeng tindak....... Semoga engkau damai di sisi-Nya. Aamiin YRA." Ucapan mereka dituturkan dengan tulus dan mungkin meneteskan air mata.
Â
Didi Kempot mungkin merupakan salah satu contoh dari jawaban dari pertanyaan di atas. Sebagamana yang disampaikan oleh Rosiana Silalahi dari Kompas TV beberapa malam setelah Sang Maestro Dangdut meninggal di acara "Tribute to Didi Kempot."
Rosi menutup acaranya dengan suara terbata-bata dan linangan air mata, "Sugeng tindak Pakdhe... Semoga Engkau damai di sisi Nya dengan membawa seluruh amal baikmu."
Penulis berharap agar tulisan ini menjadi pengingat untuk penulis sendiri pada khususnya, dan mungkin untuk pembaca pada umumnya. Yah seperti pitutur Jawa yang maknanya sangat dalam, yaitu "urip iku ming mampir ngombe."
Selama hayat dikandung badan, marilah kita selalu eling lan waspodo, mencari ilmu sebagai modalitas hidup bahagia dunia wal akhirat. Bukankah Rosul menyampaikan carilah ilmu semenjak dilahirkan sampai menjelang masuk ke liang lahat. Ngelmu iku kelakone kanti laku, yang artinya harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H